Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Kalau di Jogja, bersepeda ke candi-candi itu sudah hal biasa. Tapi seumur-umur, aku belum pernah bersepeda ke candi-candi di Jawa Timur. Lha wong domisiliku kan di Jogja? Lagipula aku juga bukan orang yang super senggang rela bersepeda dari Jogja ke Jawa Timur.
Pas aku main ke Nganjuk hari Kamis (26/2/2015) yang lalu itu, Ndop sebagai tuan rumah yang baik hati nawarin aku bersepeda ke Candi Lor! Wuih! Asyik ini! Apalagi jaraknya dari kota Nganjuk cuma sekitar 7 km. Oke lah Ndop! Ayuk kita c’mon!
Cowok unyu kalau bersepeda pakai sepeda unyu juga! #muntah
Kami berangkat dari rumah Ndop. Dia pakai sepeda MTB, sedangkan aku pakai sepeda jengki yang biasa dipakai ibunda tercinta.
Bersepeda di Nganjuk ternyata asik juga ya? Jalan raya utamanya lebar-lebar. Nggak macet. Kanan-kiri masih banyak sawah. Medan jalannya pun rata-rata saja.
Kapan lagi bisa bersepeda bareng artis Nganjuk!? Kyaaaa!
Aku lupa-lupa inget rutenya. Soalnya bersepedanya blusukan. Sempat lewat Pasar Wage dan Taman Anjuk Ladang. Ujung-ujungnya tembus jalan raya Nganjuk – Kediri. Pas di perempatan lampu lalu lintas Loceret kami belok ke arah kanan (utara barat).
Candi Lor persis ada di pinggir jalan raya sekitar 150 meter dari perempatan. Secara administratif, Candi Lor terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Tampilan luar kawasan Candi Lor.
Ada kabar buruk dan kabar baik pas sampai sana. Kabar buruknya, gerbangnya dikunci! DOH! Kabar baiknya, di gerbang terpampang nomor telepon juru kunci Candi Lor. Tapi kami pasrah saja lah menikmati Candi Lor dari luar gerbang. Sebab, “misi utama” sudah menanti, hehehe.
Artis Nganjuk beserta tamunya sedang tidak beruntung.
Menilik dari namanya, Candi Lor artinya ya Candi di Utara (bahasa Jawa, Lor = Utara). Asal-muasalnya diberi nama Candi Lor itu mungkin karena posisi candi ini terletak di utaranya Candi Ngetos. Yup! Ada dua candi di Nganjuk, yaitu Candi Lor dan Candi Ngetos.
Candi Lor dengan pohon yang numpang hidup selama ratusan tahun itu.
Berhubung di lokasi nggak ada narasumber yang bisa ditanya-tanya, jadinya informasi Candi Lor aku comot dari dunia maya saja ya!
Keberadaan Candi Lor berkaitan dengan sejarah berdirinya Kabupaten Nganjuk. Di candi ini ditemukan prasasti yang berisi perintah pendirian bangunan suci bernama Srijayamerta di kawasan Anjuk Ladang oleh Mpu Sindok (raja Mataram Hindu) pada tahun 937 M.
Asistennya Mpu Sindok bahkan dimakamkan di sini.
Nama Srijayamerta kemungkinan adalah nama asli Candi Lor. Sedangkan nama Anjuk Ladang lambat laun berubah menjadi Nganjuk. Anjuk sendiri berarti kemenangan. Jadi, anjuk ladang berarti ladang kemenangan.
Akar yang membelit bangunan Candi Lor kayaknya susah buat dilepas.
Candi Lor terbuat dari batu bata seperti yang umum dijumpai pada candi di Jawa Timur. Kalau candi di Jawa Tengah kan umumnya terbuat dari batu andesit. Tapi, yang menarik dari Candi Lor ini adalah pohon kepuh (Sterculia foetida) yang tumbuh liar di struktur candi. Usia pohon ini sudah ratusan tahun lho!
Struktur bata Candi Lor yang masih asli karena belum pernah diganti baru.
Sayangnya, susah banget motret Candi Lor dengan pohon kepuh yang menjadi daya tariknya itu. Komposisinya terhalang sama pohon-pohon lain yang tumbuh di sekeliling pagar. Coba semua pohonnya itu ditebangin. Tapi jangan deh, ntar jadi gersang, hahaha.
Uuuuuh... pohon-pohonnya itu ganggu pemandangan... aaaagh!
Apa mungkin perlu masuk ke dalam area candi untuk nyari sudut pemotretan yang lebih baik ya? Ya sudah, besok-besok lagi lah main kemari lagi. Siapa tahu gerbangnya sudah dibuka.
Oh iya, kan masih ada Candi Ngentos yang belum didatengin! Kalau ke sananya bersepeda Ndop mau nggak ya? Hahaha.
Ini cowok kuat bersepeda berapa kilometer yah? Penasaran ngetes dengkulnya...
NIMBRUNG DI SINI
dirawat dengan baik ya.. Atau memang tamoilannya
seperti itu....
cakep bener deh :
Aku ke sana pagi-pagi betul dua tahun yang lalu...
Gak mampir ke Candi Ngetos?
Mbok menowo selo, silakan mampir blusukan ke @socialselfieproject.
Ada juga kok candi-candi di Jawa Timur yang bahan dasarnya batu andesit. Contoh paling jos adalah candi-candi peninggalan Kerajaan Singhasari :)
Klo candi Ngetos kayak gini -- http://adiedoes.blogspot.com/2014/08/anjak-anjuk-menuju-udik-menggapai.html
lah kok jadi promo :)))
Btw, pohon kepuhnya kece banget kalau difoto dari jauh, keliatan uniknya, gede, dan mentiung gitu. Kontras sama pohon di sekitarnya.
candi aku tuh jd pgn bisa balik ke jaman dulu , ngeliat gmn sih cara org2 dulu membangun
candi :) penasaran, tanpa perlatan canggih, batu2 besar gt bisa dibawa
Iyo sih 15 kilometer, tapi dalane menanjak gak bar bar. Kuat sih, nek rame2 hahaha..
Waduh... tanjakan... ndedel ra tanjakan e Ndop?
Sesuk meh ngono maning, mas? Weleeeh. . .
kelihatan ya...
sepedaan bareng di blitar :D
memang ke utara hahahah..
Btw, Alid mrene pas lawange dibukak, sore sore. Mungkin kita kemarin kepagian kak.
Btw nantang aku sepedahan? Biyuh aku nyerah wis. maksimal cuma 75 kilometer soale.
hahaha..
Nek mrene maneh, blajaro motor disik, ngko motoran ae hahahahha.. Ben gak soro soro
nemen.
Duh, nek sinau motor aku rodo suwi kie. Maklum ra nduwe fasilitas e, hehehe.
..
Salam kenal dan salam sukses:)....