Pagi yang dingin di Kota Batu, Jawa Timur di hari Sabtu (29/11/2014) benar-benar cocok buat dipakai bermalas-malasan di balik selimut. Kawan satu ranjang, Asfar, tampak sangat menikmati tidurnya. Doh! Mungkin karena semalam dirinya dibuat kenyang sama sekotak tahu petis, seporsi sate kelinci, dan segelas susu sapi cokelat.
Berhubung dari penginapan ke alun-alun Kota Batu bisa ditempuh selama 15 menit berjalan kaki, terbesitlah ide untuk menikmati syahdunya pagi di sana. Aku sudah berkali-kali singgah di alun-alun Kota Batu, tapi sayangnya belum pernah di pagi hari.
Maka dari itu, aku mengendap-endap kabur dari penginapan, hahaha. Pikirku, di pagi yang dingin itu baru aku seorang yang menyelinap ke luar kamar. Eh ternyata, di sudut kolam renang Novi sedang kekeceh sambil mengutak-atik telepon genggamnya. Duh, ternyata sudah ada yang bangun lebih pagi dari aku... >.<
Sengaja aku nggak naik angkot untuk menuju ke alun-alun. Ceritanya kan mau menikmati suasana pagi dengan berjalan kaki. Tapi di tengah perjalanan, aku merasa keputusanku ini salah besar!
Nggak ada angin, nggak ada hujan, tiba-tiba aku dapat “panggilan alam”. Aaargh! Ini pasti efek samping sekotak tahu petis, seporsi sate kelinci, dan segelas susu sapi cokelat yang aku sikat kemarin malam! >.<
Aku langsung ambil langkah seribu ke alun-alun. Kalau nggak salah ingat, salah satu dari apel-apel yang ada di alun-alun itu adalah jamban yang berkamuflase. Tinggal sedikit lagi sampai! Berdoa saja lah pintu masuknya nggak terkunci.
Alhamdulillah, sesampainya aku di sana, pintu toiletnya terbuka lebar, seakan menyambut kedatanganku yang kalau terlambat sedikit saja, “itu” bisa keluar di tempat yang tidak semestinya, hahaha. Tanpa banyak ba-bi-bu dengan Pak penjaga jamban, aku langsung menghuni salah satu bilik di sana. Fiuh... lega...
Sekadar review, toilet di alun-alun Kota Batu ini menurutku layak dipakai untuk mencari inspirasi sambil ngendog. Kondisinya sih nggak begitu bersih tapi juga nggak kotor-kotor amat. Seenggaknya nggak ada sampah yang berserakan. Nilainya 7 dari 10 lah. Oh iya, jangan lupa bayar tarif kebersihan Rp2.000 per orang untuk menjaga toilet ini agar tetap bersih.
Selepas menjawab panggilan alam, aku dapat kiriman SMS dari tetangga sebelah kamar yakni Sho dan Sabbana. Mereka berdua pingin nyusul aku ke alun-alun. Ya sudah, sembari nunggu mereka berdua datang, aku keliling alun-alun saja sambil memotret-motret. Lumayan, dapat banyak objek human interest.
Beberapa menit kemudian mereka berdua pun datang. Karena perut mendadak meraung minta diisi, kami mencoba beberapa kuliner yang dijajakan di sekitar alun-alun. Sho dan Sabbana memilih bubur kacang hijau. Sedangkan aku memilih sepincuk nasi pecel seharga Rp7.000 per porsinya. Menurutku ini pilihan yang best-value, karena isinya cukup meriah. Ada perkedel, tempe, serundeng, ikan asin, dan peyek. Nyam!
Nggak terasa waktu hampir menunjukkan pukul tujuh pagi. Kami bertiga pun beranjak pulang ke penginapan karena agenda kegiatan yang lain sudah menanti. Singkat cerita, menghabiskan pagi di alun-alun Kota Batu ternyata cukup menarik karena suasananya nyaman dan banyak penjual makanan di sekitar sana, hahaha.
Pembaca sudah pernah mampir ke alun-alun Kota Batu belum ya?
NIMBRUNG DI SINI
kelinci
apa kabar alun-alun di jogja ya :p
-__- baru tau kalo buah2annya itu toilet p.
kita ga lama sih pas di Batu mas.. jd malah mainnya ke Malang trs nyambung Gresik..
Btw, itu komenmu di blogku yg dcatqueen(dot)com, sebenrnya masuk kok :D. Tapi
memang semuanya dimoderasi dulu p
Hoo komentarku sudah masuk toh? Soalnya ngga ada pesan klo bakal dimoderasi sih.
yang menarik untuk dimakan mas :-D