Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Kamis, 18 Juli 2013, 08:37 WIB

Jantungku berdetak dag - dig - dug pas masuk ke kawasan Pura Ulun Danu Bratan di Bedugul, Bali. Oh iya, sebelum singgah kemari, aku dan Radit memang sempat sarapan siang di rumah makan muslim di seberangnya gerbang masuk ke Pura Ulun Danu. Nah, biasanya kan kalau habis makan aku sering dapat “panggilan alam”. Tapi sayangnya, kali ini yang bikin jantungku dag - dig - dug bukan itu!

 

Yang bikin jantungku dag - dig - dug juga bukan tentang retribusi masuk ke Pura Ulun Danu sebesar Rp10.000 per orang dan Rp2.000 per sepeda motor. Bukan juga tentang cuaca, yang mana baru saja cerah setelah diguyur hujan lebat. Kalau cuaca di daerah pegunungan sih aku sudah pasrah dari dulu. Hujan ya biar. Cerah ya syukur.

 

Sewaktu singgah di Pura Ulun Danu Bratan Bali, ada kisah yang tidak menyenangkan terjadi antara saya dengan salah satu juru foto yang menjajakan jasanya di lokasi

 

Nah, lalu ada masalah apa sampai jantungku dag - dig - dug - duer?

 

Yah...

 

Aku merasa pada Jumat siang (5/4/2013) di Pura Ulun Danu Bratan inilah detik-detik terakhir DSLR-ku hidup.

 

#menghela.napas

 

Ini shutter terakhir DSLR ku.

 

Semoga saja aku bisa dapat foto yang lumayan bagus di Pura Ulun Danu Bratan.

 

Juru foto yang beroperasi di kawasan wisata Pura Ulun Danu Bratan di Bedugul, Bali meminta saya untuk tidak memotret wisatawan

 

#menghelanapas

 

Jadi, shutter DLSR-ku rusak gitu dan harus masuk tempat servis untuk diperbaiki?

 

Eh!? Nggak! Siapa bilang!?

 

Ini baterai DLSR-nya saja yang sudah kelap-kelip tanda mau mati, hahaha .

 

 

Biasalah, cuaca dingin di pegunungan kan bikin konsumsi daya baterai jadi boros. Nanti kalau baterainya sudah di-charge ulang juga bisa untuk motret lagi. Sayangnya, charger-nya ada di penginapan, hehehe.

 

Menurut juru foto yang beroperasi di kawasan Pura Ulun Danu Bratan, keberadaan wisatawan yang membawa kamera jenis DSLR menyurutkan pendapatan harian mereka yang berkisar di bawah lima puluh ribu rupiah per hari

 

Foto-foto di artikel ini adalah foto-foto terakhir sebelum DLSR-ku mati. Dengan demikian aku melewatkan sesi foto-foto di Tanah Lot. Ah, ya sudahlah...

 

Pembaca pernah kehabisan baterai kamera pas di lokasi wisata?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • GALLANT
    avatar komentator ke-0
    GALLANT #Rabu, 14 Jan 2015, 16:17 WIB
    sabar mas :(
    aku orangnya sabar kok Lan :(
  • TURTLIX
    avatar komentator ke-1
    TURTLIX #Jumat, 19 Jul 2013, 13:43 WIB
    Wogh! aku terkenyut seketika membaca kalimat kedua setelah gambar pertama.
    Bayanganku Mas Wijna sekarang pasti sudah memegang kamera on 7D. Dan
    bayanganku selanjutnya adalah lensa yang nganggur hahaha...

    Eh, foto-fotone tanpa filter-kah?
    penipuan... fotonya pake filter ND
  • CAHYO
    avatar komentator ke-2
    CAHYO #Jumat, 19 Jul 2013, 12:54 WIB
    Moto sambil nggendong aki rak yo rapopo to mas? :P
    wedi nek tak ombe pas aq ngelak...
  • TOTOK
    avatar komentator ke-3
    TOTOK #Kamis, 18 Jul 2013, 12:08 WIB
    Positive thinking Mas: kesempatan untuk ganti ke D7100! Mantapss!!!
    ah, saya ndak butuh megapiksel gede2, lagipula komputer ndak mumpuni