Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Selasa, 14 Mei 2013, 08:09 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Bayangan awalku pas mendengar nama Goa Gajah adalah langsung menghubungkan antara gua dengan hewan gajah. Banyak bayangan yang berseliweran. Misalnya, gua yang sebesar gajah, gua yang jadi tempat tinggal gajah, gua yang di dalamnya ada batu menyerupai gajah, dan masih banyak lagi.

 

 

Aku baru ngeh yang dimaksud dengan Goa Gajah saat benar-benar singgah di lokasi pada hari Minggu siang (7/4/2013) bareng sama Radit dan Ervan. Goa Gajah adalah objek wisata sekaligus pura yang terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali. Lokasinya mudah untuk dicapai karena berada di pinggir Jalan Raya Goa Gajah. Gampangnya sih kalau dari Kota Denpasar ya ke Kota Ubud dulu baru deh ke Goa Gajah.

 

Misteri Harta Karun di Goa Gajah, Bali
Pintu masuk Goa Gajah yang berwujud mulut raksasa, seakan-akan memasuki dunia bawah.

 

Papan putih benda cagar budaya milik Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala seakan menjelaskan semuanya. Keberadaan arca Ganesha di dalam gua aku perkirakan sebagai asal-muasal nama Goa Gajah. Selain arca Ganesha, di dalam gua juga terdapat tiga yoni.

 

Guanya sendiri tidak terlampau dalam. Kira-kira hanya sekitar 9 meter dari mulut gua. Gua bercabang membentuk huruf T. Di cabang barat terdapat arca Ganesha dan di timurnya adalah tiga arca yoni.

 

Misteri Harta Karun di Goa Gajah, Bali
Arca Ganesha.

 

Misteri Harta Karun di Goa Gajah, Bali
Tiga arca yoni.

 

Seperti tempat sembahyang umat Hindu pada umumnya, ada petirtaan yang berada tak jauh dari mulut gua. Tak jauh dari mulut gua sebenarnya juga mengalir derasnya air sungai Tukad Pangkung. Di dekat sungai Tukad Pangkung ini pernah ditemukan fragmen stupa dan arca Buddha. Hal ini menandakan kemajemukan kehidupan beragama di Bali sejak masa lampau. Hmmm, menarik...

 

Misteri Harta Karun di Goa Gajah, Bali
Katanya, dulu patungnya ada tujuh, sekarang tinggal enam.

 

Misteri Harta Karun di Goa Gajah, Bali
Main air di kolam juga boleh. Eh, itu ikan keramat kayaknya ya?

 

Misteri Harta Karun di Goa Gajah, Bali
Di sini pernah ditemukan arca Buddha.

 

Namun, yang juga menarik perhatian saat kami berkunjung ke sana adalah seorang bule yang terkapar di pelataran Goa Gajah. Asal tahu saja, pengunjung harus menuruni sejumlah anak tangga dari pos retribusi menuju pelataran mulut gua. Kaki bule ini sepertinya terkilir sewaktu menuruni anak tangga. Mungkin efek kelelahan dan kepanasan, sebab Bali waktu itu panasnya luar biasa sewaktu siang hari.

 

Misteri Harta Karun di Goa Gajah, Bali
Bantuan datang!

 

Misteri Harta Karun di Goa Gajah, Bali
Bule yang menjadi pusat perhatian.

 

Tidak seberapa lama, datanglah bantuan tenaga medis dari rumah sakit Gianyar. Dengan tandu dan ambulans mereka akan membawa si bule ke rumah sakit. Aku nggak sempat melihat proses evakuasinya, namun ya sepertinya bakal susah menandu sembari meniti anak tangga yang lumayan tinggi. Seorang Bapak sepuh yang kujumpai menuturkan kalau dirinya sendiri pernah tergelincir di salah satu anak tangga. Wah, sepertinya memang harus berhati-hati ya.

 

Misteri Harta Karun di Goa Gajah, Bali
Batu-batu peninggalan arkeologis lainnya dikumpulkan jadi satu.

 

Berbeda dengan peninggalan arkeologis era kerajaan Hindu yang ada di Jawa. Berhubung di Bali nuansa Hindunya masih kental, alhasil peninggalan arkeologis ini tetap “berjiwa”, masih dirawat dan difungsikan seperti dahulu kala. Oh iya, retribusi Goa Gajah adalah Rp15.000 per orang dan pengunjung diwajibkan bersarung di seputar kompleks Goa Gajah.

 

Pembaca sudah pernah mampir ke Goa Gajah di Bali?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • LOUREN
    avatar komentator ke-0
    LOUREN #Rabu, 11 Nov 2015, 18:49 WIB
    Saya mendapat keris tunggul nogo di pantai bolong dsaat
    saya sedang bersantai di pura dalem,saat itu ada seorang
    pangeran mcm dari kerajaan kuno lalu memberi khan keris
    tunggul nogo kemudian saya sadar dan anehnya tu keris
    ada di tangan saya,saya minta tolong harus saya apa khan
    keris ini...
    disimpan saja, tapi kalau sekiranya meresahkan ditinggal di pantai di tempat pertama kali mendapatkannya
  • LIZA DE SAIRE
    avatar komentator ke-1
    LIZA DE SAIRE #Kamis, 30 Mei 2013, 16:05 WIB
    bagus ya tempatnya .
    sayang sekali waktu saya ke Bali saya gak sempet kemana-mana .
    cuma 1 malam doank di bali .
    padahal jauh\" dari medan, hahahaha.
    Semoga kapan-kapan mbak Liza dapat kesempatan mampir ke Bali lagi yah. Yang lebih lama, hehehe.
  • MOKO
    avatar komentator ke-2
    MOKO #Selasa, 21 Mei 2013, 13:05 WIB
    wahh harus hati2 ini ya klo ksana... makasih mas tip mblusuknya ke goa gajah.. ntar klo ke bali dah ada referensi mblusuk kesini :)
    hehehe, terima kasih :D
  • HLGA
    avatar komentator ke-3
    HLGA #Jumat, 17 Mei 2013, 14:16 WIB
    waduh rada mistis juga ya tempatnya
    emang kalo di bali gak jauh-jauh dari sesajen dan sebangsanya
    kan masih dipergunakan sebagai tempat ibadah lhoo, makanya banyak sesajen.
  • CHANDRA IMAN
    avatar komentator ke-4
    CHANDRA IMAN #Jumat, 17 Mei 2013, 08:55 WIB
    wiii jadi serasa pergi kesana, thanks artikelnya, keren
    hehehe terima kasih
  • MISS SAN
    avatar komentator ke-5
    MISS SAN #Rabu, 15 Mei 2013, 14:37 WIB
    Aduh kasiannya si bule, kamu gak bantuin? hehee kepo ah

    itu kayak pemujaan ya, aku liat guanya serem ya..
    mungkin belum bisa liat hal2 sperti itu.
    Kan sudah banyak yang menangani si Bule mbak.
  • CAHYO
    avatar komentator ke-6
    CAHYO #Rabu, 15 Mei 2013, 13:25 WIB
    Salam kenal mas, aku dah liat seluruh artikel mas khususnya foto2nya, aku suka
    komposisi warnanya, segar dimata... kliatan semakin matang/dewasa.
    Klo ada ksmptn ke malang lagi kunjungin jg laguna di pulau sempu... rili biutiful ples tu
    go.
    BTW sukses yak!
    hahaha, terima kasih ya mas Cahyo