Di dalam kamar Hotel CityOne Semarang ada tempat tidur. Ada pula pendingin ruangan, televisi, dan meja tulis yang dilengkapi satu kursi.
Meja tulis yang berdekatan dengan pintu terkunci yang mirip jendela itu dilengkapi laci. Terlahir sebagai orang yang penasaran, laci aku tarik. Ternyata, isinya di luar dugaan.
Sebuah buku bersampul biru tersimpan di dalam laci. Tulisan emas di muka sampul dengan gamblang menjelaskan isinya, New Testament alias Perjanjian Baru.
“Waw! Ada Injil di dalam laci!” spontan aku menyeru.
Walau begitu, ini bukan kali pertama aku berinteraksi dengan Injil. Selain Alquran, di kelas pelajaran Agama Islam saat SMA dulu juga ada Injil. Mungkin Pak Abah – guru Agama Islam kami itu – ingin supaya anak-anak didiknya mengenal kitab suci umat lain. Supaya tidak sembarangan mengeluarkan pernyataan, semisal
“Kalau kamu membaca injil nanti jadi kafir!”
Alhasil, seperti apa yang aku lakukan pada masa SMA dulu, lembar demi lembar buku biru itu tersingkap tanganku. Sepintas kujamah teks-teks Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohannes. Rasanya, seperti membaca cerita berbumbu sejarah.
Nyatanya, seusai itu imanku tidak malah berganti. Memang semudah itukah berpindah keyakinan?
Tapi, harus aku akui. Menurutku, ada pula isi Injil yang relevan dengan kehidupan setiap manusia. Misalnya ayat surat Yakobus 1:12 yang berbunyi,
“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barang siapa yang mengasihi Dia.”
Tentu, Allah pada ayat tersebut mengacu kepada Tuhan pada konteks Kristen. Tapi, sebetulnya tidak hanya terbatas pada konteks Kristen saja. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sudah sepatutnya kita mempasrahkan diri kepada Sang Maha Tinggi . Jangan malah mengeluh atau melakukan hal-hal anarkis! #eh
Nun tinggi di langit-langit kamar Hotel CityOne ada pula objek yang menarik perhatian. Sebuah stiker bulat berwarna latar biru dengan simbol panah putih.
Secara otomatis, aku mengiyakan bahwa arah panah putih itu menunjukkan arah kiblat. Jika benar iya (sesuai dugaan ) maka ada suatu toleransi antarumat beragama yang tercipta di kamar hotel ini.
Untuk ke depannya, mungkin selain Injil di dalam laci bisa juga disimpan kitab-kitab suci agama lain?
Eh, tapi apa mungkin Perjanjian Baru di dalam laci itu milik tamu hotel yang tidak sengaja tertinggal.
Sayangnya (ah sayangnya), pengalaman menunaikan kewajiban sebagai seorang muslim di kamar Hotel CityOne tidak senyaman keempukan kasurnya. Proses berwudu cukup menyulitkan karena letak wastafel berada di luar bilik mandi. Alhasil, lantai plywood rawan tercecer percikan air. Belum lagi ketika harus pindah lokasi saat mencuci kaki.
Jikalau ingin menghindari basahnya lantai kamar, sebetulnya bisa juga berwudu di dalam bilik mandi. Supaya kedua tangan bebas berkecimpung dengan kucuran air, aktifkan saja shower dindingnya. Tapi ya hati-hati supaya siraman air dari shower tidak mengenai badan.
Untungnya, kondisi bilik mandi cukup nyaman dipakai berlama-lama. Endog demi endog yang diciptakan dari hasil akumulasi petualangan kuliner di Kota Semarang dapat tersalurkan dengan lancar dan tenteram. #eh
Pertimbangan utama memilih Hotel CityOne di Semarang sebagai tempat menginap semalam pada Rabu (9/3/2019) yang lalu sebetulnya bukan karena adanya bonus Perjanjian Baru di dalam laci.
Alasan utamanya adalah karena tarif sewa kamar Hotel City One sebesar Rp270.000 di Traveloka dan Tiket itu lolos anggaran keluyuran di Semarang yang harus dijaga agar tidak membengkak lebih dari Rp500.000.
Sedangkan alasan-alasan positif lainnya adalah sebagai berikut:
- Letak Hotel CityOne di Jl. Seroja 2 no. 9, Kelurahan Karangkidul, Kecamatan Semarang Tengah itu dekat dengan dengan kawasan Simpang Lima. Jadi, kalau mau jalan-jalan ke sana nggak perlu ribet mikir parkir, cukup berjalan kaki.
- Letak Hotel CityOne dekat pula dengan Jl. KH Ahmad Dahlan. Di sana ada TransMart dan RS Tlogorejo. Saat malam, di sepanjang trotoarnya banyak warung kuliner kaki lima.
- Di depan Hotel CityOne ada angkringan yang menjual nasi + lauk seharga Rp5.000! Murah dan mengenyangkan di tengah biaya hidup di Semarang yang lebih mahal dibandingkan Yogyakarta. #eh
Tapi, ada sesuatu yang dirasa kurang nyaman juga setelah kami menginap semalam di sana.
- Proses berwudu di dalam kamar menyulitkan seperti yang diceritakan di atas.
- Area parkir kendaraannya sempit. Hanya bisa menampung belasan mobil dan belasan sepeda motor. Sepeda motor pun rawan terjebak di parkiran saat penuh kendaraan.
- Hotel sedang dalam proses pembangunan. Jadi, banyak suara-suara yang mungkin kurang nyaman di telinga sebagian tamu.
Walaupun demikian, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Hotel CityOne adalah tempat yang menyenangkan untuk menginap. Kebetulan sekali, hujan deras yang mengguyur Kota Semarang sejak siang membuat aku dan sang istri terlucyu dapat menikmati kamar dengan lebih intim. Apalagi dengan ditemani Wi-Fi gratisan yang lumayan kencang untuk streaming-an.
Sebetulnya, agak kecewa juga sih nggak bisa menjelajah sore di Kota Semarang karena hujan. Tapi, untunglah Alquran surat Az-Zukhruf ayat 9 - 14 ini bisa mengobati kecewa.
Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui".
Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk.
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).
Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi.
Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami".
Toh, urusannya keluyuran menjelajah sudut-sudut Kota Semarang, biarlah saudara Johannes Anggoro yang melakukan. Supaya dia tidak melulu terjebak di lingkungan peti kemas.
KATA KUNCI
- alkitab
- cityone
- cityone hotel
- cityone hotel semarang
- hotel
- hotel
- hotel cityone semarang
- hotel jawa tengah
- hotel murah
- hotel murah semarang
- hotel semarang
- hotel simpang lima
- injil
- jalan seroja
- jawa tengah
- karangkidul
- penginapan
- penginapan murah semarang
- penginapan semarang
- perjanjian baru
- semarang
- semarang tengah
- simpang lima
- wudu
NIMBRUNG DI SINI
Sendangadi mas. Tempatnya wingit,
walaupun dekat kampung. Cm di
dusun Jongke lor. Hotel Hyatt kebarat
mentok,trs lewat depan RUSUNAWA
JONGKE, lurus ke utara sedikit lagi.
Kemudian ketemu Plangnya.