Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Minggu, 9 Maret 2014, 10:51 WIB

Ada yang menarik di halaman 7 harian Kompas yang terbit Rabu, 5 Maret 2014. Seorang pembaca “mengeluh” di kolom Surat Kepada Redaksi yang kutipannya sebagai berikut.

 

Kliping

Pada 29 Desember 2013 saya melakukan perjalanan Solo-Purwokerto dengan transit di Yogyakarta. Saat melewati jalan utama Solo-Klaten-Yogyakarta, lalu lintas padat dan diperparah dengan banyak perempatan dengan lampu pengatur lalu lintas.

 

Yang mengherankan saya adalah bahwa lampu merah di jalan utama bisa sampai 100 detik, sementara lampu hijau sangat sebentar, sekitar 15 detik. Akibatnya, arus lalu lintas jadi padat karena menumpuk kendaraan di setiap lampu pengatur lalu lintas.

 

Sementara itu, di setiap perempatan besar tersua jalan kecil penghubung ke tiap kecamatan yang rutenya harus melewati/memotong jalan utama. Mesti tak banyak kendaraan yang lewat di jalan kecil itu, lampu menyala merah di jalan utama itu seperti dirancang supaya lebih lama. Ini aneh dan patut dipertanyakan.

 

Tidak mengherankan jika sekarang waktu tempuh Yogyakarta-Solo bisa dua jam, bahkan lebih, karena hal itu. Mohon perhatian.

 

Sumber: Kompas Cetak, 5 Maret 2014

 

Nah, Pembaca apa ada yang pernah mengalami hal di atas? Apa Pembaca juga merasa waktu tempuh Yogyakarta – Solo terasa lama? Hehehe.

 

Kuliner sepanjang Jalan Solo-Yogyakarta
Ya nggak selama ini juga kali...

 

Aku geli membaca surat di atas. Lagi-lagi, ada yang mempermasalahkan Jalan Solo, hehehe . Dari pandanganku, sang penulis surat merasa terganggu dengan kombinasi padatnya lalu lintas, banyaknya lampu pengatur lalu lintas, plus nyala lampu hijau yang hanya sebentar.

 

Saat melewati jalan utama Solo – Klaten – Yogyakarta, lalu lintas padat dan diperparah dengan banyak perempatan dengan lampu pengatur lalu lintas.

 

Apa pun yang mendasari keluhan sang penulis surat itu, aku ingin menjelaskan perihal kondisi jalan Yogyakarta – Solo. Untuk Pembaca yang belum tahu wujud dari jalan Yogyakarta – Solo, seperti inilah kira-kira wujudnya.

 

Kuliner sepanjang Jalan Solo-Yogyakarta
Lumayan lebar, cukup buat 3 bus pariwisata lewat bareng.

 

Pertama, yang harus diingat adalah jalan Yogyakarta – Solo (yang lebih populer disebut Jalan Solo) itu bukan jalan bebas hambatan alias jalan tol. Jalan Solo itu jalan propinsi yang fungsi sekundernya adalah sebagai urat nadi perekonomian kota-kota di sepanjang Yogyakarta – Solo.

 

Sementara itu, di setiap perempatan besar tersua jalan kecil penghubung ke tiap kecamatan yang rutenya harus melewati/memotong jalan utama.

 

Oleh karena itu wajar jika banyak ruas-ruas jalan kecil penghubung desa dan kecamatan yang lantas menyatu dengan jalan utama. Ini ibarat aliran sungai kecil yang menyatu jadi sungai besar. Adalah wajar juga jika kemudian banyak persimpangan yang dijaga oleh lampu pengatur lalu lintas.  

 

Kuliner sepanjang Jalan Solo-Yogyakarta
Kepadatan di jam-jam sibuk dan ditambah banyak persimpangan serta lampu lalu lintas.

 

Kedua, durasi lampu pengatur lalu lintas menyala hijau dan merah (juga kuning) itu bisa dihitung secara matematis. Untuk pembaca yang belum tahu, lampu pengatur lalu lintas itu berubah warna sesuai urutan berikut: hijau – kuning – merah – hijau – dst.

 

Umumnya durasi lampu menyala kuning itu 2 detik. Nah, anggaplah di suatu perempatan masing-masing sisinya memiliki durasi nyala lampu hijau yang sama, misalkan 15 detik. Maka, durasi lampu menyala merah di suatu sisi dapat dihitung sebagai berikut.

 

(15 + 15 + 15 + 2 + 2 + 2) = 51 detik.

 

Yang mengherankan saya adalah bahwa lampu merah di jalan utama bisa sampai 100 detik, sementara lampu hijau sangat sebentar, sekitar 15 detik.

 

Dari apa yang dialami sang penulis surat, bisa jadi durasi lampu menyala hijau di setiap sisi persimpangan tidak sama. Yaitu, ada sisi yang diprioritaskan menyala hijau lebih lama. Hal ini bergantung pada jam-jam sibuk yang sudah diatur di tiap lampu pengatur lalu lintas.

 

Kuliner sepanjang Jalan Solo-Yogyakarta
Kalau ada penyebrang jalan ya pasti kendaraan juga berhenti dulu barang sejenak kan?

 

Selain itu yang perlu dipahami adalah Jalan Solo akan selalu menjadi jalan yang sibuk, baik itu pagi, siang, maupun malam. Jadi, jangan bayangkan Yogyakarta – Solo sejauh 60 km itu dapat ditempuh dalam waktu 1 jam dengan kecepatan konstan 60 km/jam. Kecuali jika pembaca pernah menimba ilmu di perguruan Sumber Kencono atau Sumber Slamet.

 

Jadi, selama Jalan Solo bukan berupa jalan tol, hindari melintas di Jalan Solo pada jam-jam sibuk jika tak ingin lama terjebak dalam kepadatan lalu lintas. Benar begitu kan Pembaca?

 

Eh, Pembaca apa kepingin Jalan Solo jadi jalan tol? Kalau aku sih tidak setuju, walau waktu tempuhnya bisa jadi lebih singkat.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • AQIED
    avatar komentator ke-0
    AQIED #Jumat, 9 Mei 2014, 10:55 WIB
    aku pengguna jalan raya solo jogja banget tuh. paling enggak seminggu dua kali lah mondar mandir situ.
    bagi ku masih asik2 n normal aja lampu merahnya.
    jauh lebih ngeselin lampu merah kusumanegara
    hahaha, lampu merah di Jl. Kusumanegara emang kebangetan. Kayaknya emang di tiap lampu merah harus berhenti, nggak bisa langsung lolos.
  • AKHMAD
    avatar komentator ke-1
    AKHMAD #Kamis, 8 Mei 2014, 20:50 WIB
    Sesuke tak njajal liwat
    jajalen wae Kang
  • AKHMAD
    avatar komentator ke-2
    AKHMAD #Kamis, 8 Mei 2014, 20:49 WIB
    waah saya belum pernah lewat jalur ini,lebih sering lewat boyolali..
    Weh, adohmen ndadak ng Boyolali?
  • MODIFIKASI MOTOR BARU
    avatar komentator ke-3
    MODIFIKASI MOTOR BARU #Kamis, 8 Mei 2014, 16:06 WIB
    Durasinya mirip-mirip dengan di Ibukota Provinsi ane gan: Palembang. Lama banget yak nunggunya.
    Ya begitulah Bang, semakin banyak kendaraan ya semakin lama nunggunya
  • BAHASA INGGRIS
    avatar komentator ke-4
    BAHASA INGGRIS #Rabu, 2 Apr 2014, 11:27 WIB
    Benar nie Mas, dulu saya pernah sekali lewat jalan utama solo, banyak sekali lampu merahnya. Untungnya tengah malam lewatnya. hehe
    kalau lewat Jl. Solo tengah malam sih enak, ga macet. Paling ancamannya hanya itu bus-bus yang doyan ngebut.
  • MUHAMMAD LUTFI HAKIM
    avatar komentator ke-5
    MUHAMMAD LUTFI HAKIM #Minggu, 23 Mar 2014, 13:51 WIB
    \"...Ya nggak selama ini juga kali...\"

    Terus terang saya bngakak/b waktu baca kalimat itu dan lihat gambarnya, :)
    ngakaknya jangan keras-keras, malu...
  • PUNGKY SUDRAJAT
    avatar komentator ke-6
    PUNGKY SUDRAJAT #Kamis, 13 Mar 2014, 11:38 WIB
    wakakak.. perguruan sumber kencono, itu harus punya asuransi dulu mas kalo mo daptar... :D
    Salah satu syaratnya itu harus ahli mengemudi tanpa menginjak rem? :p
  • CUMILEBAY.COM
    avatar komentator ke-7
    CUMILEBAY.COM #Kamis, 13 Mar 2014, 08:50 WIB
    di jakarta, berhenti di lampu merah aja bisa ampe 1 jam gara2 nungguin lampu merah. Di
    beberapa lampu merah ada yg sampai 210 detik merah nya dan 30 detik hijau :-(
    Kayaknya ada anggapan deh Bang kalau jalanan \"desa\" nggak sepadat jalanan ibukota, padahal ya nggak...
  • ELISA
    avatar komentator ke-8
    ELISA #Kamis, 13 Mar 2014, 08:34 WIB
    komen buat surat pembaca itu...ya kalau mau cepat mbok naik kereta, biarpun jalan cm bisa dilewati 1 kereta tp prioritas tinggi, pengguna jalan lain berhenti kalau kereta lewat...atau lewat jalan itu malam hari, ditanggung lancaaaar...:(
    komen buat Wijna, saya setuju...ndak ada jalan tol jogja-solo, lahan utk jalan tol msh bisa dipakai utk sawah dan pemukiman...
    omongannya mbak Elisa persis seperti tulisan2 yang ada di belakang truk2, \"RA SABARAN? MABURO!\" (nggak sabar? terbang sana!) :D
  • GIEWAHYUDI
    avatar komentator ke-9
    GIEWAHYUDI #Rabu, 12 Mar 2014, 11:39 WIB
    Kalau orang awam, kayaknya hitungan lampu merah sepertinya enggak terlalu penting.
    Bayangin aja di Jakarta itu ada yang lampu merahnya sampai 200 detik lho. Namanya
    juga berbagi dengan pengguna jalan lain, kalau enggak mau ya bikin tol sendiri. Hehehe.
    Ngomongin soal tol Jogja-Solo katanya ada rencana membangun, tapi bukan
    menggunakan jalan Solo yang sekarang ini.. Kayaknya masih lama banget sih.
    Kayaknya ada anggapan klo jalan raya di \"desa\" beda sama di Jakarta, yaitu lempeng-mulus tanpa hambatan karena jarang ada kendaraan, padahal nyatanya ya nggak...
  • GADINGSPE
    avatar komentator ke-10
    GADINGSPE #Selasa, 11 Mar 2014, 15:34 WIB
    Suwi bgt kadang malah lampu merah 130 detik. Wkwkwk. Hajar aja kalo gak ada pak pol. Ckkck
    moga2 nggak disamber Sumber Kencono dirimu...
  • CADERABDULPACKER.COM
    avatar komentator ke-11
    CADERABDULPACKER.COM #Selasa, 11 Mar 2014, 08:52 WIB
    akh solo seakan memanggil memori saya beberapa tahun lalu..kampung kaweyan dan
    keraton solo
    memori lampu merahnya ke mana Mas Bro?
  • CATATAN HARIAN IRFAN
    avatar komentator ke-12
    CATATAN HARIAN IRFAN #Selasa, 11 Mar 2014, 05:36 WIB
    Ada apa aja yah di solo..... di kota kota besar sudah menggunakan waktu untuk pemberhentian yah,,, tapi kalau lampu merahnya berdurasinya cuman sebentar ya jelas kemacetan nya pasti banyak hehehheeae
    Di Solo ada macam2 Bro. Stasiun ada, stadion ada, mall juga ada, hehehe. Yang bikin antri banyak sebenarnya kendaraannya toh?
  • SIRAJUDDIN ABRAHAM
    avatar komentator ke-13
    SIRAJUDDIN ABRAHAM #Senin, 10 Mar 2014, 23:00 WIB
    untungnya rumahku walau di pantura, gak sampek macet seperti itu hehe padahal yang
    lewat kendaraannya gede2

    banyak yang ngeluh sama lampu merah, tapi lampu merah bisa jadi rejeki kok buat
    sebagian orang
    iyo klo banyak yg jadi pedagang asongan di lampu merah dan itu hanya ada di Indonesia
  • CAHYO
    avatar komentator ke-14
    CAHYO #Senin, 10 Mar 2014, 21:20 WIB
    Kyknya smpeyan blm prnah moto2 di desa Tembi Bantul deh, ta tunggu potone yak!
    Sori rodo nylenthank, sembari rodo \"ngongkon\"... :)
    ameh mbayari aq nginep ng kono po Kang? :D
  • DEDE RUSLAN
    avatar komentator ke-15
    DEDE RUSLAN #Senin, 10 Mar 2014, 12:00 WIB
    waduh pegel juga tuh apalagi kalo harus tiap hari yaa dari jogja ke solo, di jakarta aja
    banyak banget yg lama durasi lampu merahnya bahkan lampu ijonya cuman 15 detik doang
    :(
    Kendaraan makin banyak ya resikonya kayak gini ini -.-
  • DANI WAWAN
    avatar komentator ke-16
    DANI WAWAN #Senin, 10 Mar 2014, 08:32 WIB
    aku sih pernah ngalamin yang seperti ini... tapi ya cuek aja kan udah ada yang ngatur...
    cuma ada beberapa jalan memang yang kalau pagi dan sore itu sangat sibu jadi durasi
    waktu hijau lebih lama tapi kalo pas siang pas sepi kok durasinya sama bahkan jalan
    yang pagi dan sore itu padet siang sepi durasi hijaunya tetep lebih panjang... jd seakan
    akan mubadzir.... tapi tidak apalah karena mesin ya settingannya seperti itu.....
    Makanya, perginya pas tengah malam, kayak si Sumber-Sumber itu, Jogja-Surabaya cuma 3 jam! :D
  • UJANG SUNDANA
    avatar komentator ke-17
    UJANG SUNDANA #Senin, 10 Mar 2014, 06:19 WIB
    Wah, saya belum pernah main ke Solo nih...
    Kapan-kapan ingin berkunjung kesana ah.
    Silakan Kang, kapan2 mainlah ke Jawa Tengah :D
  • MUHAMMAD ALFI
    avatar komentator ke-18
    MUHAMMAD ALFI #Minggu, 9 Mar 2014, 20:22 WIB
    kayaknya solo emang asik ya, udah lama pengen kesana tapi belum kesampaian :|
    naik kereta Kak klo pas balik ke Jawa :D