Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Kamis, 10 Maret 2016, 07:02 WIB

Tatapan mata wanita muda itu, aku tangkap sebagai suatu isyarat yang harus segera aku laksanakan. Sebagai pria yang tergolong tidak kurang peka , aku cukup terbantu oleh gestur tangannya yang seakan-akan menginginkan benda yang terselip dalam jepitan jemariku. Jadinya, aku nggak perlu menjamah lebih lanjut dunia perkodean wanita yang cenderung multi tafsir itu.

 

“Mas”

 

Meskipun aku dan dirinya masih terpaut tubuh 2 calon penumpang lain, secarik kartu identitas dan selembar boarding pass pun lantas berpindah tangan. Agaknya, padatnya antrian mesin sinar-X ia manfaatkan seefektif mungkin untuk memeriksa identitas calon penumpang, sebagaimana SOP petugas yang berjaga di muka ruang tunggu Bandara Adisucipto, Yogyakarta.

 

antrian mesin pemindai sinar-x di bandara adisucipto yogyakarta tahun 2016
Ilustrasi mesin pemindai sinar-X sebelum masuk ruang tunggu (boarding room).
Foto dipinjam dari: http://www.tanjungpinangpos.co.id/2015/114179/rhf-tak-mampu-deteksi-narkoba/

 

Dalam pemeriksaan identitasku ini, aku merasa ada hal yang sedikit janggal. Bila dibandingkan dengan kedua calon penumpang di depanku, wanita ini sepertinya meluangkan waktu lebih lama. Apa jangan-jangan aku termasuk ke dalam daftar hitam calon penumpang ya? Duh...

 

Ketika akhirnya posisi kami terpaut jarak kurang dari setengah meter, wanita ini lantas mengembalikan kartu identitas dan boarding pass kepadaku sambil diiringi ucapan singkat dari wajah tanpa senyum.

 

“Masih inget aku Mas?”

 

Ditodong oleh pertanyaan singkat itu, mau nggak mau membuat harddisk ingatanku berputar dengan RPM yang lebih cepat dari biasanya. Siapa gerangan wanita muda ini? Gebetan? Mantan? Blogger? Pembaca? Kawan sepeda? Teman kuliah?

 

“Siapa ya?”

 

Aku nyerah. Ah, semoga dirinya berkenan memberi petunjuk.

 

“Yang pas dulu ke Dieng itu lho.”

 

Holadala!

 

kawan baru di dieng culture festival 2016
Seandainya berpapasan di jalan mungkin aku bakal lupa dengan wajah-wajah mereka ini.

 

Ingatan pun melayang ke bulan Agustus 2014 silam kala aku hadir di acara Dieng Culture Festival dan berkenalan dengan 5 kawan baru. Ternyata, waktu sudah berlalu sedemikian lamanya dan si wanita muda ini masih mengingat rupaku sementara aku melupakan wajahnya. Payah.

 

Aku mengenal wanita muda ini dengan nama Unda. Entah apakah nama yang melekat di ingatan (dan yang tercantum di artikel yang aku tulis ) itu benar atau tidak. Soalnya, ya dari kelima kawan baru, aku paling jarang ngobrol dengan dirinya. Maklum, dulu itu aku mengendus aroma romansa dirinya dengan kawan yang lain. Kalau aku mendekat, nanti tambah ricuh, hahaha.

 

Sempat juga aku melirik nama yang tertera di name tag seragam bandara. Tapi sayangnya, nama lengkapnya panjang, rumit, dan susah diingat. Beuh! Gagal sudah langkah pertama teori stalking.

 

Interaksi kami hanya berlangsung kurang dari semenit. Antrian calon penumpang di belakangku sudah mengular. Sementara, aku sendiri harus memeriksakan tas ransel ke dalam mesin sinar-X. Toh, aku juga kurang suka berbasa-basi.

 


 

Eh, bicara tentang basa-basi. Apa jadinya kalau nasib mengharuskan untuk bersabar menanti keberangkatan pesawat yang di-delay? Tentu, salah satu pilihannya adalah berbasa-basi dengan calon penumpang yang duduk di bangku sebelah. Terlebih saat koneksi WiFi gratisan mendadak drop pas dipakai blog walking.

 

aktivitas penumpang di ruang tunggu boarding room terminal lama bandara adisucipto yogyakarta tahun 2016
Bengong, tidur, dan memandang layar smartphone adalah salah satu cara membunuh waktu.

 

“Mau ke mana Mas?”, tanya calon penumpang di sebelahku

“Ke Jakarta. Masnya mau ke mana?”, balasku ke pria berusia pertengahan 20-an itu

“Ke Banjarmasin. Masuknya nanti lewat gate mana ya Mas? Kok nggak ada tulisannya.”

“Nanti dipanggil kok Mas. Lha wong di Adisucipto ini keluar gate mana pun parkir pesawatnya tetap sama kok.”

 

“Oh iya Mas. Baru sekali ini saya ke sini.”

“Hoo, di Jogja sudah ke mana saja Mas?”

“Saya nggak ke Jogja Mas. Tapi ke Cilacap. Ada kawan di sana. Liburan ceritanya.”

“Masnya asli Banjarmasin?”

“Nggak Mas. Saya kerja di Banjarmasin. Aslinya Padang.”

“Di Banjarmasin kerja apa?”

“Di tambang batu bara Mas. Masnya kerja apa?”

“Oh saya sih kerja di bidang TI Mas. Komputer-komputer gitu.”, jawaban yang selama ini terbukti ampuh meredam pertanyaan lanjutan yang rawan memicu jawaban dengan istilah-istilah asing

 

“Oh. Usianya berapa Mas? Sudah nikah?”

 

Modyaro! Kok pertanyaan lanjutannya serupa dengan todongan pertanyaan di lebaran hari pertama gini? Welalalah...

 

Supaya obrolan basa-basi nggak meluas ke topik-topik yang rawan menyayat hati dan mengorek luka di masa lalu #halah, aku alihkan saja obrolan ke topik keahlianku, blusukan!

 

wisata pekerja tambang batu bara kalimantan di bandara adisucipto yogyakarta tahun 2016
Sayang, belum sempat nanya namanya, apalagi nomor kontaknya. Hilang sudah peluang dapat tumpangan gratis di Kalsel.

 

“Dirimu kerja di Banjarmasin di daerah mana Mas?”

“Bukan di Banjarmasinnya sih Mas. Kalau dari bandara masih sekitar 3 jam naik travel.”

“Hoo, jauh ya? Nama daerahnya apa?”

“Tabalong Mas. Pusatnya di Kota Tanjung.”

 

peta lokasi kabupaten tabalong di provinsi kalimantan selatan
Letaknya di ujung utaranya Kalimantan Selatan. Jauh juga.

 

Berhubung koneksi WiFi gratisan agaknya sudah mulai membaik, aku mencoba-coba mencari informasi perihal Tabalong. Apa ya kiranya yang menarik di Tabalong ini?

 

“Berbatasan sama Kalimantan Tengah ya Mas?”

“Iya, sama Kalimantan Timur juga.”

“Dulu itu pas kabut asap apa ya kena dampaknya?”

“Nggak, yang parah itu kan di Kalimantan Tengah.”

“Hmmm...”

 

Kalau menilik Wikipedia sih, lambang kabupatennya sudah menandakan bahwa Tabalong ini identik dengan wilayah tambang. Tambang yang dominan jelas batu bara dan minyak bumi.

 

Scroll scroll halaman Wikipedia ke bawah.

Muncul topik sejarah Tabalong (ya ya ya).

Muncul topik sejarah birokrasi kabupaten (nggak menarik ).

Muncul topik kondisi alam (okay).   

Muncul topik tokoh kelahiran Tabalong (eh, Titiek Puspa lahirnya di Tabalong toh?)

 

Mendekati buntut halaman, mendadak pandangan mataku tertuju ke satu kalimat menarik.

 

wikipedia kabupaten tabalong di provinsi kalimantan selatan
HAH?

 

“Katanya di Tabalong banyak air terjun ya?”

“Iya kah? mana?”, Mas tetangga dudukku itu ikut melirik ke sabak digital

“Sudah pernah ke air terjun mana saja Mas di Tabalong?”

“Wah saya juga baru tahu di Tabalong ada air terjun.”

 

Weladalah...

 

“Lha Masnya kalau pas weekend nggak jalan-jalan po? Masak di mess doang?”

“Ya gitu Mas, hehehe.”

 

Wew...

 

Oke.Dari obrolan basa-basi dengan Mas pekerja tambang ini, aku dapat info menarik yang siapa tahuuu bakal jadi target petualangan berikutnya, hahaha . Tapi ya nggak juga dink. Soalnya, dalam beberapa waktu ke depan aku berencana istirahat keluyuran, hehehe . Mau nyelengin uang sambil merencanakan masa depan #ceilah.

 

Sebenarnya, keluyuran ke Tabalong itu termasuk menarik ya karena ada penerbangan langsung dari Jogja. Yang mesti dipertimbangkan adalah biaya akomodasi dan transportasi. Karena dari ceritanya si Mas itu, seporsi nasi goreng dan minum di warung pinggir jalan di Tabalong umumnya berkisar Rp20.000. Belum lagi transportasinya.

 

Tapi, semisal Pembaca budget­-nya turah-turah dan doyan blusukan di pedalaman, mungkin Kabupaten Tabalong di Kalimantan Selatan bisa dilirik sebagai destinasi. Ya, sekali-kali bikin rame Kalimantan lah.

 


 

Lagi-lagi, obrolan dengan si Mas pekerja tambang ini harus terhenti karena mendadak aku mendapat “sinyal” untuk segera merapat ke bilik toilet . Pas balik, eh, bangku yang tadi aku duduki sudah ditempati calon penumpang lain.

 

Terpaksalah aku duduk di bangku lain yang masih kosong. Kali ini di depanku adalah seorang ibu muda. Beliau sepertinya mau terbang ke Banjarmasin juga. Tapi, aku nggak bercakap-cakap dengannya karena geli-geli sendiri mendengar obrolannya dengan sang suami via telepon genggam.

 

“Pa, akhirnya aku kesampaian juga makan nasi kucing lho!”

 

calon penumpang asal banjarmasin menelpon di ruang tunggu bandara adisucipto yogyakarta
Ceritanya penuh semangat dan berapi-api.

 

Jadi, nasi kucing favoritnya Pembaca ada di angkringan mana? Kalau aku sih di dekat sarang penyamun masih dapet sebungkus nasi kucing Rp1.500. #eh


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • WARM
    avatar komentator ke-0
    WARM #Selasa, 5 Apr 2016, 13:43 WIB
    Lha nanya soal Kalsel kok ya ndak ke saya ae? Halagh haha
    Lha, kalau di sampingku yang duduk dirimu ya tak tanya ke dirimu lah Om. :D
  • FARIS
    avatar komentator ke-1
    FARIS #Selasa, 5 Apr 2016, 09:00 WIB
    Ini contoh bagaimana kejadian yang biasa tapi cukup jarang terjadi, kemudian dikemas dengan penyampaian yang bagus,

    Keren Bang Mblusuk.com
    Hahahaha, matur nuwun Bro. :D
  • DWI SUSANTI
    avatar komentator ke-2
    DWI SUSANTI #Minggu, 3 Apr 2016, 21:33 WIB
    Mas mas tau enggak postinganmu yang ini, iya yang ini itu juga penuh dengan perkodean laki laki
    Ahaha ciee mas mawi ngode:
    Mau nyelengin uang sambil merencanakakan masa
    depan.
    Mbakkk baca mbakk :p
    Haisy....
  • FANNY FRISTHIKA NILA
    avatar komentator ke-3
    FANNY FRISTHIKA NILA #Rabu, 30 Mar 2016, 17:01 WIB
    Aku juga tipe yang nggak gampang inget muka orang yg baru dikenal Mas :D.. dan kalo lagi sendirian nunggu di bandara gitu, Wifi-nya mati, aku juga lebih milih baca buku yang aku bawa daripada ngobrol :D.. walaupun kadang-kadang ada orang yang duluan ngajakin ngobrol.. baru deh aku ladenin.. tapi akunya sendiri biasanya gak akan mulai duluan :D..
    Hihihi, samaan kita Mbak. Lebih memilih baca daripada ngobrol. :D
  • ROSYID
    avatar komentator ke-4
    ROSYID #Kamis, 24 Mar 2016, 20:23 WIB
    Keren banget ceritanya, jadi pingin jalan-jalan lagi nih.
    Ayo dijadwalkan. :D
  • ANNOSMILE
    avatar komentator ke-5
    ANNOSMILE #Selasa, 22 Mar 2016, 08:40 WIB
    Ceritanya campur-sampur...
    Tapi yang banyak diceritakan lebih banyak tentang Tabalong ya...
    Eh iya, mudah lupa sama cewek ketimbang rute blusukan ya? :p
    Hahaha, cerita random ini. :D
  • PUPUTS
    avatar komentator ke-6
    PUPUTS #Selasa, 15 Mar 2016, 14:54 WIB
    Semoga Unda membaca postingan ini.
    Semoga berlanjut, huehahahahaha.
    Wekekeke, ono-ono wae. :D
  • RONI
    avatar komentator ke-7
    RONI #Selasa, 15 Mar 2016, 14:24 WIB
    Padahal udah penasaran banget tuh sama cerita yang ditanya cwe \"masih kenal?\"
    Berharap ceritanya panjang. he....eh, ternyata pendek banget.
    Hahaha, maaf membuat Pembaca semua kecewa. :D
  • BERSAPEDAHAN
    avatar komentator ke-8
    BERSAPEDAHAN #Selasa, 15 Mar 2016, 10:16 WIB
    Wah .. ibarat petanda alam .. ini adalah tanda tanda-nya .. semua saling berhubungan menjurus jadi satu .. sudah sikattttt .. eh opo sing di sikat ...
    Wkwkwkw, bukan makanan Kang jadi nggak bisa disikat, hehehe. :D
  • PIPIT
    avatar komentator ke-9
    PIPIT #Senin, 14 Mar 2016, 21:58 WIB
    Weladalah.. Masnya kok lalian sama cewek. Waduh, kalau udah jadi mantannya masnya, kayaknya jangan harap untuk diingat kembali.

    Mungkin mas-mas pekerja tambang capek Mas. Makanya mending di mess aja deh kalo libur. Biar badannya nggak renyek gara-gara kecapekan jalan-jalan.
    Hahaha, cen aku orangnya memang pelupa og mbak. :D
    Apalagi sama orang yang baru sekali kenalan. :D
    Iya ya, mungkin karena kerjaannya capek jadinya males jalan-jalan pas libur.
  • ANDYHARDIYANTI
    avatar komentator ke-10
    ANDYHARDIYANTI #Senin, 14 Mar 2016, 21:39 WIB
    Saya masih penasaran sama si mbak yang menyapa di antrian mesin sinar x itu. Hiks :(
    Masnya gak penasaran? :D
    Hahaha, nggak dong. :D
  • INAYAH
    avatar komentator ke-11
    INAYAH #Minggu, 13 Mar 2016, 10:17 WIB
    Emang ada ada aja kok kalau dengerin obrolan orang di tempat umum. Soal ketemu temen di terminal atau semacamnya... serriing banget.
    Hihihi, nggak cuma di jalan atau di mall aja yang bisa jadi tempat mendadak ketemuan temen. :D
  • ENDAH KURNIA WIRAWATI
    avatar komentator ke-12
    ENDAH KURNIA WIRAWATI #Minggu, 13 Mar 2016, 01:37 WIB
    Jadi inti ceritanya adalah....... (silakan isi sendiri)

    hehehehe..
    Cerita ngawur mbak, hahaha. :D
  • PRIMA HAPSARI
    avatar komentator ke-13
    PRIMA HAPSARI #Sabtu, 12 Mar 2016, 17:14 WIB
    Kapan merid Mas? Eh, oo belum punya pacar ya? Sok teu. :))
    Hahaha, ada saatnya mbak. Doakan saja. :D
  • JOE
    avatar komentator ke-14
    JOE #Sabtu, 12 Mar 2016, 05:35 WIB
    Mangan nasi kucing wae banggane pool. :D
    Sungguh suatu prestasi yang bisa dibanggakan ternyata. :D
  • ANGGI AGISTIA
    avatar komentator ke-15
    ANGGI AGISTIA #Jumat, 11 Mar 2016, 23:31 WIB
    Awal baca kirain mau lanjutan cerita ketemu mbak-mbak Dieng Mas, hahaha.
    Eh eh eh, tapinya malah melipir ke yang lain. :D
    Hahaha, pembaca kecewa ya Mbak? :D
  • ACADEMIC INDONESIA
    avatar komentator ke-16
    ACADEMIC INDONESIA #Jumat, 11 Mar 2016, 19:52 WIB
    Haha ceritanya asyik,... bahasanya luar biasa Mas olahannya. :D
    Hihihi, matur nuwun.
  • MISSRISNA
    avatar komentator ke-17
    MISSRISNA #Jumat, 11 Mar 2016, 15:22 WIB
    \"Mau nyelengin uang sambil merencanakan masa depan\"
    Wah kalimat ini sepertinya setelah comeback blog ini bakal ada ____mate-matean gitu.
    Alhamdulillah... lancar ya Mas. Hahahha.
    Hahaha, doakan saja Mbak. :D
  • WINNY
    avatar komentator ke-18
    WINNY #Kamis, 10 Mar 2016, 21:48 WIB
    Gokil Mawi, jadi ingat tidur di bandara jadi makanan pas jalan.
    Hahahaha, ya begitulah Win. :D
  • ANIS HIDAYAH
    avatar komentator ke-19
    ANIS HIDAYAH #Kamis, 10 Mar 2016, 18:35 WIB
    Walah ceritanya apik Mas... jiah memang orang luar Jawa kalau ke Jogja malah pada cari nasi kucing lho Mas... keren ya? Sekalipun punya uang banyak, tetep aja nasi kucing yang di cari... memang, Jogja identik dengan kucing, eh maksudnya nasi kucing.
    Nasi kucing penyelamat perut kelaparannya warga Jogja. :D
  • NBSUSANTO
    avatar komentator ke-20
    NBSUSANTO #Kamis, 10 Mar 2016, 11:16 WIB
    Tulisanmu random tenan Mas.. awalnya tak kira apa yang di antara jemari.. jebul tiket.. lol:
    Eh, Mbak Unda kok manis yo setelah dicek di artikel dieng.. :3

    Btw, sampeyan ke Jakarta di mana Mas? Atau mulai kerja di kota penuh kesibukan ini?
    Hahaha, cen random tenan og tulisan e, sekali-kali lah, hehehe.
    Mbak Undah memang pas dulu itu sudah ada fans-nya, hehehe. :p
    Aku di Jakarta Selatan. Tapi, nggak kerja, cuma numpang lewat thok, hehehe.