Berhubung artikel ke-674 ini adalah artikel terakhir di tahun 2014, sesi curhat spesial blog Maw Mblusuk? dengan ini resmi dibuka! #ketokpalu
Coba, kapan lagi Pembaca bisa nemu yang kayak ginian di blog ini? Masak isinya artikel blusukan melulu, hehehe?
Udah lama aku pingin nulis ini. Tapi belum sempet-sempet karena masih sedih kalau dikenang, terus malah akhirnya jadi lupa, . Baru beberapa hari yang lalu ada yang nyinggung masalah ini dan aku pikir momennya cocok untuk aku tulis di sini. Walau ya... sebenarnya sih nggak nyambung juga sama tema blog Maw Mblusuk? ini.
4 Tahun
Jadi gini cerita singkatnya. Bulan awal Juli kemarin, tepatnya tanggal 3 Juli 2014, salah satu kucing yang aku pelihara meninggal. Nama aslinya Meng-Fa, nama panggilannya si Kaki Tiga. Umurnya nyaris 4 tahun. Dia pernah nongol di artikelku yang membahas kamera Nikon Coolpix S3500.
Momen pertama kali ketemu sama si Kaki Tiga ini sekitar akhir bulan November 2010. Waktu itu aku bersepeda malam-malam ke ATM Bank Mandiri di Jl. Sudirman, Jogja buat ngambil honor kerjaan. Di parkiran aku dengar ada suara anak kucing lagi ngeong-ngeong. Aku cek deh dan ternyata ya ada si Kaki Tiga ini. Dia habis kecelakaan. Kaki kiri depannya patah dan berdarah-darah. Ngeri lah pokoknya.
Setelah pikir panjang, aku nekat bawa si Kaki Tiga pulang ke rumah. Sepedaku nggak ada keranjangnya, jadi si Kaki Tiga aku bopong deh. Ya bajuku belepotan darah. Dilihatin orang-orang sepanjang Jl. Mangkubumi pula. Pokoknya cuek lah, hahaha!
Si Kaki Tiga pasca operasi.
Besoknya aku kontak lah itu tante Indomielezat si pakar kucing. Sehabis dirinya memburuh di sore hari, meluncurlah kami berdua ke Klinik Hewan Kayu Manis di Jl. Gambiran. Kakinya si Kaki Tiga terus dioperasi deh. Implikasinya, ludes semua itu honor kerjaan yang aku ambil kemarin malam (masih nombok pula ). Tapi ya mungkin Gusti Allah SWT menakdirkan seperti ini ya Pembaca...
Sehabis itu, si Kaki Tiga ini ya jadi kucing peliharaanku. Sebenernya sih nggak ada yang spesial dari si Kaki Tiga ini selain kakinya yang hanya berjumlah 3. Cuma dia itu ya nurut aja dan akrab banget sama kucing-kucing lain yang jadi temennya. Sering juga si Kaki Tiga aku ajak ngobrol kalau aku lagi galau. Pernah juga aku ajak tidur kalau lagi kesepian. Maklum, pria bujang hidup sendirian di rumah.
Pernah ada juga kedamaian semacam ini.
Semua berjalan baik-baik saja sampai akhirnya tibalah hari yang mengubah segalanya (#halah). Sekitar pertengahan Juni 2014 si Kaki Tiga pilek dan nggak mau makan. Tapi badannya sih nggak lemas. Sebagai pertolongan pertama aku kasih lah vitamin B. Tapi kok 3 hari kemudian masih belum mau makan juga? Aku curiga dan terus aku bawa ke RS Hewan UGM.
Oleh drh. Agung si Kaki Tiga diperiksa terus dikasih obat. Pikirku udah ada obat jadinya lega. Setelah dikasih obat kok 3 hari kemudian ini kucing masih belum mau makan juga? Aku jadi khawatir. Sedikit banget ini makanan yang masuk ke tubuhnya. Kalau dikasih obat tanpa ada makanan kan bahaya juga. Akhirnya aku bawa lagi ke RS Hewan UGM dan diputuskan untuk diopname dan diinfus.
Disuntik obat sebelum diinfus.
Sekitar 5 hari diopname, si Kaki Tiga diperbolehkan pulang. Dia sudah mau makan Royal Canine basah jenis recovery. Obat-obatnya di-stop. Sampai di rumah dia juga mau makan makanan kering. Aku suwir-suwir ayam goreng juga dia makan. Aku pikir si Kaki Tiga sudah sehat wal afiat. Tapi ternyata...
Besok paginya pas aku mau ngasih makan si Kaki Tiga, aku lihat dia muntah-muntah. Aku jadi ngeri! Hari itu juga aku bawa lagi ke RS Hewan UGM dan dia masuk opname lagi. Dua hari kemudian di pagi hari aku ditelpon sama drh. Kunti kalau si Kaki Tiga sudah ... you know lah... (#sedih)
... selamat tidur pus...
Dugaan penyakitnya ada semacam infeksi di saluran sekitar mulut dan hidung. Soalnya hasil tes darah menunjukkan kalau kadar neutrofil (bagian dari sel darah putih) lumayan tinggi. Dugaanku karena pilek ditepis karena pileknya itu nggak parah banget. Mungkin pileknya efek samping dari infeksinya. Tapi ya... sudahlah... nggak nyangka aja si Kaki Tiga meninggal secepat ini. Hidup matinya makhluk ya... siapa yang tahu ya selain Gusti Allah SWT?
Si Kaki Tiga aku kubur di halaman rumah yang berdekatan sama jendela kamarku. Nguburnya ya pakai acara nangis, cengeng banget lah! (sekarang sih juga masih cengeng ). Pertama kalinya ini aku motret sambil nangis lho, hahaha. Habis itu sempet sedih dan nggak bisa move-on sekitar 1 bulan lebih sebelum akhirnya “memungut” kucing baru lagi.
92 Tahun
Sedihku yang kedua itu di awal bulan November 2014. Salah satu eyang putri yang akrab aku panggil Eyang Wandi meninggal dunia. Sebenernya Eyang Wandi ini nggak punya hubungan darah sama aku. Tapi karena beliau tetanggaan sama eyangku (yang mana rumahnya kini aku huni) dan beliau itu mertuanya Pakdhe Prap, jadinya kalau pas lebaran sekeluarga pasti silaturahmi ke rumah beliau.
Eyang Wandi dikaruniai Gusti Allah SWT usia yang cukup panjang, 90 tahun lebih dan masih belum pikun. Di pagi hari, setiap kali aku pulang bersepeda belanja dari pasar atau beli sarapan pasti jalur pulang ke rumah melewati rumahnya Eyang Wandi. Aku sering lihat itu sosok Eyang Wandi duduk di teras sambil baca koran Kedaulatan Rakyat. Melihat pemandangan gitu bikin aku lega karena ya... anggapanku Eyang baik-baik saja.
Minjem fotonya Mas Pitra
Aku pernah diceritain sama Ibu kalau Eyang Wandi punya tumor di ususnya. Kalau mau dioperasi ya riskan banget soalnya Eyang kan sudah tua. Tapi selepas lebaran kemarin kondisi Eyang Wandi memburuk. Kabarnya tumornya sudah berubah jadi kanker. Alhasil ya dioperasi deh dengan resiko riskan itu. Tapi setelah dioperasi ternyata takdir berkata lain...
Yang buat aku agak menyesal adalah... yah... mungkin aku kelewat terlambat untuk bisa dekat dengan Eyang Wandi. Aku pernah sih pas jaman-jaman lagi galau dulu menyempatkan diri silaturahmi ke rumah beliau. Beliau bukan tipe orang yang menggurui, enak diajak ngobrol lah. Tapi mungkin ya memang dasarnya aku ini kurang bisa akrab sama orang tua.
Jadi, itulah kisah mellow yang terjadi di tahun 2014. Entah kisah apa yang akan terjadi kelak di tahun depan. Yang jelas kita hanya bisa berharap dan berdoa yang terbaik pada Gusti Allah SWT.
SILAKAN DIBACA
The End! Artikel untuk tahun 2014 resmi ditutup! #ketokpalu
Eh iya, artikel pertama di tahun 2015 besok bakal terbit tanggal 4 Januari 2015. Catet ya! Pembaca pingin kisah petualangan di Jawa atau di Sumatra?
NIMBRUNG DI SINI
Hihii pernah gak pulang 3 harii ternyata kejebak
banguan kos deket rumah 😞
Dan sialnya, keluargaku ini gak ada empati2nya sama sekali sama kucing, walhasil ya main usir saja, main buang saja, kucingnya sih bandel, ya masa ngising di sofa sih??? HHHHHHH!!!!
Mungkin kalian sekeluarga mesti mulai menyayangi kucing layaknya sanak keluarga sendiri, supaya perilakunya lebih terkontrol. :))
sampe relung kalbu mas... penuh inspirasi mas....keren mas kayak rasul aja suka sama
kucing.... mas Wijna move Upp yaaa semngat mantap mas... i always behind u dah....
haseehh serdadu Jogja hadirr... di acara ketok palu artikel termelowww.. semoga maw
blusuk makin barokah manfaat penuh ispirasi ya mas....mantap dah... smga kita
dimatikan khusnul khatimah.... kadang saya mikir juga kalo kita dah mati kisah\" kita ini
bakal awet gak ya mas kalo gak dibukukan???masih d tgu mawblusuk go to book...
Ternyata Mas Wijna ini penyayang kucing ya. Jadi ikutan sedih bacanya. Terharu banget
sampean bisasungguh-sungguh merawatnya. :)
Aku jadi ikutan sedih, Mas... :(
Di rumah juga ada kucing. Dia lucu, tapi kurang ajar. Kalo minta makan, bermanja-manja. Giliran dikasih makan dan udah kenyang, eh sikapnya jadi masa bodoh banget. Dipanggil nggak pernah mau....
ternyata dirimu penyuka kucing jg yaa...sama
meninggal setelah anaknya menikah 3 bln yl dgn adik iparku
semoga kakak panjang umur, bisa mblusuk terus :)