Aku suka makanan murah. Terutama karena bikin dompet tetap gemuk. Sehingga isinya bisa dipakai untuk berfoya-foya. #eh
Kabupaten Kediri di Jawa Timur adalah salah satu tempat di mana terdapat banyak makanan murah. Bisa jadi ini imbas biaya hidup di Kediri yang belum terlampau tinggi.
Murah. Meriah. Enak.
Masak iya kamu bakal mendustakan nikmat Tuhan yang satu ini? #senyum.lebar
SILAKAN DIBACA
Terkait perihal makanan murah dan enak di Jawa Timur, lidahku sudah terkunci pada suatu jenis kuliner yang kita semua (seharusnya) pernah menyantapnya yaitu,
NASI PECEL
Nah, pada hari Rabu (7/9/2016) silam aku berkesempatan mengicip salah satu varian nasi pecel khas Kediri yang bernama nasi pecel tumpang.
Sesuai namanya, nasi pecel tumpang adalah nasi pecel yang kuah sambal kacangnya disubstitusi dengan sambal tumpang. Yang disebut sambal tumpang adalah olahan dari:
- Tempe “busuk” (setengah “busuk” boleh, nyaris “busuk” boleh)
- Bawang merah
- Bawang putih
- Santan
- Cabai secukupnya
Wujud sambal tumpang nggak ada mirip-miripnya dengan sambal terasi, sambal bawang, sambal bajak, dan segala macam persambalan yang nikmat disantap dengan lauk tahu, tempe, terong, lele, ayam yang digoreng. #mendadak.ngiler
Yang dimaksud dengan tempe “busuk” itu bukan tempe yang benar-benar busuk lho! Akan tetapi tempe yang over-fermented alias difermentasi lebih lama.
Seperti yang kita tahu, tempe itu kan olahan kacang kedelai yang difermentasi dengan “jamur” Rhizopus sp. Fermentasi pada tempe akan menghasilkan enzim-enzim yang baik untuk tubuh dan membentuk “selaput putih” yang menyelubungi tempe.
Pada tempe yang difermentasi lebih lama bakal terjadi degradasi protein lebih lanjut sehingga membentuk senyawa amonia. Itulah yang menyebabkan tempe “busuk” tampak busuk karena aromanya sangat... “istimewa”. #senyum.lebar
Meskipun rasa tempe “busuk” juga nggak kalah “istimewa”, ternyata banyak juga orang yang kepincut sama makanan satu ini. Warga Kediri mungkin adalah sebagian besar di antaranya. #senyum.lebar
Di Kediri nasi pecel tumpang adalah makanan yang umum disantap saat pagi hari. Lokasi penjual nasi pecel tumpang banyak dijumpai di Jalan Dhoho di Kota Kediri.
Sayangnya, pada waktu itu kami baru singgah di Kota Kediri menjelang tengah hari. Jelas yang jual nasi pecel tumpang sudah pada tutup. Ini sama sulitnya seperti memburu lapak penjual nasi gudeg kaki lima di Kota Jogja di siang hari. #sedih
Mas Agung selaku sopir mobil sewaan tak kehabisan akal. Ia mengantar kami menuju suatu warung sederhana yang masih menyajikan menu nasi pecel tumpang. Lokasi warungnya lumayan jauh dari Kota Kediri. Aku kurang paham rute dan nama daerahnya apa.
Dan begitulah.
Pada hari Rabu itu kami akhirnya sarapan siang dengan nasi pecel tumpang di suatu warung sederhana di Kediri, Jawa Timur. Keturutan juga deh keinginan Ibu yang penasaran sama pecel tumpang. #senyum.lebar
Sepiring nasi pecel tumpang seperti foto di atas itu dihargai Rp5.000. Selain nasi pecel tumpang, warung tersebut juga menyediakan nasi sambal tumpang (perbedaannya nggak signifikan #hehehe) dan soto ayam. Semuanya dihargai Rp5.000. Wah!
“Makanan di Kediri murah-murah kan Mas?”, ujar seorang bapak pengunjung warung sambil terkekeh
Iya Pak. Makanan di Kediri murah-murah. Biaya hidupnya juga murah. Tapi entah kenapa orang-orang sepertinya lebih menggemari hidup di kota besar macamnya Surabaya atau Jakarta daripada di Kediri.
Apa mungkin karena....
Titik perbedaannya pada sambal kacangnya. Ada yang kental dan ada yang cair, ada juga perbedaan pada tumpangnya/tambahannya ...
(kalo di Sunda mah namanya lotek, tapi nggak pake nasi).
Saya malah pertama kali makan pecel tumpang di Jombang, bukan Kedirinya.
langsung ketagihan.
beberapakali ke kediri taunya cuma nasi pecel aja :|
tapi kalau tempe yg difermentasi lebih lama pernah makan, tapi dalam bentuk tempe
goreng.
kayaknya yang lebih \"mendunia\" adalah pecel madiun ya ... SotoyBerat