Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Pernah ada yang bilang ke aku, kalau pasangan yang pacaran di candi siang-siang itu gampang putus. Ah, mbuh lah ya.
Tapi, dari pengamatanku sendiri, pas kebetulan singgah di candi-candi siang-siang memang jarang ada pasangan yang tampak sedang pacaran. Kalau aku perhatikan, ya umumnya pasangan yang memadati candi itu datangnya pas sore hari.
Barangkali karena kalau siang hari di lokasi candi itu panas ya? Kan di sana ya juga minim tempat berteduh. Jadi, mungkin cuaca yang panas itu merembet ke suasana hati pasangan dan membuat emosi mudah tersulut? Hehehe.
Yang jelas, siang-siang di hari Sabtu (11/4/2015) ada banyak pasangan yang tampak sedang mojok di salah satu sudut Kompleks Percandian Muaro Jambi. Nggak tau deh ya, mereka sedang pada pacaran atau nggak. Berpikir positif sajalah, kalau mereka sedang berdiskusi tentang masa depan yang nggak lebih jelas dari masa lalu….
...ngoceh apa aku ini...
Buat ngadem sambil piknik di sini enak nih.
Kalau candi-candi di Kompleks Percandian Muaro Jambi dimanfaatkan untuk ber-selfie ria, Kolam Telago Rajo di sisi tenggaranya Candi Gumpung ini dimanfaatkan sebagai tempat untuk mojok, eh, maksudnya tempat untuk beristirahat, bersantai, menikmati semilir angin di bawah rindangnya pohon-pohon di sekeliling kolam.
Cocok sebagai lokasi untuk menggelar tikar dan menyantap bekal dari keranjang piknik. Asal ya tetap menjaga kebersihan dan sopan-santun saja.
SILAKAN DIBACA
Kolam Telago Rajo ini penampakannya 11-12 dengan kolam-kolam yang biasa dijumpai di lapangan golf. #eh Sekilas, bentuknya ya berupa lembah gitu yang terisi air. Nggak ada struktur batu bata sebagaimana bangunan di Kompleks Percandian Muaro Jambi pada umumnya.
Kok ya kalau dipikir-pikir mirip genangan air hujan ya?
Kalau ada perahu bebek-bebekan mungkin ya menarik juga.
Meski demikian, jangan salah! Kolam Telago Rajo ini merupakan salah satu peninggalan purbakala yang ada di Kompleks Percandian Muaro Jambi. Diduga, kolam berukuran 130 meter x 100 meter dengan kedalaman 2-3 meter ini difungsikan sebagai sumber air untuk kebutuhan aktivitas di Kompleks Percandian Muaro Jambi. Kan biasa itu kalau candi-candi dibangun dekat dengan sumber air.
Selain itu, ada pula dugaan bahwa kolam ini difungsikan sebagai pengontrol air untuk mengantisipasi banjir yang melanda kompleks percandian. Bisa jadi, ukuran Kolam Telago Rajo di masa lalu jauh lebih luas dari yang bisa kita saksikan sekarang ini.
Orang zaman dulu apa ya pada berjualan di sekitar Kolam Telago Rajo juga ya?
Untuk Pembaca yang mencari tempat beristirahat di Kompleks Percandian Muaro Jambi, mungkin bisa melewatkan waktu sejenak di Kolam Telago Rajo.
NIMBRUNG DI SINI
Btw, kok telogone bentuke kekinian ya? Gak ada bau-bau purbakala.
Jangan-jangan itu telaga memang \"hidup\"?
Bagus ya tempatnya? Cuma itu agak susah juga kayaknya kalau harus ada bebek-bebekan.
Soalnya keliatan agak kecil ya di foto? Hehehe. :D
Bikin betah nongkrong di situ.
Kalau malam masih ada yang mojok nggak ya?
Kebetulan aja kali ya? Hehehe.
Mitos itu sih kalau menurutku.
Mungkin ngoceh karena pengen Mas wkwkw pizzz
Mas Wijna... sepertinya komplek ini pas buat bawa keluarga jalan-jalan heppy ke sini Mas daripada bawa pujaan hati....
Wah, kolamnya keren tuh kalo dikasih bola air/waterball buat pengunjung.
Kalau hal bahagia itu harus dinikmati bersama, sayang kan bila semilirnya angin dan indahnya pepohonan daerah sekitar bila hanya dinikmati sendiri.
Wah, sepertinya dua orang itu asyik sedang berdiskusi masalah masa depan mereka.
Tapi kalau terjadi yang iya-iya ya mbohlah, weslah. Hehehe.