Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Jumat, 4 Maret 2016, 00:08 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Di kompleks Percandian Muaro Jambi, selain ada Candi Tinggi, ternyata ada juga candi yang disebut Candi Tinggi I.

 

Iya. Penamaan candinya memang janggal.

Apalagi tingginya juga nggak tinggi-tinggi banget.

 

Tampak depan Situs Candi Tinggi I 1 Muaro Jambi pada tahun 2015
Tampak depan Candi Tinggi I.

 

Tampak belakang Situs Candi Tinggi I 1 Muaro Jambi pada tahun 2015
Tampak belakang Candi Tinggi I.

 

Di papan nama, tulisannya sih Candi Tinggi I. Aku sendiri ya kurang paham, apakah itu diartikan sebagai Candi Tinggi I (huruf i besar) atau malah Candi Tinggi 1 (angka 1 latin).

 

Yang jelas, di sekitar sana nggak ada candi yang disebut Candi Tinggi II atau Candi Tinggi 2.

Eh, atau mungkin masih terpendam di bawah tanah ya?

Tapi... kayaknya nggak mungkin deh.

 

Ah, mbuh lah...

 

Foto pagar Candi Tinggi I 1 Muaro Jambi pada tahun 2015
Pengunjung di zaman modern harus "loncat" pagar untuk bisa mendekat ke candi.
Itu diberi pijakan kayu supaya batu bata pagarnya nggak rusak terinjak-injak. Maklum, batu bata kan rapuh.

 

Foto gerbang asli Situs Candi Tinggi I 1 Muaro Jambi pada tahun 2015
Kalau pengunjung di zaman dahulu lewat gerbang ini.

 

Jadi, jadi, jadi, yang disebut sebagai Candi Tinggi I adalah suatu bangunan candi yang letaknya ada di sisi selatan Candi Tinggi. Candi ini termasuk golongan candi “baru”, yang belum lama ditemukan. Di tahun 2000, wujud Candi Tinggi I ini masih tersamarkan dengan gundukan tanah. Pas gundukan tanahnya disingkap, eh, ketemu candi baru deh.

 

Pesan yang Bisa Ditarik

Kalau di sekitar tempat tinggal Pembaca ada gundukan tanah, coba deh disingkap, siapa tahu di dalamnya ada candi.

 

reruntuhan bangunan purbakala di Situs Candi Tinggi I 1 Muaro Jambi pada tahun 2015
Hopeless banget kayaknya untuk direkonstruksi menyerupai aslinya.

 

reruntuhan bangunan di puncak Situs Candi Tinggi I 1 Muaro Jambi pada tahun 2015
Ini juga bernasib sama. Kira-kira dulunya struktur buat apa ini ya?

 

Hal unik yang bisa dijumpai dari Candi Tinggi I ini adalah susunan batu bata di struktur luar yang polanya berbeda dengan susunan batu bata di struktur dalam. Perbedaan cara menyusun batu bata ini diduga akibat dari perbedaan masa pembangunan. Jadi, ada dugaan bahwa di zaman dulu, Candi Tinggi I ini pernah mengalami pengembangan dan perluasan bentuk bangunan.

 

Ternyata candi-candi di kompleks Percandian Muaro Jambi ini fleksibel juga yah? Bangunannya bisa dikembangkan sesuai kebutuhan.

 

susunan batu bata yang berbeda di Situs Candi Tinggi I 1 Muaro Jambi pada tahun 2015
Kalau ngintip ke dalam lubang bakal terlihat susunan yang berbeda.

 

pelataran pendopo di Situs Candi Tinggi I 1 Muaro Jambi pada tahun 2015
Silakan bayangkan di zaman dahulu ini berwujud bangunan berdinding kayu beratap gerabah.

 

Kalau menurut penerawangan awamku, dahulunya Candi Tinggi I ini adalah pondasi dari suatu bangunan semacam tempat tinggal, kantor, atau mungkin juga tempat ibadah. Di sekelilingnya diperkokoh dengan struktur dinding kayu dan beratapkan gerabah.

 

Masuk akal toh?

 


 

Eh, omong-omong, kalau aku hanya menerbitkan satu artikel candi Muaro Jambi tiap satu bulan, kayaknya selesainya bakal lama deh. Semoga di bulan April nanti bisa lebih dari 1 artikel candi.

 

Ini juga mohon maaf banget kalau dari bulan Januari sampai sekarang akunya sibuk.

 

Lha, kok malah curhat? #ngelantur

 

Ya udah deh. Sampai ketemu lagi di artikel berikutnya. Seminggu dari sekarang.

 


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • ARIEBLOWE212
    avatar komentator ke-0
    ARIEBLOWE212 #Rabu, 6 Jul 2016, 01:30 WIB
    Sipp banget beritanya menjadi ikon dan tempat wisata di Jambi, Indonesia dan bagi turis-turis dari luar negeri

    Mari kita jaga dan lestarikan peninggalan budaya masa lalu

    Buat tim-tim dan ahli dalam bidang purbakala SEMANGAT pantang mundur!
    Semoga benda-benda cagar budaya tetap lestari sehingga bisa diwariskan pada generasi mendatang. :D
  • HALIM
    avatar komentator ke-1
    HALIM #Minggu, 13 Mar 2016, 12:59 WIB
    Ternyata unik kabeh bentuk candi-candi nde kompleks Muaro Jambi. Fleksible gak koyo candi-candi Majapahit ya?

    Anehe kok nggak ada ukir-ukiran atau relief di kompleks candi Muaro Jambi. Opo wes diamanke? Ahh jadi penasaran en pingin mrono lihat dewe.
    Sepengamatanku yo ora ono blas ukir-ukiran po relief-relief e. Mungkin peradaban di Muara Takus ini kurang seneng seni ukir mengukir.
  • BERSAPEDAHAN
    avatar komentator ke-2
    BERSAPEDAHAN #Kamis, 10 Mar 2016, 14:42 WIB
    Kalau semua bangunannya direkonstruksi ... pasti keren banget dah ..
    Nggak tahu bagaimana merekonstruksinya ...
    Kabarnya kan borobudur di temukan dalam keadaan hancur juga ... akhirnya direkonstruksi jadi seperti sekarang ... bener gak sih ...
    Iya bener, Borobudur waktu itu juga hancur terus dipugar. Tapi, hancurnya Borobudur nggak separah hancurnya candi di Muaro Jambi ini.
  • TAKCEMAS
    avatar komentator ke-3
    TAKCEMAS #Senin, 7 Mar 2016, 23:43 WIB
    Sisa-sisa peninggalan dan saksi sejarah macem candi yang kaya gini harus dilestarikan...
    Saya suka tempat-tempat macem candi gitu. Di situ saya bisa ngerasa ada sesuatu nilai magis yang kental. :D
    Iya, peninggalan purbakala seperti candi harus dilestarikan dan diwariskan pada generasi mendatang. :)
  • ANIS HIDAYAH
    avatar komentator ke-4
    ANIS HIDAYAH #Senin, 7 Mar 2016, 09:02 WIB
    Iya ya Mas... janggal ya kalau dipikir-pikir...
    Terus bahan yang untuk membangunnya aja seperti batu bata pada umumnya...
    Siplah lanjutkan liputannya mas Wijna.
    Siap! :D
  • EM
    avatar komentator ke-5
    EM #Minggu, 6 Mar 2016, 00:02 WIB
    Nge-candi maneh Wij?
    Ntar bakalan ada liputan lapangan candi-candi di Jambi ya?
    Yoi Em. :D
  • NBSUSANTO
    avatar komentator ke-6
    NBSUSANTO #Jumat, 4 Mar 2016, 09:38 WIB
    Memang candi biasanya dari gundukan begitu ya.. pakai batu bata.. jadi inget Candi Abang...
    Iya, kalau candi batu bata ambruk terus rapuh ya jadi seperti gundukan itu.