HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Candi Ngempon

Selasa, 28 Desember 2010, 21:09 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Ekspedisi candi kembali berlanjut di penghujung tahun 2010 ini, bertepatan dengan kepulangan Andreas dari tugasnya sebagai guru di Jember, Jawa Timur. Nah, candi yang menjadi sasaran kami di hari Senin (27/12/2010) itu adalah Candi Ngempon yang terletak di Kelurahan Ngempon, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

 


Dari Semarang saja 27 kilometer. Dari Jogja? Ya jauh buuanget! #hehehe

 

Letak candi ini amat jauh bila ditempuh dari Kota Jogja. Sebaliknya, relatif dekat bila ditempuh dari Kota Semarang. Papan petunjuk menuju Candi Ngempon terdapat di ruas Jl. Raya Bawen – Ungaran. Tepatnya 27 km sebelum Kota Semarang atau 7 km sebelum kota Ungaran dari arah Bawen. Kalau dari Jogja, yah…kira-kira sekitar 80 km. Jauh kan? #hehehe

 


Sepeda motor dituntun karena jalannya terjal dan licin.

 

Jalan menuju ke candi ini melewati beberapa kompleks industri. Jadi menduga, apakah nasib candi ini serupa dengan Candi Bojongmenje yang terjepit kompleks industri? Namun anggapan itu perlahan sirna ketika kami memasuki gerbang menuju kompleks candi. Kami berhadapan dengan medan jalan menurun yang dikelilingi oleh lebatnya pepohonan. Kami membayar Rp1.000 untuk memasuki kompleks candi ini.

 


Meskipun sekeliling Candi Ngempon mulai tertutup bangunan modern. Ada juga sudut yang masih asri.

 

Kami tiba di sisi lembah yang dibelah oleh derasnya air sungai. Di sisi barat ada Candi Ngempon, yang secara administratif berada di Kelurahan Ngempon. Sedangkan di sisi timur ada Petirtaan Derekan, yang secara administratif berada di Kelurahan Derekan. Untuk memudahkan pengunjung, sebuah jembatan besi dibangun melintasi sungai menghubungkan Kelurahan Ngempon dan Kelurahan Derekan.

 


Suasana di Candi Ngempon saat akhir pekan yang banyak dikunjungi wisatawan muda.

 

Candi Ngempon terdiri dari empat buah bangunan candi berukuran kecil. Pada setiap bangunan terdapat relung arca, namun kami tak menemukan satupun arca disana. Adapun candi-candi ini memiliki bilik kecil untuk menempatkan sesaji. Ya, candi ini masih aktif dipergunakan oleh umat Hindu sebagai lokasi ziarah, terutama saat hari Galungan.

 


Susunan percobaan bagian atap candi.

 


Lingga dan yoni yang bentuknya sudah rusak.

 


Batu-batu candi lain yang belum berhasil disusun.

 

Candi Ngempon ditemukan oleh seorang petani bernama Kasri pada tahun 1952. Kondisi candi saat ini relatif terawat. Ada taman yang tertata apik serta fasilitas umum seperti kamar mandi dan mushalla. Sayangnya tidak ada papan informasi, mengingat candi ini kerap disambangi pengunjung selepas berwisata di Petirtaan Derekan.

 


Situs Petirtaan Derekan dengan mata air panas yang menyedot banyak pengunjung.

 

Petirtaan Derekan adalah nama sebuah petirtaan yang berada di area wisata Greenland. Apa yang dimaksud dengan Greenland adalah kawasan wisata yang dikelola warga desa yang menyajikan obyek wisata pemancingan, flying fox, river tubing, dan pemandian air panas.

 


Kolamnya saja mungil, kalau ada yang pakai sabun atau sampo busanya pasti ke mana-mana.

 

Ya, entah bagaimana ceritanya, di kawasan ini memang terdapat sumber air panas. Namun wajar, mengingat wilayah ini berada di kaki Gunung Ungaran. Untuk bisa menikmati hangatnya air di pemandian mini ini, pengunjung harus merogoh kocek Rp2.000 per orang.

 

Petirtaan Derekan sendiri baru saja diekskavasi pada tahun 2009 silam. Saat ini kondisinya sudah purna pugar dan berfungsi sebagaimana petirtaan pada umumnya. #senyum

 


Kaum pria punya pemandian air panas yang lokasinya terpisah.

 

Kunjungan kami bertepatan dengan kedatangan anggota DPR Semarang ke lokasi wisata ini. Berpikir positif saja bahwa kunjungan mereka untuk menilai sejauh mana tempat wisata yang dikelola oleh warga desa bisa berjalan dengan baik. #hehehe

 

Walau dalam pengamatanku tempat wisata ini masih memiliki beberapa hal yang patut diperhatikan, terutama sikap pengunjung. Seperti mandi di Petirtaan Derekan yang mungkin akan merusak struktur petirtaan serta masih banyak muda-mudi yang bermesraan di area candi. Hahahaha. #senyum.lebar

 


Masih difungsikan sebagai tempat ibadah.

 

Nah, dengan demikian ekspedisi candi di tahun 2010 ini diawali dengan Candi Pringapus, Candi Klero, Candi Setyaki, dan berakhir di Candi Ngempon. #senyum

NIMBRUNG DI SINI