Aksi dramatis Winky menolong Teguh
yang terjebak di reruntuhan gempa
Di tanggal 30 Mei 2006, aku diajak Winky mengunjungi Mbah Teguh. Dirinya membutuhkan bantuanku untuk membuat suatu publikasi agar bantuan untuk korban gempa Jogja – Jateng bisa mengalir ke desanya.
Aku hanya bisa mengingat-ingat kondisi Desa Kebondalem Kidul yang porak-poranda dari foto-foto hasil bidikanku. Saat itulah aku pertama kali bertemu dengan Bu Tini, ibunya Teguh. Aku ingat saat itu aku tertawa kecil karena wajah Teguh dengan ibunya kok ya mirip sekali.
Tapi yang membuatku terkesan kepada Bu Tini adalah sikap beliau ketika aku dan Winky berkunjung ke sana. Beliau menyuguhkan kepada kami mie ayam buatannya. Padahal mie yang ia gunakan adalah jatah mie instan untuk korban gempa. Di mana hanya 3 sampai 5 bungkus saja yang diberikan per keluarga.
Aku tidak habis pikir, di tengah suasana gempa, rumahnya yang porak-poranda, dan harta bendanya yang ludes, beliau masih mau mengorbankan jatah mie instan miliknya untuk untuk membuatkan kami mie ayam! Apakah kami berhak menerimanya?
Walaupun dengan bahan baku mie instan, kelezatan mie ayam buatan Bu Tini tetap sama. Tetap sama-sama membuat kami segera tidak sadarkan diri. Terbuai oleh nikmatnya mie ayam yang juga dikenal sebagai obat tidur itu.
NIMBRUNG DI SINI
aku jadi ingat seseorang yang menatapku penuh iba saat itu, hiks hiks.