Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Selasa, 14 Februari 2017, 05:22 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Di dekat kandang tarsius yang ada di Taman Wisata Alam Batu Mentas, di sanalah aku menunggu Bapak yang sedang menuntaskan hajat di salah satu bilik toilet.

 

Di saat aku sedang iseng mengabadikan foto kalkun lucu yang wira-wiri, di saat itulah aku mendengar Bapak berujar dari dalam bilik toilet.

 

“Lho? Masak nggak mau ke Marsila sih? Kan sudah dekat kalau dari sini? Alasannya apa?”

 

Di bilik toilet sebelah, Ibu membalas pertanyaan Bapak. Ibu bilang, Bang Dedy nggak memberikan jawaban yang spesifik atas ketidak berkenaannya mengantar kami ke Air Terjun Marsila. Jelaslah jawaban yang seperti itu nggak bisa diterima Bapak.

 

 

Dan begitulah...

 

Di luar bilik toilet, seorang pemuda yang kian tak pantas disebut muda berjongkok mendengarkan kedua orangtuanya bersahutan-sahutan dari dalam bilik toilet. Tentang ke mana tujuan berikutnya pada hari Selasa (8/3/2016) siang di Pulau Belitung. Tentang air terjun yang sepertinya dijauhi karena sesuatu hal.

 

Sementara di dalam kandang, seekor tarsius mungil tidak ambil pusing dengan segala macam urusan ini....

 

...

 

Eh, kenapa bawa-bawa tarsius ya?

Kasihan dia...

Sudah kecil, mungil, tak bisa menguasai dunia pula.... #eh

 

Air Terjun Marsila yang Ternyata....

Setelah kedua pasangan yang telah berjasa melahirkanku ke dunia 29 tahun silam itu selesai menyucikan diri dari hadas kecil, kami pun beranjak memasuki mobil. Di dalam, Bang Dedi sudah menanti di belakang setir.

 

“Ini kita ke mana Pak?”, tanyanya

 

Weh!? Setelah apa yang diceritakan oleh Ibu beberapa saat yang lalu, ini adalah pertanyaan yang sungguh kontroversial! Sungguh suatu umpan panas yang tentu nggak disia-siakan oleh Bapak.

 

“Ke Air Terjun Marsila ya? Dekat kan dari sini?”, balas Bapak

 

Aku sempat berharap Bang Dedy membalasnya dengan sematan kata “tidak” atau mungkin sekadar “tapi”. Akan tetapi, Bang Dedy ternyata sendiko dawuh dengan ucapan Bapak. Ia hanya membalas singkat,

 

“Ya, Pak.”

 

Kemudian mobil pun dibawanya keluar dari parkiran Taman Wisata Alam Batu Mentas, menuju jalan beraspal sepi nan lebar yang terbentang panjang.

 

rute petunjuk arah kondisi jalan aspal sepi kosong rawan kejahatan menuju obyek wisata kawasan belitung timur air terjun marsila taman wisata sukma alam
Pemandangan khas di jalanan Pulau Belitung. Tanpa lampu merah dan ayam atau sapi yang melintas. #eh

 

Seperti lazimnya obyek-obyek wisata yang tersebar di Belitung, di sepanjang jalan tak ada satu pun papan petunjuk yang mencantumkan arah ke Air Terjun Marsila. Eh, jangankan papan petunjuk, rumah-rumah warga saja jarang!

 

Jadi, aku hanya bisa berharap semoga Bang Dedy benar-benar mengantar kami menuju ke Air Terjun Marsila. Sepanjang perjalanan, dirinya sama sekali tak membuka percakapan. Sementara itu di jok belakang, Bapak dan Ibu tampak pulas tertidur.

 

 

Beberapa menit kemudian, mobil pun menepi ke pinggir kiri jalan aspal. Sekelilingnya semak-semak. Suasananya sepi. Hanya ada segelintir sepeda motor yang melintas.

 

“Ini, Air Terjun Marsila masuk sini.”, kata Bang Dedy

 

Dari kejauhan aku melihat adanya sepasang bangunan kayu serupa pos jaga. Mobil pun bergerak pelan mendekati kedua bangunan tersebut. Semakin didekati, aku semakin merasakan ada sesuatu yang janggal.

 

 

Betul saja, begitu sepasang bangunan tersebut tampak jelas di pelupuk mata, aku serta-merta berujar,

 

“Lho? Kok dilarang masuk!?”

 

papan larangan dilarang masuk di gerbang air terjun marsila belitung karena ada kasus wisatawan pengunjung celaka makhluk halus penunggu hutan
Air Terjun Marsila terlarang dimasuki untuk sementara waktu!?

 

Bang Dedy memajukan mobil. Sedikit melewati dua bangunan pos jaga tersebut. Aku mengamati dari balik jendela. Tak ada manusia yang berlalu lalang. Tak ada orang yang bisa ditanyai. Tak ada tanda-tanda kehidupan. Sepi....

 

Aku lihat ada konstruksi serupa kolam. Aku lihat ada gundukan tanah. Aku lihat ada semacam wahana permainan anak. Tapi dari kesemuanya, aku nggak berinisiatif untuk turun dari mobil dan mendekatinya. Nggg... mungkin karena hawa sejuk AC mobil bikin aku malas gerak?

 

Bang Dedy pun memutar mobil kembali ke jalan aspal. Tidak jauh dari sana ada warung. Bang Dedy turun dari mobil, membeli minum sembari ngobrol dengan ibu pemilik warung. Lagi-lagi, aku hanya mengintai dari dalam mobil sembari menikmati sejuknya hawa AC.

 

kasus supranatural air terjun wisata sukma alam belitung marsila ditutup selama-lamanya karena angker menelan korban jiwa orang meninggal kesurupan
Mengulik informasi dari si ibu warung.

 

Menurut penuturan si ibu warung, Air Terjun Marsila ini sudah lama ditutup. Entah kapan bakal dibuka untuk umum lagi.

 

Sebetulnya, Air Terjun Marsila hanyalah satu dari sejumlah air terjun yang terdapat di dalam kawasan wisata Sukma Alam. Marsila adalah nama pemilik lahan di mana air terjun tersebut berada.

 

 

Kata Bang Dedy, penyebab ditutupnya Air Terjun Marsila dikarenakan pernah ada yang meninggal di sana. Kabarnya, kawasan Air Terjun Marsila itu memang terkenal angker!

 

WEH! Jadi, pada hari ini ceritanya aku wisata ke tempat-tempat angker di Belitung? Apa mungkin kawasan Air Terjun Marsila itu sarangnya para “bayangan” seperti yang aku jumpai di Taman Wisata Batu Mentas beberapa jam yang lalu itu? #horor

 

 

Hmmm... mungkin itu sebabnya Bang Dedy awalnya sungkan mengantar kami ke Air Terjun Marsila. Mungkin juga dirinya sudah tahu bahwa Air Terjun Marsila ditutup. Ia berkenan mengantar kami ke sini bisa jadi karena tidak enak pada Bapak. 

 

Bapak dan Ibu sendiri nggak percaya dengan alasan angker macam itu. Walaupun ya... sekitar beberapa tahun yang lalu kami sekeluarga sempat berurusan dengan hal yang agak mistis. Perkara keris kecil di dalam lemari yang bikin gaduh pada malam hari.

 

Ah, mistis....

 

Jalan Menuju Air Terjun Gurok Beraye yang....

Karena gagal menemukan air terjun di Taman Wisata Batu Mentas dan mendapati kabar angker bahwa Air Terjun Marsila ditutup, maka satu-satunya pilihan yang tersisa adalah menyambangi Air Terjun Gurok Beraye yang lumayan populer di Belitung.

 

Untuk menuju ke Air Terjun Gurok Beraye dari Air Terjun Marsila, maka kami harus balik lagi sekian puluh kilometer ke utara setelah sebelumnya menempuh sekian puluh kilometer ke selatan. Tapi ya nggak masalah. Soalnya, yang nyopir mobil kan Bang Dedy. Terlebih lagi, jalan raya di Belitung itu kan SEPI TANPA ADA LAMPU LALU LINTAS! Jadinya cepat sampai deh.

 

petunjuk panduan arah peta rute jalan singkat menuju obyek wisata belitung air terjun marsila sukma alam dan air terjun gurok beraye dengan tarif naik angkutan umum
Kalau dari Kota Tanjung Pandan, rute perjalanan kami hari ini dari kiri ke kanan, ke bawah, kemudian ke atas.

 

Oh iya, sekadar informasi. Air Terjun Marsila letaknya di Desa Nyuruk, Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung Timur. Sementara Air Terjun Gurok Beraye letaknya di Desa Kacang Butor, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung.

 

Untuk menuju ke dua obyek wisata air terjun tersebut SAMA SEKALI NGGAK ADA ANGKUTAN UMUM lho!

 

penampakan suasana wujud kondisi medan jalan aspal dikelilingi hutan menuju obyek wisata air terjun gurok beraye belitung tanpa dilengkapi papan petunjuk arah lampu penerangan rambu marka
Namanya juga menyusuri lereng Gunung Tajam, jadi medan jalannya seperti ini lah.

 

Jam menunjukkan pukul 1 siang lebih sekian belas menit saat mobil mulai menapaki jalan hutan yang membelah Gunung Tajam. Di lereng gunung inilah letak Air Terjun Gurok Beraye yang menjadi obyek buruan kami.

 

Seperti biasa, rute jalan menuju kemari hanya Bang Dedy yang paham. Sebabnya ya itu, di sepanjang jalan sama sekali nggak ada petunjuk arahnya! Bahkan, di mataku setiap cabang jalan di mana mobil berbelok sepertinya sama saja. Tidak ada penanda yang unik dan khas.

 

Alhasil, segala macam pilihan jalan kami pasrahkan saja ke Bang Dedy. Terlebih, dirinya sudah berhasil meyakinkan kami dengan pernyataan,

 

“Saya sudah pernah ke Gurok Beraye...”

 

Yang kemudian ditambahi keterangan waktu,

 

“... tapi dulu sewaktu kelas 2 SMP.”

 

BEH!

 

medan kondisi jalan aspal membelah hutan mendaki gunung menuju air terjun gurok beraye belitung senantiasa becek tergenang air tanah longsor di musim hujan sehingga pengunjung kesulitan melintas
Hujan turun di tengah kondisi jalan yang tidak tepat!

 

Langit yang sedari tadi cerah merona, tiba-tiba bermuram durja. Entah siapa gerangan yang membuatnya bersedih. Tapi yang jelas, kami tak luput dari duka sang langit. Hujan lebat disertai petir dan angin kencang mewarnai perjalanan.

 

Bang Dedy meneguk minuman penambah stamina yang tadi ia beli. Kacamata hitam yang sedari tadi menutupi kedua matanya ia singkirkan. Tak hanya itu, kedua tangannya kini menggenggam erat gagang kemudi. Tubuhnya pun ia bungkukkan sedikit.

 

 

Dari gerak-geriknya aku mencium tanda-tanda yang nggak beres. Di lubuk hati yang terdalam aku membatin lirih,

 

I have a bad feeling about this.”

 

Sebagaimana dialog yang tak pernah absen terucap dalam setiap seri opera bintang Star Wars.

 

Dan selama beberapa menit ke depan, baik aku dan Bang Dedy sama-sama berusaha menghadapi rasa tegang yang tersaji di depan mata.

 

di musim hujan banyak pohon besar tumbang melintangi jalan aspal dikelilingi hutan mendaki gunung menuju kawasan wisata alam air terjun gurok beraye belitung sehingga akses wisatawan tertutup
Gimanaaa? Mau memutar balik arah? Nggak ada ruang buat balik arah ya!

 

Jadi, apakah yang bikin tegang itu?

 

Dhemit?

 “Bayangan”?

Makhluk halus?

 

Oh, No, No, No!

 

Yang bikin tegang bukanlah entitas kasat mata seperti di atas itu, melainkan kombinasi cantik dari 9 hal berikut, yakni:

 

  1. Hujan deras
  2. Tanah longsor
  3. Pohon tumbang
  4. Sambaran halilintar
  5. Jalan yang rusak
  6. Jalan yang menanjak terjal
  7. Jalan yang sempit
  8. Jurang dalam di pinggir jalan
  9. dan yang pasti... mobil dari arah sebaliknya yang meminta ruang agar bisa lewat!

 

Aku yakin, jika kombinasi cantik 9 hal di atas disertakan sebagai salah satu ujian praktek pembuatan SIM A, peserta yang lulus bakal amat sangat langka!

 

SUMPAH! Aku sendiri nggak mau menyetir mobil melewati jalan yang medannya dan kondisinya semacam ini! #kabur

 

penampakan pemandangan air terjun mungil kecil cantik indah belitung di pinggir jalan aspal hutan saat berkunjung ke air terjun gurok beraye
Pemanis di pinggir jalan.

 

Alhamdulillah, berkat izin Gusti Allah SWT serta kelihaian Bang Dedy dalam mengemudikan mobil, kami pun selamat menembus kombinasi 9 halang rintang di atas itu.

 

Tak hanya itu, langit pun sepertinya iba dengan kegigihan kami. Tepat mendekati puncak, hujan mendadak sirna. Kemunculan curug-curug mungil di pinggir jalan seakan menandakan bahwa perjuangan kami menyibak lereng Gunung Tajam ini tak lama lagi akan berakhir.

 

Aaaah... benar-benar ketegangan yang menyenangkan... #eh

 

Saranku, kalau Pembaca ingin kondisinya jadi “sedikit” tegang, silakan datang di musim kemarau agar poin ke-1 hingga ke-4 tereliminasi.

 

Kisah di Balik Air Terjun Gurok Beraye yang....

Mendekati pukul 2 siang, kami tiba di lokasi parkir kendaraan Air Terjun Gurok Beraye. Suasana di lokasi parkir sepi tanpa ada satu pun petugas yang berjaga.

 

Air Terjun Gurok Beraye berjarak nggak terlampau jauh dari lokasi parkir. Medannya pun cukup bersahabat. Nggak ada adegan keluar masuk hutan dan menyibak semak. Cukup berjalan kaki kurang dari 5 menit, pemandangan indah Air Terjun Gurok Beraye pun tampak di depan mata.

 

Subhanallah....

 

Akhirnya di Belitung ketemu sama air terjun juga, hahaha.

 

pemandangan suasana nuansa harmoni keindahan panorama asri tempat lokasi obyek wisata alami cantik air terjun gurok beraye belitung timur
Dengan ini Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung dicoret dari daftar pencarian air terjun.

 

Air Terjun Gurok Beraye memiliki ketinggian yang nggak begitu tinggi. Mungkin ya sekitar 30 – 40 meter. Aliran airnya juga nggak terlampau deras. Aliran airnya merambat di bebatuan sehingga kurang cocok sebagai obyek foto slow speed.

 

Yang menarik dari Air Terjun Gurok Beraye adalah keberadaan kolam (kedung) yang lumayan luas di dasar air terjun. Kolam yang seperti ini jelas merupakan tempat yang asyik untuk bermain air.

 

rute panduan petunjuk jalan angkutan umum peta arah tanpa google maps menuju obyek wisata alam air terjun gurok beraye di belitung yang masih perawan tersembunyi tidak banyak orang wisatawan tahu
Mau mendekat nggak bisa, jadinya dipotret dari jauh deh.

 

Aku sempat berniat memotret Air Terjun Gurok Beraye dengan memijak dasar kolam. Tapi ternyata kolamnya lumayan dalam. Jadinya ya nggak jadi deh. Oleh karena kedalamannya itu, bisa jadi kolam ini cocok juga dipakai untuk berenang. Tapi jelas mesti hati-hati.

 

Di kolam ini juga hidup banyak ikan yang ukurannya kecil-kecil. Apa di kolam ini juga hidup ikan yang ukurannya lebih besar ya? Jadinya kan buat jadi lokasi mancing boleh juga, hehehe. Asal ikannya bukan ikan keramat saja sih...

 

banyak wisatawan lokal mancanegara memberi makan berbagai jenis spesies ikan keramat sakral hidup dasar kolam angker makhluk halus penunggu obyek wisata air terjun gurok beraye belitung
Ibu ngasih makan ikan-ikan kecil di kolam.

 

Walaupun Air Terjun Gurok Beraye menawarkan pemandangan yang sejuk di lereng Gunung Tajam, namun suasana di sekitar air terjun... yah... terlihat kotor dan tidak terawat.

 

Sampah-sampah plastik dapat dengan mudah dijumpai di sana-sini. Bisa jadi banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan dikarenakan tidak adanya tempat sampah.

 

ceceran sampah plastik kotor merusak keasrian pemandangan obyek wisata air terjun gurok beraye belitung tidak ada tempat sampah dibuang sembarangan
Hadeeeh! Sudah pindah pulau tapi kelakuan tetap sama....

 

Di dekat kolam, terdapat suatu bangunan tanpa atap. Awalnya aku menduga bangunan tersebut adalah tempat penampungan sampah berukuran masif. Tapi, setelah melongok ke dalam, sepertinya bangunan ini bukan tempat sampah.

 

Di dalam bangunan terlihat ada struktur yang sepertinya bisa dimanfaatkan sebagai tempat duduk. Apakah mungkin dahulunya ini bangunan warung? Ataukah mungkin sekadar ruang ganti pakaian? Yang jelas bangunan ini sepertinya sudah lama terbengkalai.

 

Di sebelah bangunan usang tersebut  ada bekas kolam buatan. Sepertinya, kolam buatan ini dahulu juga dipergunakan sebagai tempat bermain air. Mungkin kolam bermain untuk anak-anak?

 

Sayangnya, kolam buatan ini bernasib sama seperti bangunan di sebelahnya. Sama-sama terbengkalai.

 

penampakan wujud kondisi bangunan bekas toilet kamar mandi ruang ganti terbengkalai terkesan seram rumah hantu terletak di obyek wisata air terjun gurok beraye belitung

kondisi suasana penampakan di dalam bekas bangunan toilet wc kamar ganti pengunjung obyek wisata air terjun gurok beraye belitung kotor tidak terawat banyak sampah botol plastik menganggu kenyamanan

penampakan wujud kondisi terbaru bekas kolam renang terbengkalai ditumbuhi rumput ilalang terkesan angker tidak terawat yang ada di kawasan wisata alam air terjun gurok beraye belitung
Penampakan bangunan-bangunan terbengkalai di sekitar Air Terjun Gurok Beraye.

 

Bila mencermati keberadaan bangunan-bangunan yang terbengkalai, sepertinya dahulu kala Air Terjun Gurok Beraye ini pernah dikelola sebagai obyek wisata. Entah kenapa kok sekarang malah seperti terabaikan.

 

Meski demikian, nggak begitu jauh dari lokasi parkir berdiri bangunan toilet dua bilik yang sepertinya belum lama ini dibangun. Jadi beruntunglah bagi pengunjung yang mendadak harus memenuhi “panggilan alam” nggak perlu repot-repot mencari inspirasi di semak-semak.  

 

Tapi ya karena pada waktu itu aku lagi nggak kebelet ngendog jadinya aku nggak melirik isi toilet tersebut. Apakah memang representatif dipakai ngendog dan ada airnya atau nggak.

 

bangunan hijau tengah hutan berupa toilet umum kamar ganti fasilitas umum wisatawan air terjun gurok beraye belitung bersih rapi nyaman
Ingat! Nggak setiap air terjun dilengkapi toilet semacam ini.

 

Hal menarik lain di kawasan Air Terjun Gurok Beraye adalah keberadaan papan petunjuk arah menuju makam Syekh Abu Bakar Abdullah. Kata Bang Dedy, beliau itu adalah ulama yang menyebarkan Islam di Belitung.

 

Makam Syekh Abu Bakar Abdullah ini letaknya ada di puncak Gunung Tajam. Kabarnya, kucing peliharaan sang syekh juga dimakamkan di tempat tersebut. Weeeh....

 

Tapi, karena jalan menuju ke makam harus naik-naik gunung masuk hutan, jadinya aku nggak berniat ke sana. Sudah cukup lah pengalamanku masuk-masuk hutan Belitung sewaktu di Taman Wisata Batu Mentas. Ogah kalau ketemu “bayangan” lagi!

 

papan arah makam kisah mistis syekh abubakar abdullah penyebar islam awal pulau belitung terletak kawasan air terjun gurok beraye
Wew... makam ulama di dalam hutan di puncak gunung.

 

Selagi langit belum kembali meneteskan rintik hujan, kami pun menyudahi kunjungan di Air Terjun Gurok Beraye. Waktu yang kami lewatkan hanya sekitar lima belas menit. Bang Dedy keheranan karena kok kami cepat sekali di sana dan tanpa bermain air. Yah... niatku ke air terjun kan cuma buat motret, terus diolah di komputer, dan berakhir jadi artikel blog.

 

Sewaktu kami berdua berjalan kaki kembali ke mobil, Bang Dedy mengungkapkan hal yang mencengangkan,

 

“Tahu nggak Mas? Di air terjun ini juga pernah ada orang yang meninggal lho!”

 

Waduuuh! Masak seharian ini aku berurusan sama tempat-tempat mistis di Belitung sih?

 

“Hah!? Kok bisa? Karena di sini ada ‘penunggunya’?”, tanyaku penasaran

 

Sambil menatapku dengan kalem, Bang Dedy berkata,

 

“Bukan, tapi karena tersambar petir!”

 

BEH!


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • FAJAR
    avatar komentator ke-0
    FAJAR #Jumat, 7 Apr 2017, 21:00 WIB
    Airnya lumayan jernih juga, tapi sayang lingkungan terlihat kurang keurus ya.
    Iya memang kurang diurus oleh warga dan pemerintah setempat. :(
  • ANNO
    avatar komentator ke-1
    ANNO #Jumat, 3 Mar 2017, 12:37 WIB
    Air terjunnya menarik.
    Cuma masalah sampah dan fasilitas wisata yang rusak itu. :(
    Iya memang fasilitasnya nggak terurus. Menyedihkan. :(
  • JO
    avatar komentator ke-2
    JO #Jumat, 24 Feb 2017, 13:32 WIB
    Wah, mburu curugnya udah sampe Belitung Mas!!?
    Ho oh! :D
  • CAT
    avatar komentator ke-3
    CAT #Kamis, 16 Feb 2017, 11:06 WIB
    Lumayan airnyaa jernih tapi itu tuh Gan lingkungan kagak keurus sayangg. -_-
    Iya memang kurang mendapat perhatian dari pemerintah dan warga setempat. :(
  • NUSANTARA ADHIYAKSA
    avatar komentator ke-4
    NUSANTARA ADHIYAKSA #Selasa, 14 Feb 2017, 17:08 WIB
    Obyek wisatanya bagus, tapi sayang pengelolaannya kurang komitmen yang tinggi. Ekstrem juga tuh jalur ke lokasinya.
    Iya, pengelolaannya memang terkesan kurang maksimal. :(
  • AULIA FASYA
    avatar komentator ke-5
    AULIA FASYA #Selasa, 14 Feb 2017, 15:08 WIB
    Demi apaaa itu jalannya serem banget, aku juga tadi kepikiran longsor atau tiba-tiba mobilnya mogok ya ampun untungnya enggak. Alhamdulillah.

    Dan, lokasinya juga sama-sama serem sih ya.
    Hahaha, iyaaa, jalan dan lokasinya sama-sama serem gitu ya. :D
  • KRESNOADI DH
    avatar komentator ke-6
    KRESNOADI DH #Selasa, 14 Feb 2017, 13:33 WIB
    Itu air terjunnya lebih mirip ke air ngalir ya. ._.

    Dan gue udah panik itu yang soal ada yang meninggal di air terjun... kirain emang mistis gitu, ternyata kesamber petir. Walaupun sedih juga sih.. :(
    Kalau pas musim hujan mungkin airnya deras Bro. Sedih emang kalau dengar ada yang meninggal di air terjun. :(