Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Sesuatu yang kembar, agaknya selalu mendapat tempat spesial di hati orang-orang. Contoh yang gampang, paling ya anak kembar. Yang mana, sepertinya kerap bikin gemas orang-orang yang melihatnya. Ya toh?
Sedangkan Candi Kembar Batu yang terletak di Kompleks Percandian Muaro Jambi ini apa yang membuatnya spesial ya?
Hmmm…
Bangunan candi kembar yang pertama.
Bangunan candi kembar yang kedua. Eh, sebetulnya nggak kembar-kembar juga ya?
Bicara tentang candi kembar, selama ini aku tahunya bangunan candi yang kembar ya hanya sebatas bangunan induk di Candi Plaosan yang terletak di Prambanan, Jawa Tengah itu.
Buat Pembaca yang belum tahu, Candi Plaosan merupakan suatu kompleks percandian yang terbagi ke dalam dua kawasan yakni utara dan selatan. Di kompleks bagian utara, berdiri dua bangunan induk dua lantai yang wujudnya bisa dibilang kembar.
Bangunan induk di kompleks Candi Plaosan Lor yang kembar itu. Difoto pada Juli 2008.
Seperti yang sudah aku singgung di atas, Kompleks Percandian Muaro Jambi rupa-rupanya juga memiliki bangunan candi yang kembar. Bangunan candi yang kembar ini diberi nama Candi Kembar Batu yang terletak sekitar 250 meter dari Candi Tinggi.
Sayangnya, wujud dari candi kembar di Jambi ini tidak semolek Candi Plaosan. Sebab, yang saat ini terlihat hanya bagian kaki candinya saja. Candi Kembar Batu dipugar pada tahun 1994 – 1995.
Semacam tempat untuk meletakkan tiang kayu yang berbentuk balok.
Sedangkan patok-patok batu ini dulunya apa ya? Hmmm...
Meski demikian, wujud candi yang seperti ini lumrah, karena aku menduga kuat bahwa dahulunya struktur dinding serta atap Candi Kembar Batu ini terbuat dari material selain batu seperti kayu, gerabah, atau dedaunan.
Eh, kalau menyinggung tentang batu bata, sebetulnya batu bata itu kan material bangunan yang wujudnya kembar satu sama lainnya toh?
Sisa-sisa gapura masuk ke kompleks Candi Kembar Batu.
Parit yang berjarak sekitar 10 meter dari pagar.
Aku menduga, adanya sisa-sisa batu bata menunjukkan bahwa sisi parit dahulunya diperkokoh dengan bata.
Pagar yang mengelilingi kompleks Candi Kembar Batu.
Selain keberadaan dua bangunan kembar, Candi Kembar Batu ternyata dikelilingi oleh sejumlah bangunan lain. Secara keseluruhan, Candi Kembar Batu dikelilingi oleh sembilan bangunan yang kesemuanya dipagari oleh pagar batu dan dilindungi parit.
Dalam bayanganku, dahulunya Candi Kembar Batu ini merupakan suatu kompleks hunian. Semacam tempat tinggal bagi orang yang memiliki kedudukan penting. Bisa jadi tempat tinggalnya pejabat kerajaan atau yang mirip-mirip. Yang jelas, bukan tempat tinggal rakyat biasa.
Sisa-sisa struktur kaki suatu bangunan yang ada di sekitar Candi Kembar Batu.
Apa yang aku bayangkan ini berdasarkan informasi bahwa di sekitar kompleks Candi Kembar Batu terdapat temuan gong perunggu bertulis huruf Cina, lempengan-lempengan emas, batu mulia, bata bertuliskan huruf Jawa kuna, serta keramik Cina.
Bila berasumsi bahwa temuan-temuan tersebut merupakan peninggalan orang-orang yang dahulu kala bermukim di sini, kuat dugaannya bahwa orang-orang yang dahulu beraktivitas di sini memang bukan sembarang orang.
Sejumlah batu bata terlihat menumpuk mengelilingi pepohonan.
Beberapa batu juga ada yang terperangkap oleh akar pohon.
Bayanganku pun meliar. Pemandangan yang tersaji di masa kini, mendadak berubah ke zaman lampau. Siang hari yang terik, berganti menjadi kelamnya malam yang disinari rembulan purnama.
Parit yang semula kering dan dangkal, kini kembali dalam dan dipenuhi air. Wujudnya pun tak ubahnya kanal yang menjadi ciri khas foto-foto di Venesia. Tentu sekelilingnya bukan bangunan batu, melainkan pohon-pohon yang tumbuh lebat dan rapat.
Di kanal itu, terlihat ada perahu. Ia bergerak pelan menyibak air yang tenang. Gemericik suara dayung beradu dengan air memecah keheningan malam. Adapun serangga-serangga malam sesekali turut mengucap salam.
Perahu itu pun pelan-pelan merapat ke dermaga di dekat gerbang masuk. Obor yang semula berada di haluan perahu berpindah ke darat sambil tetap digenggam oleh seorang abdi kerajaan. Pancaran nyala api yang temaram itu memandu iringan-iringan tamu dari negeri Cina yang dari raut wajahnya tampak kelelahan.
Mereka pun berjalan, menyusuri jalan setapak, memasuki gapura, dan terpesona dengan bangunan yang akan menjadi tempat singgah mereka di Bumi Sriwijaya untuk beberapa hari ke depan.
Selesai.
Dari Candi Kembar Batu, saatnya pindah ke candi berikutnya!
NIMBRUNG DI SINI
wij, contohnya... Ah sudahlah :D
Eh, candi ini kembar ya? Dulu pas dateng
kesini gak merhatiin kalo mereka kembar...
Sriwijayanya, namun sekarang?
Kalau jadi mah bisa kali yah main-main ke sini.
Penasaran juga gimana sih orang-orang jaman dulu itu membangun candi yang bisa mirip dan simetris gini, besar pula...
Tapi, pembangunan candi itu ya ada aturannya lho.