Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Candi Lumbung Sengi adalah candi ketiga yang berada di Kompleks Candi Sengi. Berbeda dengan Candi Asu Sengi dan Candi Pendem Sengi yang lokasinya lumayan berdekatan. Lokasi Candi Lumbung Sengi bisa dibilang cukup jauh. Itu karena kami (masih dengan pasukan Mbak Vinna, Andreas, Agatha, Aku) harus memutar jalan yang lumayan jauh.
Sebenarnya sih bisa saja nggak memutar jauh, tapi dengan resiko harus menyebrangi sungai yang aliran airnya deras banget. Kalau aku dan Andreas sih amat-sangat-berminat untuk outbound menyusuri sungai dan nanjak-turun bukit. Tapi, karena kami sadar ada anggota tim yang berjenis kelamin lain, maka aku dan Andreas harus melepaskan niat bertualang itu, hiks.
Penampakan Candi Lumbung Sengi.
Panduan Rute ke Candi Lumbung Sengi
Untuk menuju ke Candi Lumbung Sengi dari Kota Jogja sebetulnya lebih mudah jika mengikuti jalan utama menuju ke objek wisata Ketep Pass. Jadi, ikuti terus Jl. Raya Yogyakarta – Magelang, melewati kota Muntilan, melewati papan petunjuk arah ke Candi Borobudur, hingga sampai di pertigaan yang ada petunjuk arah yang mengarahkan belok ke kanan sejauh 16 km untuk menuju Ketep.
Ikuti jalan menuju Ketep Pass tersebut. Kira-kira sekitar 10 kilometer dari Jl. Raya Yogyakarta – Magelang, kita akan tiba di suatu pertigaan yang dijaga oleh pohon beringin besar dan patung Ganesha.
Nah, silakan parkir kendaraan di deretan warung-warung yang ada di seputaran pertigaan tersebut. Kemudian bertanyalah ke warga setempat tentang lokasi Candi Lumbung Sengi. Itu karena lokasi Candi Lumbung Sengi mirip dengan Candi Pendem Sengi, sama-sama berada di tengah persawahan.
Boleh Juga Buat Motret!
Meskipun memiliki nama yang sama dengan Candi Lumbung di Prambanan, bentuk dan latar belakang kedua candi tersebut berbeda. Candi Lumbung Sengi adalah candi Hindu. Mudahnya sih karena ada sisa-sisa yoni di antara kumpulan-kumpulan batu di dalam bilik candi induk.
Candi Lumbung Sengi ini nggak memiliki candi perwara (pendamping). Aku juga nggak melihat adanya arca di sekitar candi.
Isi bilik Candi Lumbung Sengi. Terlihat ada yoni yang retak.
Relief bunga yang ada di kaki bangunan Candi Lumbung Sengi.
Relief cakar ini kira-kira wujud utuhnya apa ya?
Batu-batu candi lain yang belum disusun.
Dilihat dari letak geografisnya, Candi Lumbung Sengi ini berada di dekat tebing jurang, yang di bawahnya mengalir sungai yang tidak bisa kami lalui itu. Kalau menurut dugaanku sih, sebagian dari kaki candi ini dulunya tertimbun tanah. Bisa jadi, di bawah sawah-sawah sekitar sini masih menyimpan reruntuhan candi lain.
Sungai deras dari atas tebing Candi Lumbung Sengi.
Nama lumbung disematkan warga setempat karena bentuk Candi Lumbung Sengi ini mirip seperti lumbung, tempat menyimpan padi. Sayang banget di lokasi ini nggak ada papan informasi.
Kami sempat berpapasan dengan bapak penjaga dari BP3 Jateng yang pergi untuk rehat siang. Tapi, sampai kami pulang dari Candi Lumbung Sengi, bapak penjaga belum juga kembali. Maklum, di sana kami nggak menjumpai bilik untuk istirahat penjaga. Kemungkinan sih karena area candi yang sempit.
Menurutku, Candi Lumbung Sengi ini punya potensi untuk dikembangkan. Sebab suasana hutan di sekitar candi cocok digunakan sebagai latar pemotretan model.
Candi Lumbung Sengi dan Agatha.
Demikianlah laporan singkat tentang candi-candi yang ada di Kompleks Candi Sengi, Magelang!
NIMBRUNG DI SINI
Dulu aku pernah ke sana tapi waktu aku masih kecil. Jadi lupa-lupa ingat.
sekarang. Trims ^________^
menurut keterangan warga,candi lumbung sangat rawan pencurian batu karena tempatnya yang relatif mojok dan sepi, serta terlindung.
secara pribadi candi sengi sangat berpotensi mendukung objek wisata keteb,babadan,agrawisata,karena merupakan wisata budaya serta bapat dipakai untuk jalur tracking
salam kenal mas
@nyubi: salamnya dah dibaca lngsung nih, salam balik ya.. :P
@ maw : sialan lo! fotonya yang bawah hapus! malu lah aku! kayak cicak saja!