Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Peninggalan Kerajaan Singosari nggak hanya sebatas bangunan candi dan arca saja. Salah satunya adalah pemandian atau petirtaan di Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Warga setempat menyebutnya Pemandian Watugede atau Petirtaan Watugede. Konon katanya, Ken Dedes (istri dari Tunggul Ametung yang kecantikannya memikat Ken Arok untuk merebutnya) sering mandi di petirtaan ini. Wow!
Sepulang sekolah, mampir mojok dulu di Pemandian Watugede. Mau sekalian berenang?
Rute Menuju Pemandian Watugede
Mengunjungi Pemandian Watugede ini lebih nyaman selepas berkunjung ke Candi Singosari (Arca Dwarapala) dan Candi Sumberawan. Sebab, Desa Watugede berada di sisi Jl. Raya Pandanaan – Malang ke arah Malang. Jadi, Pemandian Watugede searah dengan rute pulang menuju Kota Malang.
Rute menuju Pemandian Watugede ini relatif mudah. Arahkan kendaraan ke Stasiun Singosari. Kemudian susuri rel kereta api ke arah timur. Kira-kira sekitar 200 meter dari jalan raya, di sisi kanan (selatan) jalan, ada semacam taman yang mirip hutan karena ditumbuhi pepohonan lebat. Nah, di sanalah Pemandian Watugede berada.
Untuk bisa sampai ke area pemandian harus melewati taman asri ini.
Pemandian yang Tersembunyi dari Keramaian
Begitu masuk, jangan terburu-buru untuk langsung nyebur, hehehe . Sebab, pengunjung harus menuruni dulu sejumlah anak tangga untuk bisa sampai ke Pemandian Watugede. Meskipun pemandian ini hanya berjarak sekitar 20 meter dari badan jalan raya, tapi tenang saja, tidak ada yang bisa mengintip dari jalan raya karena terhalang oleh lebatnya pepohonan.
Air di Pemandian Watugede ini berasal dari dua mata air yang berada tak jauh dari sana. Salah satunya bersumber dari pohon besar. Entah apa nama pohon itu. Buahnya kecil-kecil tapi rasanya pahit.
Bentuknya doang yang menarik perhatian. Tapi rasanya pahit!
Ken Dedes Mandi di Sini!
Menurut Pak Juru Kunci, pemandian ini merupakan keputren alias pemandian putri dan selir raja. Weleh, kebayang kan dahulu di pemandian ini seperti apa suasananya? Apalagi Ken Dedes sering mandi di sini, hehehe.
Sewaktu kami datang, ternyata ada empat mbak-mbak yang sedang mandi bercengkrama di pinggir kolam. Sambil merendam jemari kaki dengan dinginnya air pemandian serta dinaungi oleh rindangnya daun-daun pepohonan, sepertinya lokasi ini cocok sebagai tempat pacaran bercengkrama.
Suasana di Pemandian Watugede di siang hari itu. Apa kebetulan yang bercengkrama di sini kaum hawa semua?
Kedalaman kolam Pemandian Watugede bervariasi. Ada bagian kolam yang dangkal karena endapan tanah. Ada juga bagian terdalam yang katanya sih setinggi dada pria (sekitar 1,5 meter lah). Tapi, aku juga mikir-mikir deh kalau mau nyebur di sini. Selain airnya yang dingiiin...brrr... Pemandian Watugede ini juga dikeramatkan. Ada tempat sesaji dekat pohon besar yang sepertinya kerap digunakan umat Hindu untuk bersembahyang.
Pemandian sekaligus tempat beribadah bagi umat Hindu.
Katanya di tempat ini juga ada Watu Dakon, yaitu batu berceruk seperti papan permainan dakon sebagai penanda waktu putri raja mandi. Juga Watu Gores yaitu batu untuk mengasah pedang algojo. Sayangnya, aku nggak menemukan dua batu itu saat berkunjung ke sana. Hiks.
Dinding-dinding kolam Pemandian Watugede terbuat dari susunan batu bata kuno.
Jadi, apa Pembaca percaya mandi di petirtaan ini bisa membuat perempuan jadi secantik Ken Dedes? Kalau laki-laki yang mandi apa juga jadi cantik ya? #eh
NIMBRUNG DI SINI
Ada ritual Suroan di sini. Dimulai dari tanggal 30 September 2016 pukul 24.00 WIB. Pembersihan sendang patirtan dan besoknya tanggal 1 Oktober 2016 pagi ada pengisian sendang lagi. Sesaji atau banten pun juga tersaji untuk keselamatan seluruh makhluk.
Tumpeng yang bisa dinikmati bersama. Penggantian kamen/kain pembungkus pelinggih dan pastinya buanyak banget tamu yang akan datang terlebih di malam 1 Suro atau tanggal 1 Oktober jam 20.00-04.00 WIB.
Dan akan terus banyak tamu yang ritual sampai tanggal 10 Suro..
Silahkan hadir. Terbuka untuk umum. Info:
082234838604
Terima kasih informasinya. :)
Ah...entahlah...
disini..apakah ada yg mau menemani..ato
bareng melek an.. hanya untuk melestarikan
budaya dan menghormati leluhur kita
mitosnya pasangan ( entah masih pacaran atau udah nikah pasti pisah pisah disini bisa di artikan salah satu meningal dengan cara mengenaskan ) mau membuktikan silahkan
Sisa satu aja yah yang disini :D
banyak petirtaan di jawa timur, barangkali bisa menambah pengalaman :)