Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Tahun 2015 merupakan tahun di mana aku “ikhlas” menghambur-hamburkan uang demi melancong ke Sumatra . Contohnya tanpa pikir panjang langsung membeli tiket pesawat dari Jambi ke Jakarta karena tergiur tarif diskon promo Hari Raya Imlek, hahaha.
Nah, selesai melunasi pembayaran tiket pesawat itu aku baru mikir:
Lha, kok ya kurang kerjaan banget aku beli tiket pesawat dari Jambi ke Jakarta?
Domisiliku sekarang ini kan di Yogyakarta.
Gimana caraku ke Jambi?
Setelah berpikir agak lama, akhirnya otakku mencetuskan jawaban.
Ah, dipikir nanti-nanti sajalah!
Toh, tiket pesawatnya masih lama ini!
Seperti yang terlihat pada screenshot di bawah, tiket pesawat dari Jambi ke Jakarta itu berangkatnya tanggal 12 April 2015. Sementara aku membeli tiket itu pada akhir Februari 2015.
Ya kan? Masih lama kan?
Masih ada satu bulan lebih!
Lha wong, Maret saja belum.
Jadi ya mikir gimana caranya dari Yogyakarta ke Jambinya nanti-nanti saja lah!
Alasan yang Mendasari Blusukan ke Bengkulu dan Jambi
Hari demi hari pun berlalu. Hingga mendekati akhir bulan Maret 2015, aku baru ingat bahwa aku punya tiket pesawat dari Jambi ke Jakarta! Sayang banget kalau dibiarkan hangus!
Aku pun kembali melanjutkan mikir yang tertunda.
Gimana ya caraku ke Jambi dari Yogyakarta?
Sebetulnya sih jawaban pertanyaan di atas itu kan gampang banget:
Ya naik pesawat saja toh!
Dari Yogyakarta kan bisa naik pesawat ke Jakarta. Nah, baru dari Jakarta disambung naik pesawat ke Jambi.
SELESAI KAN MASALAH?
Ya nggak!
Masalah bertambah “pelik” karena setelah merenung lama, akhirnya aku memutuskan membeli tiket pesawat dari Jakarta ke Bengkulu untuk keberangkatan tanggal 8 April 2015!
Ngawur toh?
Ngapain juga beli tiket pesawat dari Jakarta ke Bengkulu!?
Harusnya kan beli tiket tujuan Jambi!
Memangnya Bengkulu dan Jambi itu sedekat Yogyakarta dan Jawa Tengah!?
Nah itu!
Kekalapanku menghambur-hamburkan uang untuk melangsungkan misi berburu air terjun di Sumatra ternyata membawa efek samping berupa hasrat ingin tantangan. #kurang.kerjaan.banget
Jadi dalam pikiranku pada waktu itu begini:
Kan aku sama sekali belum pernah ke Bengkulu dan Jambi. Jadi ya sekalian saja toh sekali pergi mengunjungi 2 provinsi sekaligus? Hemat waktu dan biaya kan?
Di Bengkulu dan Jambi pasti ada air terjun toh? Datang tanggal 8. Pulang tanggal 12. Berarti ada 5 hari. Cukup kan buat menyambangi air terjun?
Nah, yang masih jadi PR adalah gimana caranya aku berpindah provinsi dari Bengkulu ke Jambi.
Apakah naik pesawat?
Apakah naik bus?
Ternyata jawabannya adalah naik mobil travel!
Jadi, dari hasil penelusuranku di internet, ternyata air terjun di Jambi itu ngumpulnya di wilayah barat provinsi yang amat sangat-sangat jauh dari Kota Jambi. Jaraknya mungkin ada lebih dari 200 km. WAOW!
Ya wajar sih, soalnya wilayah barat Provinsi Jambi itu kan didominasi pegunungan yang mana itu adalah habitat favoritnya air terjun. Beda sama wilayah timur (seperti di sekitar Kota Jambi) yang umumnya dataran rendah, muara sungai, rawa, kebun sawit, dan semacamnya.
Ndilalah aku juga menemukan informasi perihal Kota Sungai Penuh. Kota Sungai Penuh ini dahulunya adalah ibu kota Kabupaten Kerinci. Kota ini terletak di ujung paling barat Provinsi Jambi yang masuk ke dalam wilayah Pegunungan Bukit Barisan. Oleh sebab itu, kabarnya di dekat Kota Sungai Penuh ada air terjun! Hoooo!
Sipnya lagi, ada layanan mobil travel yang menghubungkan Kota Sungai Penuh dengan Kota Bengkulu dan Kota Jambi. Jadinya, untuk pindah dari Bengkulu ke Jambi nggak perlu dengan naik pesawat deh! #hemat.ongkos
Alhasil, terwujudlah suatu rute perjalanan “membelah Sumatra dari barat ke timur” seperti di bawah ini.
- Dari Yogyakarta ke Jakarta naik kereta.
- Dari Jakarta ke Bengkulu naik pesawat.
- Dari Bengkulu ke Sungai Penuh naik mobil travel.
- Dari Sungai Penuh ke Jambi naik mobil travel.
- Dari Jambi ke Jakarta naik pesawat.
Selesai kan?
Selanjutnya aku akan bercerita rangkuman perjalananku selama 5 hari di Bengkulu dan Jambi.
Apa yang Terjadi pada Hari Rabu (8/4/2015)
Aku berangkat dari Yogyakarta ke Jakarta naik Kereta Api Bogowonto pada hari Selasa pagi (7/4/2015) dan tiba pada sore harinya. Di Jakarta aku menginap semalam di rumah.
Hari Rabu paginya (8/4/2015) aku ke Bandara Soekarno-Hatta diantar Bapak dan Ibu. Pas ditanya akunya mau kemana aku jawab dengan jawaban “ya, begitulah”, hehehe.
Pukul sembilan pagi aku mendarat dengan selamat di Bandara Fatmawati Bengkulu. Setelah mengisi perut dengan lontong sayur di kedai sederhana di luar bandara, aku langsung menunaikan misi memburu air terjun.
Awalnya sih aku berniat memburu air terjun di Kabupaten Kepahiang. Akan tetapi, karena di tengah perjalanan hujan mendadak turun akhirnya aku mengganti tujuan ke Air Terjun Suban Air Panas di Kabupaten Rejang Lebong.
Pembaca bisa menyimak cerita petualangan ke Air Terjun Suban Air Panas dari tautan di bawah ini.
SILAKAN DIBACA
Dari Air Terjun Suban Air Panas aku tiba kembali di Kota Bengkulu sekitar pukul 7 malam. Setelahnya aku ngojek ke toko kaos khas Bengkulu. Aku sudah mencatat alamat tokonya dari internet.
Ternyata, alamat yang menjadi rujukanku itu bukan alamat toko kaos ataupun rumah produksi kaos! Alamat itu adalah alamat rumah yang gelap nggak berpenghuni! #horor.banget
Aku sempat menelpon nomor kontak toko kaos tapinya nggak diangkat . Jadi ya sudah. Karena misi beli kaos khas Bengkulu gagal, akhirnya si abang ojek aku suruh untuk mengantarkanku ke Hotel Vista yang konon merupakan hotel murah meriah di Kota Bengkulu.
Aku makan malam nasi goreng di seberang hotel. Sehabis itu tidur deh!
Pengeluaran pada hari Rabu ini adalah sebagai berikut:
Sarapan lontong sayur | Rp9.000 |
Angkot dari Bandara ke Pasar Panorama | Rp4.000 |
Mobil travel ke Curup | Rp50.000 |
Ojek ke Suban Air Panas | Rp15.000 |
Tiket masuk Suban Air Panas | Rp10.000 |
Pungutan air terjun pertama | Rp2.000 |
Pungutan air terjun kedua | Rp2.500 |
Pungutan keluar dari air terjun | Rp2.000 |
Makan siang bakso | Rp10.000 |
Ojek ke tempat mangkal mobil travel | Rp20.000 |
Mobil travel ke Kota Bengkulu | Rp50.000 |
Oleh-oleh makanan dari Curup | Rp53.000 |
Air mineral 600 ml | Rp4.000 |
Ojek muter-muter di Kota Bengkulu | Rp40.000 |
Menginap di Hotel Vista | Rp80.000 |
Beli sandal jepit dan sabun mandi | Rp16.000 |
Makan malam nasi goreng | Rp10.000 |
Total pengeluaran | Rp337.500 |
Apa yang Terjadi pada Hari Kamis (9/4/2015)
Hari Kamis pagi (9/4/2015) aku menyempatkan diri jalan-jalan pagi di pantai dan merasakan sensasi naik angkot Kota Bengkulu yang jalurnya bisa di-custom sesuai permintaan penumpang, hahaha.
Pantai yang jadi tujuanku adalah Pantai Tapak Paderi yang terletak di seberang Benteng Marlborough. Niatnya sih mau mencari sarapan di dekat sana. Akan tetapi, di sana malah nggak ada yang jual makanan. Duh!
Selama perjalanan mencari sarapan ini aku sempat menyambangi sejumlah bangunan unik. Cerita lengkapnya bisa Pembaca simak pada artikel di bawah ini.
SILAKAN DIBACA
Tiba kembali di Hotel Vista aku langsung mandi dan siap-siap menunggu jemputan mobil travel yang akan membawaku ke Kota Sungai Penuh.
Aku dijemput mobil travel dari Po. Safa Marwa sekitar pukul 9 pagi. Dari hotel mobil travel kemudian bergerak ke agen dan berhenti sebentar di sana. Di agen aku membayar tarif mobil travel. Selain ada penumpang baru yang naik, beberapa titipan kardus paket turut dimasukkan ke dalam bagasinya mobil travel.
Umumnya, perjalanan dari Kota Bengkulu ke Kota Sungai Penuh lewat jalur darat naik mobil travel memakan waktu sekitar 12 jam perjalanan. Berangkat dari Kota Bengkulu pukul 9 pagi dan diperkirakan sampai di Kota Sungai Penuh secepat-cepatnya ya pukul 9 malam.
Sepanjang perjalanan darat yang lama dan membosankan itu aku sangat menikmati pemandangan dari balik jendela. Gimana nggak? Pemandangan di sepanjang jalan didominasi pantai-pantai berpasir putih yang tersembunyi di balik rimbunnya semak! #wow
Aku sempat berandai-andai. Andaikata aku membawa kendaraan sendiri, aku bisa sesuka hati berhenti di pinggir jalan kemudian menjamah salah satu pantai tersebut. Apalagi pantainya sepi! Seakan-akan berlaku pakem, “Pilih sendiri pantaimu dan rasakan kesendirian di sana!”
Sayang, karena aku duduk di jok tengah jadinya aku nggak bisa memotret pemandangan dari dalam mobil travel.
Di tengah perjalanan, mobil travel sempat dua kali berhenti istirahat makan. Waktunya sekitar pukul satu siang dan sembilan malam di suatu warung makan di pinggir jalan. Seingatku, mobil travel berhenti di salah satu tempat di Kabupaten Bengkulu Utara dan di Kabupaten Pesisir Selatan (yang ini di Sumatra Barat).
Kira-kira pukul setengah 11 malam mobil travel baru masuk Kota Sungai Penuh. Atas saran ibu penumpang yang duduk di sampingku, aku meminta pak sopir supaya menurunkanku di depan Hotel Jaya Wisata.
Katanya si Ibu, Hotel Jaya Wisata itu adalah hotel yang lumayan bagus di Kota Sungai Penuh. Sebetulnya aku punya beberapa referensi penginapan yang lain. Tapi ya malas juga sih kalau mendekati tengah malam begini harus keluyuran mencari penginapan. Untungnya Hotel Jaya Wisata masih menyediakan kamar kosong walau tarifnya agak mahal.
Cerita tentang penginapan yang sempat aku singgahi di Bengkulu dan Jambi bisa Pembaca simak pada artikel di bawah ini.
SILAKAN DIBACA
Jadi, pada hari Kamis ini aku seharian penuh berada di dalam mobil travel. Alhamdulillah aku nggak mabuk walaupun sepanjang perjalanan sangat berusaha menahan kentut, hehehe.
Pengeluaran pada hari Kamis adalah sebagai berikut:
Angkot ke Pantai Tapak Paderi | Rp4.000 |
Angkot ke Hotel Vista | Rp4.000 |
Sarapan lontong tanjung | Rp15.000 |
Mobil travel ke Sungai Penuh | Rp150.000 |
Makan siang nasi rames | Rp18.000 |
Makan malam nasi Padang | Rp13.000 |
Menginap di Hotel Jaya Wisata | Rp180.000 |
Total pengeluaran | Rp384.000 |
Apa yang Terjadi pada Hari Jumat (10/4/2015)
Hari Jumat (10/4/2015) aku bangun pukul setengah 6 pagi dan bersiap memulai misi perburuan air terjun di Jambi. Aku sengaja berangkat sepagi mungkin karena nggak mau terlewat menunaikan salat Jumat. Pokoknya, sebelum salat Jumat aku sudah harus sampai lagi di Hotel Jaya Wisata.
Air terjun yang menjadi sasaranku adalah Air Terjun Pendung. Menurut informasi dari internet, air terjun ini hanya berjarak sekitar 10 km dari Kota Sungai Penuh. Lumayan dekat kan?
Akan tetapi, untuk bisa sampai ke lokasi air terjun ternyata bukan perkara mudah! Aku sempat tersasar di dalam hutan dan nyaris putus asa. Hampir kehilangan nyawa juga malahan.
Cerita lengkap petualanganku menyambangi Air Terjun Pendung bisa Pembaca simak pada artikel di bawah ini.
SILAKAN DIBACA
Alhamdulillah, niatku untuk bisa menunaikan salat Jumat dikabulkan oleh Gusti Allah SWT. Aku tiba kembali di Hotel Jaya Wisata nyaris sebelum azan zuhur berkumandang. Setelah mandi kilat aku pun berangkat menunaikan salat Jumat di Masjid Baiturrahim yang terletak nggak begitu jauh dari Hotel Jaya Wisata.
Selesai menunaikan salat Jumat aku check out dari hotel dan menuju ke agen pusat mobil travel Safa Marwa. Mobil travel ke Kota Jambi baru berangkat pukul setengah 7 malam. Katanya kakak customer service, jika perjalanannya lancar nanti sampai di Kota Jambi menjelang subuh.
Karena pada waktu itu masih siang, jadi sambil menunggu pukul setengah 7 malam tiba aku manfaatkan untuk jalan-jalan mengelilingi Kota Sungai Penuh. Salah satunya adalah mengunjungi Masjid Agung Pondok Tinggi.
Cerita lengkap blusukan di Kota Sungai Penuh bisa Pembaca simak pada artikel di bawah.
SILAKAN DIBACA
Di Kota Sungai Penuh ini aku sempat kehilangan uang yang aku perkirakan sebesar Rp300.000. Sepertinya sih aku kurang teliti meletakkan uang di dalam tas. Mungkin uang itu terjatuh pas aku bolak-bolak mengeluarkan kamera dari dalam tas.
Sekitar pukul 7 malam mobil travel pun berangkat ke Kota Jambi. Aku duduk di kursi paling depan yang sejajar dengan pak sopir. Ini sebetulnya posisi kursi yang cocok buat motret. Tapi sayang, karena sudah malam jadinya aku nggak bisa motret pemandangan.
Tetangga di sampingku adalah anak seusia pelajar SMP. Dirinya pendiam. Alhasil, kami nggak banyak ngobrol.
Yang menarik dari mobil travel di Kota Sungai Penuh ini adalah berangkat malam secara beriringan (konvoi) dengan sejumlah mobil dari po. travel lain. Kata pak sopir sih untuk mengantisipasi jika di tengah perjalanan nanti terjadi “sesuatu”.
Betul saja. Belum ada satu jam perjalanan, mobil travel yang aku tumpangi berpapasan dengan satu mobil travel yang bermasalah. Ban belakang kiri mobil tersebut terperosok ke sawah sehingga sulit untuk kembali menjejak aspal.
Alhasil, setiap mobil travel yang lewat sana pasti berhenti. Sopir serta penumpangnya turun untuk membantu si sopir yang mobil travel-nya terperosok. Seingatku, pada saat itu ada sekitar 5 mobil travel yang ikut berhenti. Akhirnya, mobil travel yang terperosok itu dapat diselamatkan dengan cara ditarik tali oleh truk yang kebetulan melintas.
Setelah mobil travel yang terperosok ke sawah itu terselamatkan, perjalanan ke Kota Jambi pun berlanjut. Mobil travel sempat berhenti sekali di warung makan merangkap kios oleh-oleh di pinggir jalan untuk beristirahat.
Oh iya, karena malam ini aku berada di mobil travel jadinya aku irit ongkos menginap deh, hehehe.
Pengeluaran pada hari Jumat adalah sebagai berikut:
Ojek ke Air Terjun Pendung | Rp20.000 |
Angkot ke Kota Sungai Penuh | Rp6.000 |
Camilan roti di warung | Rp6.000 |
Camilan es alpukat di pasar | Rp7.000 |
Camilan susu di minimarket | Rp3.500 |
Makan siang nasi Padang lauk telur | Rp16.000 |
nge-warnet | Rp3.000 |
Mobil travel ke Jambi | Rp140.000 |
Camilan 2 gorengan dan teh di warung | Rp7.000 |
Total pengeluaran | Rp208.500 |
Apa yang Terjadi pada Hari Sabtu (11/4/2015)
Hari Sabtu (11/4/2015) sekitar pukul empat pagi lewat, Alhamdulillah mobil travel sampai dengan selamat di Kota Jambi.
Eh, lebih tepatnya sih sampai dengan selamat di agen yang jaraknya beberapa kilometer dari pusat Kota Jambi.
Aku memilih turun di agen karena aku belum merencanakan mau ngapain setelah sampai di Kota Jambi. Pikirku, di sana aku bisa bersantai menunggu terbitnya matahari sambil mencari informasi di internet. Tapi sayang, ternyata kondisi di sana nggak mendukung untuk itu.
Jadi, aku pun keluar dari agen dan ngojek ke seputaran Pasar Angso Duo di Kota Jambi. Pak ojek saja kebingungan ada urusan apa aku ke pasar pagi-pagi.
Setibanya di kawasan Pasar Angso Duo, aku minta diturunkan di dekat Masjid Magat Sari. Selepas menunaikan salat subuh aku mulai menelpon-nelpon sejumlah penginapan yang aku peroleh nomor kontaknya dari internet.
Setelah beberapa kali menelpon, akhirnya aku menjatuhkan pilihan ke Hotel Jayakarta. Berhubung pada waktu itu belum ada angkot yang lewat jadilah aku jalan kaki ke hotel demi menghemat ongkos ojek, hehehe.
Setelah mengamankan kamar hotel aku pun menjajal “peruntungan” dengan pergi ke Kompleks Candi Muaro Jambi. Sebagai orang yang sudah sering keliaran mengunjungi candi-candi di Jawa, jelas kurang lengkap rasanya jika belum menyambangi Kompleks Candi Muaro Jambi.
Walaupun merupakan objek wisata sejarah yang paling tersohor se-Jambi, ternyata pergi ke Kompleks Candi Muaro Jambi tanpa kendaraan pribadi bukan hal mudah!
Karena merasa ongkos ojeknya kemahalan (dana blusukan sudah menipis ) aku hanya ngojek sampai setengah jalan. Sisa setengah jalannya lagi aku tempuh dengan 3 kali menumpang naik truk ditambah jalan kaki sejauh 4 km! Wew…
Alhamdulillah pas pulangnya ada warga yang berbaik hati memperbolehkan aku ikut menumpang di mobilnya sampai ke Pasar Angso Duo. Alhamdulillah banget kan ya?
Cerita lengkap tentang perjalanan ke Kompleks Candi Muaro Jambi bisa Pembaca simak pada artikel di bawah.
SILAKAN DIBACA
- Candi Tinggi Muaro Jambi yang Bisa Didaki
- Candi Gumpung Muaro Jambi yang Lapangannya Luas
- Trik Nebeng ke Candi Muaro Jambi
- Nama yang Janggal itu Candi Tinggi I Muaro Jambi
- Numpang Lewat di Candi Kedaton Muaro Jambi
- Candi Astano Muaro Jambi dengan Padang Bunga Mungil
- Bayangan Masa Lalu di Candi Kembar Batu Muaro Jambi
- Lokasi Mojok di Kolam Telago Rajo Muaro Jambi
- Pikiran Liar Sepanjang Jalan Aspal 4 km
- Ini Candi Sialang, Bukan Candi Sialan!
- Candi Gedong Juga Ada di Muaro Jambi!
- Kanal Tua Sriwijaya dan Si Penunggu yang Menyedihkan itu
Setibanya di Pasar Angso Duo, aku “merayakan” kesuksesan misi memburu air terjun di Bengkulu dan Jambi ditambah misi tambahan pergi ke Kompleks Candi Muaro Jambi dengan makan siang di foodcourt mall WTC. Hedon sedikit lah ceritanya.
Setelah kenyang makan di foodcourt aku melanjutkan perjalanan dengan naik angkot menyambangi toko kaos khas Jambi. Alhamdulillah kali ini toko kaosnya benar-benar eksis dan ketemu!
Ada hal unik pas aku naik angkot di Kota Jambi sebab aku dua kali naik angkot yang sama! Pak sopirnya pun bingung dan sedikit jengkel.
Ceritanya, pas aku naik untuk yang pertama kali, si pak sopir bilang kalau setelah ini dia mau selesai narik. Eh, ternyata dia masih narik pas aku naik untuk yang kedua kali, hahaha.
Selesai belanja kaos dan mampir ngadem di Jambi Prima Mall aku tiba lagi di Hotel Jayakarta pas Magrib. Selesai salat aku capcus beli nasi goreng sama sekuteng buat santap malam. Habis itu tidur deh!
Pengeluaran pada hari Sabtu ini adalah sebagai berikut.
Ojek ke kawasan Pasar Angso Duo | Rp30.000 |
Camilan roti dan susu di minimarket | Rp7.500 |
Menginap di Hotel Jayakarta | Rp110.000 |
Ojek ke pertigaan Muaro Jambi | Rp75.000 |
Camilan 4 teh gelas di warung Muaro Jambi | Rp4.000 |
Camilan pop ice mangga di kaki lima Muaro Jambi | Rp5.000 |
Makan siang nasi goreng & ice lemon tea di mall WTC | Rp32.000 |
Angkot dari WTC ke Terminal Angkot Pasar | Rp4.000 |
Angkot dari Terminal Angkot Pasar ke Jl. Kol. Amir Hamzah | Rp4.000 |
Angkot dari Jl. Kol. Amir Hamzah ke Terminal Angkot Pasar | Rp4.000 |
T-shirt Jakoz | Rp75.000 |
Camilan fanta oranye di Jambi Prima Mall | Rp4.000 |
Camilan sekuteng | Rp5.000 |
Makan malam nasi goreng | Rp15.000 |
Total pengeluaran | Rp344.500 |
Apa yang Terjadi pada Hari Minggu (12/4/2015)
Hari Minggu (12/4/2015) adalah hari terakhirku di Jambi sekaligus merupakan hari di mana aku akan memakai tiket pesawat untuk pulang ke Jakarta dari Bandara Sultan Thaha.
Oleh karena jadwal keberangkatan pesawat masih pukul satu siang jadi aku melewatkan pagi dengan menyambangi Jembatan Gentala Arasy yang belum lama diresmikan. Cerita lengkap tentang jembatan penyebrangan orang yang membentang di atas Sungai Batanghari ini bisa Pembaca simak pada artikel di bawah.
SILAKAN DIBACA
Setelah itu ya pulang ke hotel dan leyeh-leyeh sembari menunggu waktu yang pas untuk berangkat ke Bandara Sultan Thaha. Oh iya, cara ke bandara dari Hotel Jayakarta juga gampang banget. Cukup naik angkot warna merah satu kali kemudian turun persis di seberang bandara.
Duh! Coba kalau setiap bandara di Indonesia bisa dijangkau naik angkot. Ngirit ongkos pastinya kan?
Terus ya sudah. Sampai Jakarta lagi deh! Selesai sudah perjalananan selama 5 hari di Bengkulu dan Jambi…. sendirian! Hahaha.
Pengeluaran pada hari Minggu ini adalah sebagai berikut.
Angkot ke Terminal Angkot Pasar | Rp4.000 |
Sarapan nasi gemuk | Rp6.000 |
Camilan bakwan | Rp1.000 |
Camilan pisang goreng | Rp1.000 |
Angkot ke Bandara Sultan Thaha | Rp4.000 |
Total pengeluaran | Rp16.000 |
Kesimpulan Blusukan Seorang Diri di Bengkulu dan Jambi
Jadi kesimpulannya adalah blusukan seorang diriku di Bengkulu dan Jambi ini KURANG LAMA! Hahaha.
Tapi ya nggak bisa lama-lama juga sih karena perjalanan selama 5 hari ini sudah menghabiskan uang sebagai berikut.
Tiket pesawat Lion Air dari Jakarta ke Bengkulu | Rp402.000 |
Tiket pesawat Citilink dari Jambi ke Jakarta | Rp441.000 |
Total pengeluaran hari Rabu (8/4/2015) | Rp377.500 |
Total pengeluaran hari Kamis (9/4/2015) | Rp384.000 |
Total pengeluaran hari Jumat (10/4/2015) | Rp208.500 |
Total pengeluaran hari Sabtu (11/4/2015) | Rp344.500 |
Total pengeluaran hari Minggu (12/4/2015) | Rp16.000 |
Total pengeluaran | Rp2.173.500 |
Biaya di atas belum termasuk transportasi dari Yogyakarta ke Jakarta dan sebaliknya lho ya!
Aku pribadi sih masih penasaran mengeksplorasi Bengkulu. Sepertinya Bengkulu punya banyak air terjun yang masih tersembunyi. Aku juga belum kesampaian melihat bunga Rafflesia arnoldii mekar di alam bebas.
Sedangkan kalau di Jambi aku masih kepingin muter-muter di sekitar Kota Sungai Penuh. Di sana pemandangan alamnya SUMPAH INDAH BANGET! Hamparan sawahnya itu WOW BANGET! Hanya saja sayangnya Kota Sungai Penuh itu juga JAUH BANGET dari Kota Jambi dan Kota Bengkulu. Hiks hiks hiks....
Jadi, untuk Pembaca yang berniat menguji kemampuan dan kemandirian jalan-jalan seorang diri di Bengkulu dan Jambi boleh lho menjajal perjalananku seperti yang aku paparkan di atas itu.
Akhir kata, sampai jumpa lagi di artikel kilas balik perjalananku di Sumatra yang berikutnya!
KATA KUNCI
- air terjun bengkulu
- air terjun jambi
- air terjun sumatera
- alam
- bengkulu
- candi muaro jambi
- hotel bengkulu
- hotel jambi
- hotel jaya wisata
- hotel jayakarta
- hotel sungai penuh
- hotel vista
- jambi
- jembatan gentala arasy
- masjid pondok tinggi
- pantai bengkulu
- pantai tapak paderi
- pesawat
- sumatera
- sungai penuh
- tiket pesawat bengkulu
- tiket pesawat jambi
- travel bengkulu
- travel jambi
- travel sungai penuh
NIMBRUNG DI SINI
Unik apa nyleneh yah.
Makasih mas udah mampir ke Bengkulu. Tanah kelahiranku.