Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Sabtu, 12 Juli 2008, 23:48 WIB

Unit 80 terdiri dari 3 subunit. Aku sendiri masuk ke Subunit 3. 

 

Sesuai arahan Kormanit (Koordinator Mahasiswa Tingkat Unit), seharusnya masing-masing subunit menyediakan dua pondokan. Pondokan adalah istilah untuk rumah warga yang digunakan sebagai tempat tinggal para mahasiswa KKN.

 

Dari dua pondokan tersebut, masing-masing diperuntukkan bagi mahasiswa dan mahasiswi. Jadinya, cowok dan cewek tidak tinggal dalam satu pondokan yang sama. 

 

Bagi Pembaca yang pernah KKN, pembagian pondokan yang terpisah untuk cowok dan cewek ini mungkin tidak biasa. Seringnya, seluruh subunit baik itu cowok dan cewek menempati satu pondokan yang sama. 

 

 

Berdasarkan arahan Kormanit di atas, idealnya dibutuhkan 6 pondokan untuk menampung semua personil Unit 80. Akan tetapi, dalam praktiknya hal tersebut tidak bisa diterapkan. Unit 80 akhirnya hanya menempati 4 pondokan.

 

Empat pondokan tersebut dibagi dua sama rata. Dua pondokan untuk cowok dan dua pondokan untuk cewek. Khusus pondokan cowok, masing-masing ditempati 8 dan 9 orang.

 

Cowok-cowok Subunit 3 sendiri disebar ke dua pondokan. Aku, Catur, dan Mas Ferry ditempatkan di satu pondokan bersama seluruh anggota pria Subunit 2. Sedangkan Gunawan dan Irsyad di pondokan satunya bersama seluruh anggota pria Subunit 1.

 

Pondokan yang aku tempati bersama cowok-cowok Subunit 2 berwujud rumah kontrakan setengah jadi. Lantai rumah masih semenan kasar. Untungnya sudah terpasang atap, daun pintu, dan daun jendela. Listrik pun sudah tersedia (walaupun sering njegleg ).

 

Kami menyebut pondokan cowok Subunit 2 dan Subunit 3 sebagai rumah kontrakan Bu Saelah. Letaknya berada di RW VII Desa Kebondalem Kidul. Rumah ini memiliki tiga kamar tidur. Dua kamar tidur ditempati anggota Subunit 2. Satu kamar tidur sisanya ditempati aku, Catur, dan Mas Ferry.

 

Foto tampak depan rumah pondokan mahasiswa KKN UGM zaman dulu
Tampak depan rumah kontrakan Bu Saelah.

 

Foto suasana kamar tidur di rumah pondokan mahasiswa KKN UGM
Suasana kamarku, Catur, dan Mas Ferry.

 

Foto teras belakang tempat jemuran baju di rumah pondokan mahasiswa KKN UGM
Suasana teras belakang tempat menjemur cucian baju.

 

Foto ruang tengah tempat berkumpul di rumah pondokan mahasiswa KKN UGM
Suasana ruang tengah tempat kumpul-kumpul.

 

Foto sumur timba di rumah pondokan mahasiswa KKN UGM
Sumur timba di luar kamar mandi.

 

Alhamdulilah, rumah ini memiliki kamar mandi dalam. Akan tetapi, karena tergolong rumah di desa, maka air bersih diperoleh dengan cara mengambil dari sumur timba. Perlu sekitar 10 hingga 12 kali menimba untuk mengisi penuh bak mandi. Karena aku hanya mandi sekali dalam sehari, jadinya untuk mandi dalam sehari aku hanya perlu menimba 3 hingga 4 kali thok, hehehe.

 

Seperti yang sudah aku singgung di atas, daya listrik pondokan yang aku tempati masih terbatas. Untuk menyalakan satu komputer saja tidak kuat. Sialnya, banyak anggota Subunit 2 yang turut mengusung komputer dari kos mereka ke pondokan. Hal tersebut menjadi sia-sia karena komputer-komputer itu tidak bisa hidup sama sekali.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • KOMENTATOR
    avatar komentator ke-0
    KOMENTATOR #Sabtu, 19 Jan 2013, 17:23 WIB
    mesti waktu itu laptop belum njaman ya mas, hahaha.

    yes jadi pertamax !! :D
    jaman dulu jarang ada yang punya laptop, hahaha.