Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Sabtu, 5 Januari 2019, 08:52 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Inilah Candi Penataran di Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

 

Inilah kompleks candi Hindu terbesar setelah kompleks Candi Prambanan.

 

Aku ke sini pada Rabu (7/9/2016) silam bersama Bapak dan Ibu.

 

halaman candi penataran

 

Berhubung namanya kompleks candi jadi jelas di sini terdapat banyak bangunan candi. Di antara sekian banyak bangunan candi itu ada satu yang ukurannya paling besar. Karena ukurannya yang terbesar itulah para ahli purbakala menyebut candi itu sebagai candi induk.

 

Eh, lebih tepatnya candi induk Penataran.

 

halaman candi induk penataran

 

Seperti yang bisa dilihat pada foto di atas, candi induk Penataran adalah bangunan yang bertingkat-tingkat. Jumlah keseluruhan tingkatnya ada tiga. Di antara setiap tingkat terdapat tangga sebagai penghubung.

 

Sebagaimana lazimnya candi-candi di Jawa Timur, dinding candi induk Penataran juga dihiasi beraneka macam relief. Termasuk di antaranya dinding teras pertama yang dihiasi berbagai macam medalion berelief hewan.

 

Eh, yang disebut teras pertama itu adalah lantai dasar.

 

halaman candi penataran

 

Omong-omong tentang medalion, menurut buku “Medalion: Ragam Hias Relief Candi Jawa” karya Sahid Teguh Widodo:

 

Medalion candi adalah batu berukir yang berbentuk lingkaran pipih (mirip dengan tablet) yang terbuat dari batu purba yang menempel pada dinding candi sebagai bagian dari ornamen relief candi.

 

Berikut adalah foto sejumlah medalion berelief hewan yang sempat aku abadikan saat berkunjung ke Candi Penataran tempo hari itu.

 

medalion relief anjing candi penataran
Medalion ke-1.

 

medalion relief ayam candi penataran
Medalion ke-2.

 

medalion relief badak candi penataran
Medalion ke-3.

 

medalion relief bajing candi penataran
Medalion ke-4.

 

medalion relief bangau candi penataran
Medalion ke-5.

 

medalion relief banteng candi penataran
Medalion ke-6.

 

medalion relief buaya candi penataran
Medalion ke-7.

 

medalion relief burung hantu candi penataran
Medalion ke-8.

 

medalion relief burung gagak candi penataran
Medalion ke-9.

 

medalion relief gajah candi penataran
Medalion ke-10.

 

medalion relief kadal candi penataran
Medalion ke-11.

 

medalion relief kambing candi penataran
Medalion ke-12.

 

medalion relief kerbau candi penataran
Medalion ke-13.

 

medalion relief kucing candi penataran
Medalion ke-14.

 

medalion relief kuda candi penataran
Medalion ke-15.

 

medalion relief burung kutilang candi penataran
Medalion ke-16.

 

medalion relief landak candi penataran
Medalion ke-17.

 

medalion relief merak candi penataran
Medalion ke-18.

 

medalion relief merpati candi penataran
Medalion ke-19.

 

medalion relief musang candi penataran
Medalion ke-20.

 

medalion relief naga candi penataran
Medalion ke-21.

 

medalion relief burung pipit candi penataran
Medalion ke-22.

 

medalion relief burung puyuh candi penataran
Medalion ke-23.

 

medalion relief tikus candi penataran
Medalion ke-24.

 

Menebak Relief Hewan di Medalion

Berhubung di lokasi nggak tersedia informasi mengenai hewan-hewan yang terpahat pada medalion-medalion, jadilah aku hanya bisa menebak-nebak hewan-hewan apa yang diukir oleh para leluhur kita itu.

 

Medalion ke-1

Sepertinya anjing. Di lehernya terpasang kalung yang berarti dia hewan yang dijinakkan. Seandainya ini serigala mungkin ekspresinya bakal lebih buas.

 

Medalion ke-2

Jelas ayam jantan. Ada jambul dan juga janggut.

 

Medalion ke-3

Sepertinya badak. Kulitnya terlihat bersisik. Di kepalanya ada tanduk kecil. Sepertinya badak Jawa.

 

Medalion ke-4

Bingung ini hewan apa, hahaha . Sepertinya tikus, tapi kok perutnya gendut ya? Bentuk mukanya mirip kelinci tapi telinganya kok pendek. Sepertinya sih hewan pengerat. Bajing mungkin ya?

 

Medalion ke-5

Jelas burung bangau. Hewan ini sering muncul di relief-relief candi lain dengan gaya penggambaran yang nggak berbeda.

 

Medalion ke-6

Banteng karena tanduknya tegak ke atas. Kalau sapi yang biasa jadi hewan kurban itu kan tanpa tanduk.

 

Medalion ke-7

Sepertinya sih buaya walaupun wujudnya agak ambigu, hahaha . Badannya bersisik mirip ikan. Tapi kok ekornya panjang dan punya kaki? Mungkin karena ukurannya medalionnya terbatas jadi moncongnya nggak bisa dibuat panjang.

 

Medalion ke-8

Sepertinya burung hantu karena punya sayap berbulu dan matanya besar melotot.

 

Medalion ke-9

Dilihat dari bentuk paruhnya, sepertinya burung gagak. Mbuh lah, aku kurang ahli menerka wujud unggas.

 

Medalion ke-10

Jelas gajah. Tanduknya panjang, jadi mungkin dia gajah jantan.

 

Medalion ke-11

Apa ya ini? Dilihat dari wujudnya seperti reptil. Kadal mungkin?

 

Medalion ke-12

Jelas kambing. Keren sekali sang pemahat relief yang sungguh-sungguh telaten memahat bulu-bulunya.

 

Medalion ke-13

Kerbau karena tanduknya memanjang ke samping.

 

Medalion ke-14

Kucing. Bentuk kaki belakangnya adalah ciri khas kucing.

 

Medalion ke-15

Sepertinya kuda. Apa keledai ya? Apa pula itu “benda” yang berada di antara paha kaki belakangnya?

 

Medalion ke-16

Mbuh burung apa ini. Ekornya panjang. Mungkin burung kutilang?

 

Medalion ke-17

Landak. Jelas sekali pahatan duri-duri di badannya.

 

Medalion ke-18

Burung merak. Gayanya khas sekali lah.

 

Medalion ke-19

Haduuuh burung apa lagi ini!? Burung merpati kah?

 

Medalion ke-20

Ini kancil atau musang ya?

 

Medalion ke-21

Weh! Ular naga!? Zaman dahulu makhluk ini betul-betul eksis po?

 

Medalion ke-22

Weeeh! Burung lagiii! Burung pipit mungkin?

 

Medalion ke-23

Nah, dilihat dari pola bulu dan ukuran tubuhnya, ini sepertinya burung puyuh.

 

Medalion ke-24

Ini jelas tikus!

 

Hewan di Medalion Menurut Jurnal

Untuk mengetahui apakah tebakanku di atas itu benar atau salah, Google pun ditelusuri. Singkat pencarian, ditemukanlah jurnal berjudul “Keragaman Hayati dalam Relief Candi Sebagai Bentuk Konservasi Lingkungan (Studi Kasus Di Candi Penataran Kabupaten Blitar)” karya Dra. Theresia Widiastuti, M.Sn. dkk.

 

Pada tabel kedua dalam jurnal tersebut tersaji keragaman hayati dalam bentuk ragam hias fauna di candi induk Penataran. Cuplikan isi tabelnya adalah sebagai berikut.

 

  1. Ular Naga
  2. Angsa (Cygnus olor)
  3. Anjing (Canis lupus familiaris)
  4. Ayam Jantan (Gallus domesticus)
  5. Babi (Sus domesticus)
  6. Babi Hutan (Sus scrofa)
  7. Buaya (Crocodylus)
  8. Burung Bangau (Ciconia ciconia)
  9. Burung Hantu (Otus migicus beccarii)
  10. Burung Merak (Pavo muticus)
  11. Burung Merpati (Columba livia domestica)
  12. Burung Perkutut Jawa (Merbuk) (Geopelia striata)
  13. Burung Puyuh (Coturnix ypsilophora)
  14. Gajah (Elephas maximus)
  15. Itik (Cairina scutulata)
  16. Kadal (Lygosoma)
  17. Kambing (Capra aegagrus hircus)
  18. Kancil atau Pelanduk (Tragulus javanicus)
  19. Keledai (Equus asinus)
  20. Kerbau (Bubalus bubalis carabanesis)
  21. Komodo (Varanus komodoensis)
  22. Kucing (Felis silvestris catus)
  23. Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus)
  24. Landak (Hystrix javanica)
  25. Macan (Panthera tigris sondaica)
  26. Musang (Viverricula indica)
  27. Rusa (Cervidae)
  28. Sapi (Bos primigenius)
  29. Tikus (Rattus norvegicus)

 

Heee… jebul ternyata tebakanku ada benar dan juga ada yang salah: 

 

  • Aku kurang paham membedakan jenis burung, jadinya wajar bilamana banyak salah di situ.
  • Ada sejumlah hewan dalam senarai di atas yang sepengamatanku nggak terukir sebagai relief medalion, misalnya babi, itik, dan macan.
  • Apa mungkin hewan-hewan itu terukir pada relief panel persegi yang juga menghiasi dinding teras pertama candi induk Penataran?
  • Eh, tapi apa mungkin ada medalion yang terlewat aku potret ya?
  • Yang jelas, hewan pada medalion ke-4 itu masih misterius. Mungkin Pembaca tahu hewan apa yang sosoknya terukir pada medalion ke-4 itu?
  • Hewan badak kok juga nggak disebut dalam jurnal ya? Eh, apa tebakanku itu salah? Sebetulnya itu babi?

 

Hal-Hal yang Bisa Ditelaah

Ada beberapa hal yang dapat kita telaah seusai mengamati medalion-medalion berelief hewan tersebut:

 

  1. Candi Penataran diperkirakan dibangun pada abad ke-12 yakni lebih dari 700 tahun yang lalu. Itu artinya, Candi Penataran turut “mengawetkan” hewan-hewan apa saja yang hidup pada 700-an tahun silam. Waow!
  2. Hewan Panthera tigris sondaica (macan/harimau Jawa) dan Bos primigenius (aurochs) yang termuat pada jurnal sungguh amat menarik. Kedua hewan tersebut sekarang sudah dinyatakan punah.
  3. Apakah alasannya dinding candi induk Penataran (yang notabene adalah bangunan suci) dihiasi berbagai relief hewan? Menurut sumber skripsi, diduga merupakan perlambangan Dewa Siwa sebagai penguasa hewan. Kalau menurutku untuk menghormati hewan sebagai makhluk yang turut hidup bersama manusia.

 

Hal-hal yang lain mungkin bisa Pembaca tambahkan sendiri.

 

Hal yang Menarik dari Mengunjungi Candi

Salah satu hal yang aku senangi dari mengunjungi candi (khususnya di Jawa Timur) adalah mengamati relief-reliefnya. Medalion-medalion berelief hewan yang unik nggak terkecuali.

 

Jika Pembaca ingin kunjungan ke candi menjadi lebih bermakna daripada hanya sekadar berfoto-foto ria, cobalah mengamati relief-relief yang terukir di dinding candi. Apalagi candi di Jawa Timur kan umumnya dihiasi beraneka macam relief.

 

wisatawan berfoto sembarangan candi penataran
Perilaku berfoto yang tidak untuk ditiru.

 

Untuk Pembaca yang ingin mengajak anak-anak ke Candi Penataran, mungkin bisa mengenalkan mereka dengan sejarah melalui pengamatan medalion berelief hewan. Sangat jauh kan dari anggapan bahwa belajar sejarah itu identik dengan menghapalkan tokoh dan tahun?

 

Ah, menyenangkan sekali warga Blitar. Mereka memiliki tempat yang mengasyikkan untuk belajar sejarah. Pembelajaran sejarah yang seperti ini jelas nggak bisa diperoleh dengan hanya membaca buku pelajaran sekolah.

 

Pun jangan lupa. Masih banyak lagi hal-hal menarik di Candi Penataran yang bisa kita pelajari. Apa lagi ya?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • DWI SUSANTI
    avatar komentator ke-0
    DWI SUSANTI #Rabu, 9 Jan 2019, 13:47 WIB
    Kayanya kura-kura juga hidup 700-an tahun
    silam, tapi kok ya nggak ada di medalionnya
    yaa?

    Mas, mbok pas motret adek2nya itu
    dibilangin: \"Maaf sekadar mengingatkan, dek
    fotonya bisa lho di bawah saja\". Ah pasti
    takut sama bapaknya 😂
  • N FIRMANSYAH
    avatar komentator ke-1
    N FIRMANSYAH #Minggu, 6 Jan 2019, 06:47 WIB
    Kok yang 4 itu ayam? Gak mirip haha