YEEEY! MOJOKERTO! #histeris
Setelah 7 tahun berlalu, akhirnya aku kembali menjejakkan kaki di Kota Mojokerto, Jawa Timur! #senang #gembira
Ke Kota Mojokerto lagi!
Eh, kok senang gembira sih?
Soalnya, Kota Mojokerto adalah saksi bisu petualanganku bersama Andreas, saat kami backpacking-an dari Jogja ke Trowulan untuk mengunjungi candi-candi peninggalan Majapahit. Kejadiannya di tahun 2009 silam. Pas aku masih lebih doyan blusukan ke candi daripada ke air terjun.
Di tahun 2016 ini, aku benar-benar nggak nyangka bisa kembali singgah di Kota Mojokerto lagi. Suasana Kota Mojokerto pun nggak berubah banyak. Sebagai contoh, kedai es oyen kaki lima yang dulu jadi pit stop kami masih bertempat di lokasi yang sama.
Kapan lagi coba, rela berjalan kaki sejauh 2 km-an dari Stasiun Mojokerto ke Terminal Bus Kertajaya kalau nggak di masa muda? Wekekekeke.
Pembaca boleh lho baca-baca artikel masa muda di bawah ini, semisal penasaran dengan petualangan backpacking-an ke Trowulan.
SILAKAN DIBACA
Mampir Depot Anda Buat Sarapan
Oke! Balik lagi kita ke tahun 2016 ya!
Jadi ceritanya, pada Selasa siang (6/9/2016) itu aku bersama Bapak dan Ibu singgah di Kota Mojokerto dan memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan.
Berdasarkan hasil riset googling-nya Bapak, katanya di Mojokerto ada rumah makan yang populer. Namanya Depot Anda, bukan Depot Kamu, Depot Aku, apalagi Depot Kita. #apa.sih
Alamat Rumah Makan Depot Anda di Jl. Bhayangkara no. 26, Kota Mojokerto. Nomor teleponnya (0321) 323890. Lumayan dekat kalau dari Stasiun Mojokerto.
Oh iya, lokasi rumah makan Depot Anda ini persis di dekat perempatan lampu lalu lintas.
Kesan pertama saat memasuki rumah makan Depot Anda adalah...
WEH! KOK BAU HIO!?
Pembaca tahu hio toh? Itu lho, dupa yang biasa dibakar dalam kegiatan ritual keagamaannya warga Tionghoa.
Aku sih sudah menduga kalau Depot Anda ini dikelola oleh warga Tionghoa. Tapi ya, baru sekali ini aku masuk ke rumah makan dan langsung disambut bau hio yang nyegrak (bahasa Jawa: menusuk hidung).
Jadi bingung, ini aku sedang ada di rumah makan atau di klenteng ya? Wekekeke.
Buat menampung puluhan tamu ya bisa. Padahal area parkirnya sempit.
Tapi buatku, bau hio ini nggak begitu mengganggu kok. Nggak masalah buatku makan ditemani aroma dhemit hio. Hanya agak kaget saja dengan sambutan di awal-awal.
Buatku, masih lebih menganggu makan ditemani aroma salonpas, minyak tawon, minyak kayu putih, atau remason.
Eh, kalau Pembaca ya nggak bisa makan kalau ada bau-bau tertentu gitu nggak?
Daftar Menu Depot Anda yang ...
Usai memantapkan meja tempat bersantap, mbak pelayan pun menyodorkan daftar menu yang terbilang minimalis.
Yoi! Daftar menunya minimalis karena hanya terdiri dari 3 kertas terlaminating yang dibendel. Dua sisi halaman berisi foto menu-menu pilihan. Dua sisi halaman lain berisi nama-nama masakan dan minuman... TANPA KETERANGAN HARGA!
Kalau daftar menunya begini kondisinya, Pembaca sudah paham apa artinya toh?
Coba kalau nggak dikasih keterangan harga itu artinya gratis. #eh
Ini mumpung lagi di Jawa Timur, aku pesan menu nasi rawon. Nasi rawon yang biasa tanpa ada embel-embel apa-apa lho! Soalnya kalau nasi rawon buntut atau nasi rawon iga, sepertinya bakal membuat isi dompet lenyap berjamaah, gyahahaha.
Sedangkan untuk minumnya aku pesan es cokelat. Sebenarnya aku penasaran sama menu es salju. Tapi ya es cokelat sajalah yang menurutku wujudnya paling aman.
Wow, kuah rawonnya banyak! Semisal kurang boleh nambah sendiri? Gratis?
Sambil menanti pesanan terhidang, aku jalan-jalan sebentar melihat-lihat suasana rumah makan Depot Anda. Hooo, rupanya di sini menjual juga berbagai macam cemilan pengganjal perut. Aku nyomot satu pisang goreng kepok yang ukurannya cukup jumbo. Batinku, mesti harganya juga “jumbo” ini.
Yang menarik perhatianku boleh jadi adalah panci-panci berisikan kuah rawon. Perlu diingat, panci-panci kuah rawon ini diletakkan di dekat area meja-meja makan. Bukan di dapur! Jadinya bebas dilihat oleh pelanggan.
Eh, mungkin tujuan memajang panci-panci kuah rawon yang besar dan banyak ini agar aroma kuah rawon menyerbak ke seantero penjuru area meja-meja makan. Tapi sayang, buatku aroma sedap kuah rawon dari panci-panci ini masih kalah dengan... AROMA HIO!
Duh...
Membedah Nasi Rawon Depot Anda
Akhirnya, pesanan yang ditunggu-tunggu hadir juga. Inilah nasi rawon sajian Depot Anda Mojokerto!
Di Jawa Timur makannya kalau nggak nasi rawon ya nasi pecel.
Sebelum membedah komponen-komponen nasi rawon ini, aku mau bilang kalau aku suka dengan penyajian piring kuning transparan ini. Kesannya vintage gitu, tempoe doeloe. Jadi terkenang suasana bersantap zaman dahulu kala di Jogja pas aku masih bocah.
Oke, kembali lagi kita ke sepiring nasi rawon!
Buat Pembaca yang belum tahu, nasi rawon itu adalah makanan khas dari Jawa Timur yang sebetulnya sih hanya variasi lain dari nasi sop daging. Yang membedakan nasi rawon dengan nasi sop biasa adalah kuah rawon berwarna cokelat kehitaman karena memakai biji keluwak (Pangium edule). Biji kluwak ini kaya kandungan vitamin C dan zat besi lho!
Daging yang dipakai di nasi rawon khas Depot Anda ini ada dua. Pertama, daging tetelan yang gurih dan berlemak (jelas full kolesterol ). Kedua adalah daging empal berbentuk persegi yang agak asin tapi empuk.
Sayurnya sendiri terbilang minim. Yang jelas tampak terlihat mata hanya sejumput kecambah (tauge) setengah matang. Sedangkan yang tersamarkan adalah potongan daun bawang dan kucai.
Sebagai pelengkap dalam bersantap, ditambahkan pula sambal terasi mentah. Tapi, di lidahku rasa sambal terasi mentahnya kurang cocok. Mungkin karena selama ini lidahku lebih cocok dengan sambal terasi matang.
Secara umum adalah nasi sop daging sapi dengan kuah cokelat kehitaman. Dapat skor berapa ya?
Soal rasa, aku memberikan skor 7 dari 10. Menurutku, rasa nasi rawon dari Depot Anda ini sudah memenuhi harapan. Hanya saja, kurang ada faktor X #halah yang membuat nasi rawon ini terkesan WOW.
Sebetulnya aku nggak terlalu terkesan dengan dua jenis daging yang disajikan. Buatku, daging tetelan saja sebetulnya sudah cukup. Aku juga merasa kalau rasa kuah rawonnya itu kurang menyatu dengan rasa dagingnya.
Kuahnya sendiri sih terasa segar ya. Nggak terlampau gurih dan juga nggak terasa asin. Nggak terlalu berminyak juga. Tapi, rasa lemaknya cenderung kuat. Jadi, kalau ditawari menambah porsi, aku agak ragu karena terlalu banyak mengecap kuah lama-lama terasa eneg.
Perkara sayurnya... entah kenapa aku merindukan pelengkap timun mentah, hahaha.
Terakhir, semisal Pembaca penasaran dengan harga santapan di Depot Anda, hehehe, ini rinciannya.
Nasi Rawon | Rp35.000 |
Nasi Lele Penyet | Rp31.000 |
Nasi Empal Penyet | Rp30.500 |
Es Cokelat | Rp17.500 |
Teh Tawar | Rp5.000 |
Es Cincau | Rp17.500 |
Es Jeruk | Rp22.500 |
Pisang Goreng | Rp6.000 |
Semisal Pembaca tahu warung nasi rawon lain yang direkomendasikan di Mojokerto, boleh lho nimbrung di kotak komentar. Siapa tahu dalam waktu dekat aku mampir Mojokerto lagi, hehehe.
NIMBRUNG DI SINI
gudangnya. Jangan makan di warung tegal,
saya komplain habis2an di warung tegal.
Masa masakan rawon itu di budaya mereka
hanya gajih yg dimasak pakai santan.
Rasanya juga enek aja gk ada enak2nya.
Saya sampai komplain itu rawon palsu,
mereka membantah karena di tegal rawon
ya hanya gajih dimasak santan. Tetap saya
bantah saja, kalo memang orang tegal
menyebut masakan rawon dengan kata yang
berbeda gk masalah, tapi kalo mengganti
arti kata rawon dengan masakan yag
berbeda jauh, itu aneh namanya. Hidup
rawon asli, no way rawon palsu 😁
Semoga bisa mengicip rawon di sana suatu saat nanti. :)
Ternyata enak juga. Walaupun sama kaya itu, kalo kebanyakan ngirup kuah lama-lama eneg juga. Kalau di sini harganya jauh lebih murah gan. Gak nyangka aja bisa semahal itu satu porsinya...
Ini rawon harganya mahal karena tempat makannya sudah punya nama. :D
Coba kalau pas main di Kota Bandung, nyari rumah makan Surabaya. Biasanya di sana jual rawon.
Di tempat perantauanku sekarang jarang yang jual rawon... hiks...
di Lombok ada juga nasi reraon, wujudnya sama....