Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Nama bulan Januari konon merupakan akronim dari “hujan sehari-hari”. Di musim penghujan seperti ini, memang nggak disarankan untuk berpergian jauh. Tapi ya, di hari Minggu (24/1/2010) yang lalu, Agatha dan Mas Ipuk malah ngajak pergi nyari candi. Lha karena memang sudah terlanjur bikin janji dari jauh-jauh hari (dan juga sempat dibatalkan berkali-kali ) ya apa boleh buat lah. Mari meluncur mencari candi!
Berhubung candi-candi utuh yang dekat dari Jogja sudah habis dikunjungi, maka dari itu kami memilih pergi ke Candi Pringapus yang terletak di Desa Pringapus, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Jaraknya lumayan jauh. Butuh 3 jam perjalanan naik sepeda motor.
Yang spesial pada perjalanan kali ini adalah ikut sertanya seorang blogger Jogja, Sukarno alias Anno, pemilik blog TeamTouring. Anno didampingi oleh kawannya Rozi. Selain Agatha dan Mas Ipuk, ikut pula Krista. Jadilah genap kami berenam pergi ke Temanggung.
Candi Pringapus dan Burung Merpati
Candi Pringapus ini cukup populer bagi warga Ngadirejo. Jadi, tak sukar bagi kami untuk blusukan ke sana. Jalur yang kami tempuh untuk bisa mencapai Desa Pringapus dari Kota Jogja adalah melalui Jl. Raya Jogja – Magelang kemudian melewati Kota Magelang, Kota Temanggung, Kecamatan Parakan, hingga akhirnya tiba di Desa Pringapus.
Sesampainya di Candi Pringapus, beberapa warga desa tampak sedang bermain burung merpati. Pemandangan unik yang tak kami jumpai di candi-candi lain.
Burung Merpati dan Candi Pringapus di Temanggung, Jawa Tengah.
Oh ya, alasan kami mencari candi utuh sebenarnya lebih didasari oleh kegemaran fotografi kami. Walaupun saat itu cuaca mendung dan kadang diselingi hujan, namun itu tak membuat niat memotret kami surut.
Cuaca mendung bukan kendala untuk menghasilkan foto seperti ini.
Pak Daryono adalah juru pelihara Candi Pringapus yang kami jumpai di siang hari itu. Beliau ini satu-satunya juru pelihara yang bertugas merawat Candi Pringapus. Meskipun berjaga seorang diri, namun beliau nggak kesepian. Sebab ya, hampir setiap hari banyak warga yang memanfaatkan area candi untuk bermain burung merpati.
Menurut penuturan Pak Daryono, beberapa hari yang lalu ada ada rombongan 4 bus dari Wonosobo yang bertandang kemari. Rupanya, candi ini lumayan sering dikunjungi warga Wonosobo. Mungkin karena jaraknya lumayan dekat dari Temanggung.
Asal-Usul Candi Pringapus
Untuk yang pertama kali, keberadaan Candi Pringapus disinggung pada publikasi Junghuhn di tahun 1844. Selanjutnya, pada tahun 1930, dinas purbakala baru melakukan pemugaran.
Di sekitar Candi Pringapus juga pernah ditemukan Prasasti Tulang Air yang berisikan daftar nama pejabat di Kerajaan Mataram Kuno.
Arca Nandi di dalam bangunan induk Candi Pringapus
Relief dewa-dewi di dinding Candi Pringapus.
Candi Pringapus berlatar belakang agama Hindu. Candi ini hanya terdiri dari satu bangunan induk yang pintu masuknya menghadap ke arah timur. Di dalam bangunan induk Candi Pringapus ini terdapat arca nandi. Bagian luar dinding candi pun penuh terukir relief.
Jalawadra dengan hiasan arca wanita.
Arca Nandiswara yang biasa ada menjaga pintu masuk candi.
Di sekitar Candi Pringapus terdapat reruntuhan Candi Perot yang telah lama runtuh karena badai pada tahun 1907. Di sekitar reruntuhan Candi Perot pun terdapat arca Durga, Nandiswara, dan yoni.
Arca Durga yang ada di sekitar bebatuan Candi Perot.
Yoni yang ada di sekitar bebatuan Candi Perot.
Sayang seribu sayang, hujan yang hampir satu jam berhenti kembali membasahi bumi Temanggung. Alhasil, kami pun terpaksa mengakhiri perjalanan ini. Padahal, hanya sekitar 2 km dari Candi Pringapus, terdapat Situs Liyangan yang baru saja ditemukan. Ah, ya tapi untuk kembali kemari sepertinya tak mudah, dan tentu bukan di musim penghujan seperti ini.
Pembaca sudah pernah ke Candi Pringapus?
NIMBRUNG DI SINI
Kereeeeen warnanya ;) tajam
bagi umat budha.ada cerita rakyat yang seru katanya..cuma belum tahu nih critanya...kapan kesana ya....pepatah \"hujan tidak menjadi halangan \" tidak berlaku ya...he...he...
Foto2nya cuma dikit lho Gat, paling2 yang di FB itu aja
atw pling engga liat liputan q tentang candi2 di blitar.
http://travellers2009.wordpress.com/
aku ndak dikasih foto kupu2nya
Salam hangat dari pulau Bali-
menarik sekali artikel nya...
really nice fotos..
sukses untuk Anda...
Kalo dikumpulkan, ada berapa banyak candi2 besar dan kecil ya?
Candi Bogang di Wonosobo juga patutu dijelajah.....
situs liyangan itu apa? jadi pengen tahu nih... :D
ntar kalo dikasih nama blogku balik jadi butterfly lagi, hehehe.
1. candinya kliatan manis..
2. junghuhn itu apa ya?
3. reruntuhan candi perotnya ga difoto kah?
2. Junghuhn itu peneliti Jerman yang bermukim di Jawa
3. reruntuhan candi Perot hanya berupa batu2 di sekeliling Candi Pringapus