Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Senin, 18 Mei 2015, 11:02 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Usai berpisah dengan kelimabelas muda-mudi-tua yang lain, tinggallah aku sebatang kara di Kota Batu, Jawa Timur. Pada hari Minggu pagi (30/11/2014) itu aku memutuskan untuk pisah jalan sama mereka karena aku masih punya misi lain di Kota Batu, yaitu blusukan ke Air Terjun Coban Talun.

 

Seperti biasa, aku kan kalau ke mana-mana yang dicari pasti air terjun!

 

Naik Angkot Pakai Nyasar

Oleh sebab di Kota Batu aku nggak ada kendaraan dan juga nggak punya kenalan yang bisa diminta tolong mengantar, maka dari itu aku berencana ke Coban Talun naik angkot. Alhasil, berdirilah aku di pinggir perempatan Jl. Suropati. Nunggu angkot oranye yang lamaaa sekali lewatnya.

 

Apa mungkin karena hari Minggu jadinya angkotnya sedikit ya? Duh!

 

Pengalaman naik angkot oranye dari Kota Batu menuju Air Terjun Coban Talun membayar ongkos empat ribu rupiah
Di pinggir jalan nunggu angkot yang nggak lewat-lewat...

 

Sekitar pukul 9 pagi kurang sedikit, akhirnya datang juga itu angkot oranye. Trayek angkot oranye ini adalah Batu – Selecta – Sumber Brantas.

 

Pasca kenaikan harga BBM November 2014 silam, di pintu angkot dipajang pengumuman penyesuaian tarif angkot seperti foto di bawah ini. Kalau begini kan enak. Naik angkot tarifnya jelas, hehehe.

 

foto selebaran tarif angkot ke air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Tahun 2015 ini tarifnya berubah lagi nggak ya?

 

Perjalanan dengan angkot lumayan cepat karena pagi itu lalu lintas Kota Batu lumayang lenggang. Seingatku, Coban Talun itu dekat sama Selecta. Jadi, aku putuskan saja buat turun di Selecta. Kalau di Jogja, Selecta itu 11-12 sama Kaliurang lah.

 

foto papan nama wisata selecta
Dengan PD-nya turun di Selecta. Sebetulnya sih penasaran juga sama isi dalamnya.

 

Begitu turun di Selecta bertanyalah aku ke bapak petugas loket. Beliau membalas dengan keterangan yang mencengangkan.

 

“Wah Masnya salah turun! Mestinya tadi masih naik angkot lagi ke atas. Kalau jalan kaki dari Selecta ke Coban Talun kejauhan Mas! Masnya nyegat angkot lagi aja di jalan raya ya?”

 

Haduuh, NYASAR! >.<

 

Untung bapak petugasnya baik hati. Dia panggil temannya yang kebetulan lewat naik sepeda motor buat nge-reset posisiku balik lagi ke jalan raya. Rugi ongkos angkot Rp6.000 deh. Apes!

 

foto jalan raya menuju air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Perjalanan masih agak panjang sekitar 4 km nanjak dari sini.

 

Masuk-Masuk ke Dalam Hutan

Cuma butuh waktu 10 menit naik angkot oranye dari Selecta ke gerbang selamat datang di Coban Talun. Karena terhitung jarak dekat, ongkos angkotnya Rp3.000 saja. Gerbang selamat datang ini letaknya di Dusun Wonorejo, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

 

foto gapura selamat datang desa tulungrejo di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Tumben lho ada angkutan umum yang berhenti pas di depan gerbang objek wisata.

 

Dari gerbang selamat datang mesti jalan kaki lagi sekitar 200 meter buat sampai ke gerbang masuk. Di gerbang masuk ini barulah pengunjung dipungut tarif masuk yaitu Rp5.000 per orang, Rp2.000 untuk mobil, dan Rp1.000 untuk motor. Jam buka kawasan wisata ini dari pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Aku sampai di sana sekitar pukul setengah 10 pagi.

 

foto suasana jalan kampung desa tulungrejo di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Duh! Ternyata yang barusan hanya gerbang selamat datang, bukan gerbang masuk.

 

foto gapura masuk kawasan wisata air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Ini baru gerbang masuk ke kawasan wisata Coban Talun.

 

Kawasan wisata Coban Talun juga merangkap sebagai bumi perkemahan lho! Memang cocok banget ini kawasan jadi tempat kemah karena di sini banyak pohon, banyak tanah lapang, dan hawanya juga sejuk. Fasilitasnya pun komplit, ada warung dan juga ada kamar kecil. Lengkap kan?

 

foto suasana area parkir kawasan wisata air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Banyak warung di sekitar sini. Dijamin nggak bakal kelaparan.

 

foto kegiatan berkemah pramuka di kawasan wisata air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Eh, kebetulan ketemu sama muda-mudi yang lagi berkemah di sini.

 

Jalan menuju air terjun Coban Talun itu masih alami banget, alias jalan tanah setapak yang licin di musim hujan. Di jalan setapak ini jarang dijumpai petunjuk ke arah air terjun. Semisal Pembaca ketemu sama warga setempat jangan sungkan-sungkan bertanya ya! Biar nggak pakai acara nyasar, hehehe.

 

foto papan petunjuk warna hijau ke arah air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Papan arah ke air terjun Coban Talun. Sayang jumlahnya sedikit.

 

foto seekor anjing menyeberangi jembatan bambu di atas saluran irigasi ke air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Kalau di dalam hutan berpapasan sama warga mending tanya saja untuk memastikan arah.

 

Halang rintang berikutnya adalah nyeberang sungai. Ini sungai kalau ditelusuri sampai hilir mentok-mentoknya adalah puncak air terjun Coban Talun. Oh iya, Sungai Brantas itu juga berhulu dari sungai ini lho Pembaca!

 

foto pengunjung menyeberangi sungai deras ke air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Kalau sedang banjir bener-bener nggak bisa dilewati.

 

Berhubung selepas nyebrang sungai jalannya jadi semakin "alami", aku lepas saja alas kaki alias nyeker. Suasana kayak gini memang cocoknya untuk kembali merasakan kehidupan primitif #halah.

 

foto orang telanjang kaki ke air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Nyeker is the best!

 

Di tengah perjalanan nanti ada satu papan petunjuk ke air terjun yang mengarah ke dasar lembah. Untung ada papan, kalau nggak ya paling nyasar, hahaha.

 

foto jalan hutan ke air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Ini kelihatannya datar padahal sih sebenernya nanjak.

 

foto cabang jalan hutan ke air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Senantiasa waspada supaya nggak melewatkan papan petunjuk arah.

 

Pemandangan yang Bikin Miris

Sekitar pukul 10 pagi sampailah aku di dasar Coban Talun. Alhamdulillah!

 

Tapi... sebenernya sih lebih tepat kalau menyebut Masya Allah. Sebab di dasar Coban Talun itu penampakannya kayak gini nih.

 

foto sampah berserakan di dasar air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Ya ampun...

 

foto kumpulan sampah plastik di air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Kayaknya perlu kantong plastik besar buat menampung semua oleh-oleh dari Coban Talun...

 

Menjelang siang Coban Talun mulai beranjak ramai. Beberapa anggota ekspedisi hulu Brantas singgah melakukan pengamatan, diikuti oleh sekelompok remaja nanggung yang bernarsis ria. Itu tandanya aku mesti segera hengkang. Apalagi dari tadi sudah mendung dan gerimis juga sempat turun. Bisa runyam nanti rencanaku pulang ke Jogja.

 

foto kegiatan ekspedisi hulu brantas di air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Mereka cuma foto-foto habis itu berlalu menyusuri aliran sungai.

 

Aku sendiri nggak banyak memotret Coban Talun. Selain karena sampah, gerimis, dan jalan tanah licin yang menyulitkan untuk berpindah ke sana-sini, aku lupa mengusung “senjata andalan” buat motret air terjun karena pas packing dari Jogja cukup kedubrakan. Untung cuaca yang mendung mendukung untuk motret slow-speed tanpa bantuan filter. Fiuh!

 

foto pemandangan indah air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Air terjun Coban Talun, Batu dipotret dengan peralatan seadanya.

 

Perjalanan balik menuju gerbang masuk makan waktu lebih lama karena jalannya nanjak dan juga makin licin karena gerimis. Aku sempat nyari lokasi untuk membuang sampah-sampah yang barusan aku pungut. Sama warga setempat aku ditunjukkan lokasi yang biasa dipakai untuk membuang sampah.

 

Wah! Kotornya bukan main!

 

foto masalah tempat pembuangan sampah di desa tulungrejo di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Aku jadi mikir, tempat pembuangan sampah di desa-desa apa berbentuk mirip ini ya?

 

Karena persediaan logistik sudah menipis, aku mampir sebentar di warungnya Bu Sul. Segelas teh manis panas dan sebungkus roti dihargai total Rp3.000 saja. Sempet ngobrol ngalor-ngidul juga sama Bu Sul.

 

Di desa kenaikan harga BBM juga ikut mendongkrak naiknya harga komoditi lain. Tapi mereka tetap optimis dengan niat pemerintah untuk mengalokasikan subsidi BBM ke sektor pembangunan lain. Untuk menuju suatu kenikmatan memang butuh pengorbanan dulu toh? #ngelantur

 

foto ibu pemilik warung air terjun coban talun di kota batu jawa timur zaman dulu pada november 2014
Foto kenang-kenangan sama Bu Sul pemilik warung.

 

Eh, sebelum aku bicaranya makin ngelatur, yuk ah pulang dari Coban Talun! Nanti bisa-bisa aku ketinggalan kereta dari Malang. Batu ke Malang masih jauh!

 

Pembaca apa pernah berwisata ke Kota Batu dan singgah di air terjunnya?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • AULIYA
    avatar komentator ke-0
    AULIYA #Senin, 5 Mar 2018, 10:03 WIB
    Terimakasih Bang. Coban talun bisa menjadi pilihan wisata yang harus diunjungi di Batu.
    Sama-sama. :)
  • DIAN NOVA
    avatar komentator ke-1
    DIAN NOVA #Kamis, 9 Mar 2017, 07:04 WIB
    Ya Allah, sedihnya liat sampah segitu banyak. Indonesia ini kaya akan wisata alam, tapi dirusak sendiri sama pengunjungnya yang gak mau repot-repot ikutan jaga. Kalau kotornya seperti itu, sebagus apapun tempat wisatanya, jadi nggak menarik lagi. :(
    Iya, sedih rasanya melihat obyek wisata kotor karena ulah pengunjungnya sendiri. :(
  • JASA DESAIN RUMAH
    avatar komentator ke-2
    JASA DESAIN RUMAH #Rabu, 20 Apr 2016, 07:06 WIB
    Jadi pengen nyoba ke Coban sambil bawa tong sampah sendiri. Hehehe.
    Dijamin bakal penuh itu tong. :D
  • DEWI
    avatar komentator ke-3
    DEWI #Selasa, 1 Mar 2016, 08:47 WIB
    Wah, suasananya terasa sejuk sekali.
    Itu sampah dari pengunjung kah? Udah kaya TPA aja. :(
    Sepertinya sampah dari pemukiman warga yang terbawa aliran sungai.
  • FANNY FRISTHIKA NILA
    avatar komentator ke-4
    FANNY FRISTHIKA NILA #Kamis, 28 Mei 2015, 23:05 WIB
    Hiks,....aku gagal ke coban ini pas ke Selecta...gara2nya ujan, dan suami kekeuh ga mau :(... pdhl udh planning bakal ke coban2 yg ada d batu...-__-
    Wah, kalau ke sini pas hujan ya saya juga nggak menyarankan mbak! Lha wong jalannya licin masuk hutan gitu. Apalagi sungainya besar kemungkinan banjir atau paling nggak arusnya jadi lebih deras.
  • FAHMI
    avatar komentator ke-5
    FAHMI #Jumat, 22 Mei 2015, 10:24 WIB
    Aku pernah juga ke cuban talun ini, seringnya dipakai buat start acara DAS Brantas
    kampusku dulu :D kok sekarang banyak sampahnya ya tapi :(
    Semakin banyak orang yang ke mari kayaknya turut berpengaruh ke jumlah sampahnya Mi..
  • RESERVASI
    avatar komentator ke-6
    RESERVASI #Jumat, 22 Mei 2015, 09:57 WIB
    wah! sampahnya banyak sekali :( padahal air terjunnya cakep gitu~
    Iya sedih banget ya melihatnya :(
  • IWCAKSONO
    avatar komentator ke-7
    IWCAKSONO #Jumat, 22 Mei 2015, 09:08 WIB
    wahai mas pemburu air terjun, ayo ke Lombok,, tak anter ke air terjun2 yang aduhai.. heuheuheu
    Asiiik! Nabung dulu ya Bro! :D
  • CAHYO
    avatar komentator ke-8
    CAHYO #Kamis, 21 Mei 2015, 15:31 WIB
    Tak weh-i bocoran.... ada curug super indah di Pujon dket Batu... namanya Sumber Pitu, jgn lupa bawa saputangan kalo2 langsung mimisan saking takjubnya qkqkqk
    (monggo di browsiiiing)
    Wakakakak. Di Batu emang banyak yang \"coban-coban\" gitu ya Kang? Mesti sebulan kayaknya tinggal di Batu, hahaha :D
  • SUGENGGUNARTO
    avatar komentator ke-9
    SUGENGGUNARTO #Kamis, 21 Mei 2015, 13:47 WIB
    weeh, mas koq dulu ga sekalian ke Arboretum Jurangkuali
    Waktu itu nggak sempet mblusuk lebih lama lagi Mas. Takut nggak dapet kereta pulang ke Jogja.
  • AHLUN
    avatar komentator ke-10
    AHLUN #Rabu, 20 Mei 2015, 11:56 WIB
    keren banget itu air terjunnya, sayang masih aja ada orang yg buang sampah sembarangan
    ya begitulah, sedih ya...
  • WINNY
    avatar komentator ke-11
    WINNY #Selasa, 19 Mei 2015, 19:59 WIB
    u emang ahli aur terjun ya mawi ampe kemanapun gitu.. coba yg di medan yang dwi warna
    klo ke air terjun dua warna Medan itu mesti rame2 Win
  • NBSUSANTO
    avatar komentator ke-12
    NBSUSANTO #Senin, 18 Mei 2015, 12:36 WIB
    eksotisme kota batu cen apik yo mas.. sayange coban talun ini seperti jalur pembuangan
    sampah.. padahal kalo dikelola lumayan lho..
    mampir di coban rondo gak?
    Ho oh, menyedihkan emang karena banyak sampah. Orang kita mesti diedukasi supaya membuang sampah di tempat sampah.

    Aku nggak mampir ke Coban Rondo karena udah pernah tahun 2011, hehehe.