HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Candi Merak

Senin, 29 September 2008, 16:17 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Aku pertama kali tahu keberadaan Candi Merak pas memperhatikan peta pariwisata yang terpampang di Kantor Dinas Pariwisata Klaten.

 

Hmmm, Candi Merak itu candi yang mana lagi?
Perasaan semua candi di Klaten sudah aku sambangi?
Apa ada candi yang terlewat ya?

 

Tapi, berhubung waktu itu aku masih bertugas jadi mahasiswa KKN, aku baru bisa mampir ke Candi Merak di hari Jum’at (26/9/2008) di minggu terakhir bulan Ramadhan.

 


Candi Merak yang konon katanya dahulu dihuni banyak burung merak. #apa.iya

 

Selama ini, sebelum aku berkunjung ke suatu candi, aku selalu mencari informasi rute menuju candi tersebut melalui internet maupun dari petunjuk orang. Akan tetapi, baik internet maupun para petugas BP3 Jawa Tengah ternyata nggak bisa memberi panduan rute yang jelas menuju Candi Merak. Alhasil, aku dan Andreas hanya punya bekal informasi letak administratif Candi Merak yaitu di Desa Karangnongko, Kecamatan Karangnongko, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

 


Tim pemburu candi menjajah Candi Merak di Karangnongko, Klaten, Jawa Tengah. #senyum.lebar

 

Rute Perjalanan ke Candi Merak Karangnongko

Singkat cerita, setelah menghabiskan hampir satu setengah jam bertanya pada orang-orang di sepanjang jalan (sekaligus memendam rasa malu #hehehe), berikut ini adalah rangkuman rute perjalanan dari Yogyakarta menuju Candi Merak yang terbukti sah dan valid: #senyum.lebar

 

  1. Kami bertolak dari Kota Jogja via Jl. Raya Yogyakarta – Solo hingga sampai di Pabrik Gula Gondang Baru (sekitar 5 km dari Candi Prambanan).
  2. Di dekat Pabrik Gula Gondang Baru kan ada pertigaan yang dijaga lampu merah tuh. Belok ke kiri di pertigaan tersebut. Pokoknya ke arah Karangnongko atau Deles.
  3. Ikuti terus jalan raya aspal, melewati hamparan sawah di kanan-kiri, sampai bertemu papan petunjuk jalur alternatif menuju Karangnongko/Klaten. Ikuti petunjuk jalan tersebut.
  4. Tujuan berikutnya adalah menuju Kantor Kecamatan Karangnongko. Silakan bertanya kepada warga sekitar atau gampangnya sih ikuti saja jalan raya besar tersebut.
  5. Di utara Kantor Kecamatan Karangnongko ada pertigaan, belok kanan (timur) di pertigaan tersebut. Nanti bakal ketemu sama lapangan besar dan Kantor Desa Karangnongko. Dari sana belok ke kiri (utara). Sekitar 300 meter dari sana nanti bakal ketemu sama Candi Merak di sisi kanan jalan.

 


Suasana di sekitar Situs Candi Merak yang terlihat sepi di bulan puasa.

 

Saat sampai di Candi Merak, kami jumpai pintu masuknya digembok. Doh! Setelah tanya-tanya sama warga sekitar, akhirnya kami menghampiri kediaman juru kunci Candi Merak bernama Pak Slamet. Untung beliau tinggal nggak jauh dari Candi Merak. Oleh Pak Slamet kami diwajibkan mengisi buku tamu tanpa pungutan retribusi.

 

Keunikan Candi Merak

Candi Merak adalah candi bercorak Hindu. Gampangnya, karena di sisi candi terdapat arca Ganesha. Asal-usul diberi nama Candi Merak mungkin karena dahulu kala di sekitar candi banyak terdapat sarang burung merak. Tapi ya gimana ceritanya burung merak kok bisa sampai Klaten itu aku nggak begitu paham. #hehehe

 


Arca Ganesha sebagai penanda sahih bahwa Candi Merak berlatar-belakang agama Hindu.

 

Candi Merak memiliki tiga candi perwara (pendamping) dan satu candi induk dengan pintu masuknya menghadap ke arah timur. Candi Merak diperkirakan dibangun pada abad ke-9 hingga ke-10 Masehi pada masa pemerintahan Kerajaan Medang (Mataram Kuna). Sejak tahun 1925 Candi Merak mulai diteliti oleh Dinas Purbakala.

 


Salah satu candi perwara yang masih tertutup tanah.

 

Candi Merak memiliki cukup banyak relief dan berbeda dari candi-candi Hindu lainnya semisal Candi Gebang. Bahkan pada beberapa relief, penempatannya hampir serupa dengan Candi Sojiwan, Candi Mendut, dan Candi Gana yaitu pada sisi samping tangga masuk. Kami mengamati ada perbedaan dari candi-candi Hindu lainnya yaitu:

 

  1. Yoni pada bilik utama candi tidak memiliki ceruk untuk mengalirkan air upacara keluar yoni. Air tetap dapat mengalir keluar yoni akan melalui lubang pada yoni yang terbuat dari pipa perunggu.
  2. Hiasan yoni menampilkan gambar sapi, berbeda seperti pada Candi Sambisari dan Candi Ijo.
  3. Hiasan masuk di tangga candi menampilkan wujud ular.

 


Yoni yang ada di bilik bangunan induk Candi Merak.

 


Relief yang terukir pada yoni Candi Merak. Kok lucu ya wujudnya? #senyum.lebar

 


Ornamen makara berbentuk kepala ular di tangga Candi Merak.

 


Arca-arca tanpa kepala lain yang ada di halaman Candi Merak. Ada Arca Nandi juga lho!

 

Jika dilihat dari ukurannya, bilamana telah selesai dipugar wujud candi ini mungkin bakal menyerupai Candi Gebang. Satu yang kami sayangkan adalah minimnya informasi mengenai keberadaan Candi Merak.

 

Semoga dengan artikel ini, Pembaca yang berminat mampir ke Candi Merak tidak kerepotan, hehehe. #hehehe

NIMBRUNG DI SINI