Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Hari keempat “bulan madu” di Pulau Lombok adalah hari terakhir aku dan Dwi berada di kawasan Pantai Kuta. Selasa (8/5/2018) ini rencananya kami bakal balik ke Kota Mataram.
Sebelum benar-benar meninggalkan kawasan Lombok Timur, enaknya sehabis subuh ini mampir lagi deh ke Pantai Kuta. Apalagi kalau bukan untuk mengucapkan “salam perpisahan”. #senyum
Puas berpisah-cengkrama dengan Pantai Kuta, sekitar pukul setengah 7 pagi kami balik ke hotel untuk sarapan. Terjadilah diskusi ringan sembari mengunyah makanan. Topiknya adalah,
Ke mana tempat mampir sebelum balik ke Kota Mataram?
Sebagai penggagas acara “bulan madu”, kemarin malam aku sudah meng-googling-googling air terjun yang sekiranya menarik dan searah dengan rute ke Kota Mataram. Mosok sudah 4 hari di Lombok tapi belum ke air terjun sih? #hehehe #air.terjun.maniak
Sang istri terlucyu pun menonton-nonton foto-foto air terjun yang aku sodorkan. Eeeh, ternyata dia malah nggak berminat!
Waduh....
SILAKAN DIBACA
Tapi, diskusi ringan ini nggak lantas berujung buntu. Sepertinya sang istri sudah punya pilihan. Dirinya ingin menyambangi Pantai Nambung yang terletak di Desa Montong Ajan, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah.
Lha? Pantai lagi!?
“Bulan madu” ke Lombok setiap hari makannya pantai???
Eh, tapi sang istri bilang kalau Pantai Nambung ini unik karena di sana ada air terjunnya! Walaupun air terjun yang dimaksud itu “hanya” air laut yang mengalir dari ombak besar yang menghempas karang sih. #hehehe
Tapi, ya sudahlah. Toh ada “air terjun”-nya. Daripada dari Pantai Kuta langsung balik ke Kota Mataram tanpa keluyuran ke tempat baru sama sekali.
Karena Sudah Kepalang Basah
Jadi, sekitar pukul setengah 9 pagi kami check-out dari hotel. Rampung sudah dua malam menginap di kawasan Pantai Kuta.
Selamat tinggal kawasan Pantai Kuta! Semoga suatu saat nanti bisa mampir ke sini lagi! #senyum.lebar
Menurut Google Maps, Pantai Nambung berjarak sekitar 40 km di barat Pantai Kuta. Alhamdulillah, jaraknya lebih dekat daripada ke Tanjung Ringgit tempo hari.
Sesuai arahan Google Maps, untuk menuju ke Pantai Nambung kami melewati jalan raya yang mengarah ke Pantai Selong Belanak. Inginnya sih mampir ke sana, tapi karena hari ini ada misi ke Pantai Nambung, jadi sepeda motor tetap digas menyusuri jalan raya yang sepi nan lenggang.
Dari Pantai Selong Belanak perjalanan dilanjut ke utara menuju Desa Batujangkih. Dari Desa Batujangkih tinggal mengikuti jalan raya ke arah selatan hingga tiba di Pantai Nambung.
Alhamdulillah sekali jalan raya menuju Pantai Nambung beraspal mulusss jadi bisa terusss ngegas banter. Beda banget dengan jalan ke Tanjung Ringgit lah. #hehehe
Sekitar pukul 10 siang kami tiba di kawasan Pantai Nambung. Bertanya-tanyalah kemudian pada warga setempat. Oleh mereka kami disarankan untuk menitip parkir sepeda motor di halaman suatu rumah.
Selanjutnya, kebingungan pun melanda.
Di mana itu air terjunnya? Yang ada di hadapan mata hanya hamparan pasir putih dan laut biru lepas.
Di tengah kebingungan itu, untung seorang ibu warga berbaik hati memberikan petunjuk. Jari beliau mengarah ke suatu tebing karang.
"Itu Mas," kata beliau.
OMEGOD!
TEBING KARANG ITU!?
JAUH WOOOY!
Tapi kan ya lagi-lagi, karena sudah kepalang basah sampai sini, jadi ya tebing karang tersebut hukumnya WAJIB disambangi toh? #hehehe
Dengan demikian, dimulailah perjuangan menuju ke tebing karang tempat air terjun Pantai Nambung berada. Ini sangat-sangat-sangat menguji kesabaran, karena
- pasirnya nggak padat! Saat pasir dipijak, kaki bisa 100% terbenam hingga mata kaki. Sulit untuk bergerak cepat, dan
- mataharinya PANAS BUNG! #ya.iyalah
Kira-kira setelah 15 menit berjalan kaki menyusuri hamparan pasir Pantai Nambung di bawah sengatan terik matahari #weh, tibalah kami di area pinggir tebing karang. Di sini pasir yang bikin susah melangkah itu lenyap berganti hamparan batu karang.
Sayangnya, walaupun sudah masuk area karang-karangan ternyata letak tebing karang air terjun itu masih jauh! #doooh
Akhirnya, akhirnya, dan akhirnya!
Alhamdulillah, setelah berjalan kaki sekitar 10 menit menyusuri hamparan batu-batu karang, tibalah kami di lokasi air terjun Pantai Nambung. Waktu menunjukkan pukul setengah 11 siang lewat.
Jadi, karena sudah berada di posisi yang sesuai:
- Tripod ditegakkan.
- Kamera diatur supaya tinggal jepret beres.
- Dwi berpose duduk di atas batu karang.
Selanjutnya tinggal menanti ombak besar datang. Kalau ombaknya nggak besar, mana muncul air terjunnya. #hehehe
“Seandainya ada nasi Padang aku betah lama-lama di sini Mas.”
Itulah yang dikatakan oleh sang istri terlucyu yang masih setia berpose berpanas-panas ria di atas batu karang. Aku sendiri ngadem di balik tebing batu karang nan tinggi. #resiko.model #enaknya.fotografer #hehehe
Belasan menit berlalu, tapi ombak besar belum datang-datang juga. Sang istri yang berada sekitar 8 meter di depan mulai "mengoceh",
“Ombak, ombak, dateng dong. Aku sudah dateng jauh-jauh dari Jogja....”
Begitulah yang diperbuat oleh istri untuk merayu datangnya ombak Pantai Nambung. #senyum.lebar
Pada akhirnya, kami meninggalkan air terjun tebing karang Pantai Nambung setelah menunggu HAMPIR 1 JAM untuk ombak besar yang nggak kunjung datang. Mungkin kali ini kami kurang beruntung #sedih. Mungkin kapan-kapan jika ingin ke sini lagi harus mencocokkan dengan musim ombak besar.
Setelah itu dimulailah kembali perjuangan berjalan kaki nyaris setengah jam melewati hamparan batu karang #doh dan hamparan pasir yang bikin kaki mendelep #doooh guna kembali ke tempat sepeda motor sewaan diparkir. Tentu saja ditemani sengatan matahari yang semakin PUUUANAS!
Beginilah nasib keluyuran di pantai siang bolong.... #hehehe
Pada Akhirnya
Kira-kira pukul 12 siang kami berpamitan dengan warga yang halaman rumahnya kami pakai sebagai tempat memarkirkan sepeda motor. Selain menitip parkir sepeda motor, sebetulnya di sana kami juga menitipkan tas-tas berat berisi pakaian. #hehehe
Perjalanan menuju Kota Mataram pun dimulai. Kalau umumnya rutenya lewat Praya, kami memilih blusukan naik-naik bukit dan turun lewat pinggir Waduk Pengga. Njedul-nya nanti di Jl. Bypass Bandara Lombok. Setelah itu tinggal gas pol di jalan raya nan jembar hingga tiba dengan selamat di Kota Mataram sekitar pukul 2 siang.
Sehabis check-in di hotel, bersih diri, dan salat, kami pun keluyuran lagi di seputaran Kota Mataram. Niat hati sih ingin makan siang, tapi yang ada malah berfoya-foya di Lombok Exotic dan Amelia. #eh
Hari semakin sore. Di tengah perjalanan mencari santap sore (sudah bukan makan siang #hehehe) kami sempat mampir membeli lem G di kios fotokopi untuk merekatkan pelindung knalpot yang retak sewaktu insiden jatuh sepulang dari Pantai Pink. Perkara makan sorenya malah di warung penyetan di seberang Hotel Kurnia Jaya yang notabene tempat pertama kali menginap. #hadeh
Selesai keluyuran di Kota Mataram menjelang magrib. Setelah itu menunggu abang dari Lombok Motor Bike Rental menjemput sepeda motor yang kami sewa.
Pada akhirnya, hari keempat di Pulau Lombok ditutup dengan jalan-jalan membeli Fanta float di Mall Mataram. Akhirnya kesampaian nge-mall juga walaupun yaa.... #senyum.lebar
Pengeluaran Bulan Madu Hari Keempat di Lombok
Mari berhitung!
Titip parkir Pantai Nambung + donasi | Rp10.000 | |
Belanja di Lombok Exotic | Rp211.000 | |
Belanja di Amelia | Rp162.000 | |
Lem G | Rp6.000 | |
Makan sore | Rp36.000 | 2 x (nasi + nila goreng), air mineral 600 ml, teh botol |
Fanta float Mataram Mall | Rp24.000 | Dua gelas |
Menginap di Hotel Palapa | Rp223.000 |
Total pengeluaran “bulan madu” hari keempat di Lombok adalah sebesar:
Rp672.000
Hari kelima ke mana ya?
KATA KUNCI
- air terjun
- air terjun pantai lombok
- air terjun pantai nambung
- alam
- bukit
- bulan madu
- dwi susanti
- laut
- lombok
- lombok timur
- montong ajan
- nusa tenggara barat
- pantai
- pantai kuta
- pantai kuta
- pantai lombok
- pantai lombok timur
- pantai nambung
- pantai nusa tenggara barat
- pantai pasir putih
- pantai selong belanak
- pasir
- praya barat daya
- pulau lombok
serem, ngeriii