Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Rabu, 24 November 2010, 15:56 WIB

Naik kereta api Lodaya jurusan Bandung – Solo atau kereta api lain yang melewati jalur rel selatan, pastilah kita akan berhenti sesaat di Stasiun Cipendeuy. Stasiun kecil ini terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Entah di kecamatan dan kelurahan apa. Yang jelas, letak Stasiun Cipendeuy ini cukup dekat dengan jalan raya.

 

Hal yang mencolok di Stasiun Cipendeuy adalah keberadaan bocah-bocah peminta. Pada umumnya, mereka mengerubuti gerbong kelas eksekutif dibandingkan kelas bisnis atau ekonomi. Mereka kerap beraksi memukul-mukul kaca jendela kereta seraya berkata, “minta uang Om/Tante”.

 

Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan yang terjadi di Stasiun Ciawi, yang berjarak tidak jauh dari Stasiun Cipendeuy. Di Stasiun Ciawi bocah-bocah lebih sering melambaikan tangan kepada para penumpang kereta. Seperti layaknya seorang yang tengah melepas kepergian saudaranya.

 

cerita bocah anak peminta-minta yang sering berkeliaran di Stasiun Cipendeuy, Garut, Jawa Barat

 

Penasaran, aku mencoba berbincang dengan salah satu bocah peminta di Stasiun Cipendeuy. Namanya Dede, mengaku bersekolah kelas 5 SD. Ditanya apa pekerjaan orang tuanya, dia menjawab tidak ada. Ditanya untuk apa dia meminta uang, dia berkata untuk membeli buku.

 

Menurutku jawabannya terkesan dibuat-buat, dan memang dia lebih sering mengucapkan kalimat meminta uang dibandingkan menceritakan kehidupannya. Ah, mungkin aku terlalu berharap banyak pada cerita yang mengalir dari mulut seorang bocah SD.

 

Namun, aku tetap berharap agar bangsa kita terbebas dari sifat meminta-minta. Tidak seperti bocah ini yang sudah dididik untuk meminta-minta sedari kecil.

 

 

Tentu Pembaca juga tidak akan sudi memberi uang kepada mereka bukan?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • TRUS OFFICE 2010 NYA DIAPAIN?
    avatar komentator ke-0
    TRUS OFFICE 2010 NYA DIAPAIN? #Kamis, 2 Des 2010, 21:09 WIB
    kok aku tiap lewat situ ga pernah nemu ya? ya iya lah, pasti
    ketiduran... eh coba datengin sini dong:
    http://goodnewsfromindonesia.org/2010/10/14/a-unique-bridge-in-
    yogyakarta/
    kayaknya keren deh klo pas ada kreta lewat (mxdnya kmu pantengin terus
    gt sampe ada yg lewat)
    link apa itu e Cil?
  • CERITAEKA
    avatar komentator ke-1
    CERITAEKA #Kamis, 2 Des 2010, 16:58 WIB
    Biasanya aku bawa roti2 Wij, biar kalo ada peminta2 aku bisa kasih roti, soalnya kalo kasih uang blum tentu bener dipake beli buku....
    hmmm...kapan2 idenya boleh saya tiru tu mba Eka
  • VICKY LAURENTINA
    avatar komentator ke-2
    VICKY LAURENTINA #Minggu, 28 Nov 2010, 13:28 WIB
    Saya nggak ngasihlah. Gimana mau ngasih, lha jendela kelas eksekutif nggak bisa dibuka? :p
    dari pintu gerbong lha mbak :p
  • PEIN
    avatar komentator ke-3
    PEIN #Kamis, 25 Nov 2010, 14:45 WIB
    Masih rame di Makam wali2, dikerubuti anak kecil, ditarik - tarik sampe dikuntit kemana - mana.....
    Belom lagi ibu2 yg meminta2,
    \" cepek juga ga pa-pa mas\"

    Mungkin itu adalah cara termudah mencari banyak uang ditengah himpitan ekonomi, walau cara mereka bisa disebut dengan \"malas kerja\".....
    cara yang termudah memang, kalau bisa yang mudah buat apa susah-susah banting tulang? :p
  • TUTI NONKA
    avatar komentator ke-4
    TUTI NONKA #Rabu, 24 Nov 2010, 22:41 WIB
    Sama juga di lampu merah jalan-jalan, Na. Banyak anak kecil yang jadi peminta-minta, dengan alasan untuk sekolah. Kadang kasihan, kadang sebal juga. Tapi di Yogya, di perempatan-perempatan besar sekarang sudah dipasang baliho (meskipun kecil dan kurang menyolok) yang menghimbau masyarakat untuk tidak memberikan uang kepada pengemis anak-anak. Tulisan di baliho tersebut (kalau nggak salah) : \"Peduli tidak berarti memberi\", diikuti himbauan untuk menyalurkan dana ke badan-badan sosial yang sudah ada.
    sebaiknya pendidikan yang seperti apa ya Bu yang bisa melunturkan sifat peminta-minta itu...(menghela napas)