Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Senin, 30 Maret 2015, 14:11 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Niat awal bersepeda pagi di hari Minggu (22/2/2015) itu sebenarnya hanya mau:

 

  1. nyari sarapan, dan
  2. beli kabel rem sepeda.

 

Oleh sebab itu, bersepeda lah aku ke arah timur, karena kayaknya sudah lama banget aku nggak bersepeda ke arah Prambanan.

 

Sampai di Prambanan sekitar pukul 8 pagi. Perut masih belum terlalu lapar. Toko sepeda juga pada belum buka.

 

Ya sudah deh. Mumpung masih pagi, ya... bersepeda terus saja ke arah timur. Pokoknya menyusuri jalan raya Jogja – Solo. Senggang banget lah hidup hari ini...

 

Ealah... kok ya aku malah masuk wilayah Kota Klaten?... 30 km dari Jogja... tanpa berhenti... tanpa minum pula... doh!

 

Di Pinggir Jalan Solo, Mampir ke Situs Kunden

Ya sudah. Berhentilah aku di pinggir jalan raya Jogja – Solo, deket sama cabang jalan ke Taman Makam Pahlawan Ratna Bantala. Sambil menenggak air minum... aku galau! Masuk. Nggak. Masuk. Nggak. Masuk. Nggak.

 

Pejuang Kemerdekaan di Taman Makam Pahlawan Ratna Bantala Klaten
Taman Makam Pahlawan Ratna Bantala di Klaten.

 

Aku putuskan saja buat masuk. Bukan masuk ke Taman Makam Pahlawan lho. Tapi masuk ke area di sekitar sana buat melihat situs purbakala yang bernama Situs Kunden. Wujud situsnya itu semacam petirtaan seperti yang Situs Payak dan Sendang Pitu itu.

 

Dari dulu aku sih sebenarnya aku sudah tahu ada situs purbakala di dekat Taman Makam Pahlawan Ratna Bantala. Sudah berkali-kali ke Klaten, tapi kok ya nggak pernah mampir ngecek? Sempatnya ya baru sekarang ini.

 

Sepeda aku parkir dekat makam yang dijaga pohon besar. Setelah itu jalan kaki meniti pematang sawah buat sampai ke Situs Kunden. Nggak pakai acara kesasar, karena aku sudah tahu itu situsnya ada di pinggir sungai. Walaupun ya... letak persisnya aku nggak tahu. Hanya mengandalkan indera “penciuman batu”-ku yang ternyata masih ampuh.

 

Pohon Besar Keramat di Taman Makam Pahlawan Ratna Bantala Klaten
Sepeda diparkir di dekat makam yang ada pohon besarnya ini.

 

Alhamdulillah, Situs Kunden masih bisa dilihat dan berbentuk seperti di foto-foto yang ada di internet. Soalnya pinggir sungai kayak gini kan rawan longsor. Secara administratif letak situs Kunden bertempat di Dusun Kunden, Desa Sumberejo, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

 

Situs Kunden Petirtaan Hindu zaman Mataram di Klaten
Duh, mepet sungai banget!

 

Jadi ceritanya kira-kira gini. Pada zaman dahulu kala, Situs Kunden ini jadi semacam “mata air” yang umumnya dipakai untuk ritual ibadah. Biasanya sih ritual ibadah umat Hindu yang mensyaratkan adanya air. Sejak zaman dulu orang-orang kita sudah rajin beribadah lho.

 

Mata Air Purba di Situs Kunden Petirtaan Hindu zaman Mataram di Klaten
Dulu ini mengalirkan air lho.

 

Masuk Kota Klaten, Mampir ke Sendang Simbar Joyo

Selepas mampir dari Situs Kunden aku lanjut bersepeda masuk Kota Klaten. Berhubung udah siang, mampirlah aku sarapan di Warung Sop Ayam Pak Min. Harga seporsi nasi sop ayam pisah daging udah naik jadi Rp9.000. Dulu kayaknya masih Rp7.000 deh. Tahun kapan itu ya?

 

Perut kenyang tapi aku masih serakah nyari cemilan buat nambah tenaga di perjalanan pulang. Cemilan yang aku cari itu roti pisang Bu Basuki khas Desa Jonggrangan. Ini roti pisang recommended banget lho jadi oleh-oleh. Aku beli yang loyang kecil Rp23.000. Duh, lagi-lagi harganya udah naik.

 

Roti Pisang Bu Basuki khas desa Jonggrangan Klaten Murah
Roti pisang bu Basuki yang selalu ngangeni.

 

Pas blusukan di sekitar desa Jonggrangan itu aku malah nemu sendang! Namanya Sendang Simbar Joyo. Yang aku datangi ini sendang putri (wanita). Katanya selain sendang putri juga ada sendang kakung (pria).

 

Sendang Pawirto Simbar Joyo Putri di desa Jonggrangan, Klaten masih alami tapi angker
Sendang Simbar Joyo Putri yang airnya nggak pernah surut.

 

Menurut seorang Bapak yang ada di dekat sendang putri, sampai sekarang Sendang Simbar Joyo ini belum pernah kering dan juga masih “dihormati” oleh warga setempat. Umumnya warga yang hendak menggelar hajatan semisal membangun rumah, ngunduh mantu, tujuh bulanan, dll melakukan selamatan di sendang ini. Setiap bulan Sura (Muharram) juga selalu dilangsungkan upacara bersih sendang.

 

Sesaji Semadi Ngalap Berkah di Sendang Pawirto Simbar Joyo Putri di desa Jonggrangan, Klaten
Lokasi untuk menghaturkan sesaji. Kalau mau semadi di pohon asem di dekat situ.

 

Sayang, si Bapak waktu itu sedang terburu-buru mau datang ke nikahan, jadinya nggak sempat bercerita banyak tentang Sendang Simbar Joyo ini. Ya sudah. Berhubung Kota Jogja juga masih jauh, aku balik arah saja bersepeda menuju Jl. Solo ke arah barat.

 

Area Parkir di Sendang Pawirto Simbar Joyo Putri di desa Jonggrangan, Klaten
Kalau pas upacara bersih sendang ini tempat bakal ramai.

 

Hari Minggu ini aku ketemu sama dua tempat di Klaten di mana air menjadi sesuatu yang “dihormati”. Yang satu peninggalan dari zaman lampau dan yang satunya lagi masih terjaga sampai sekarang. Air memang bukan hal klenik, tapi merupakan kekayaan alam yang harus kita jaga.

 

Besok-besok bersepeda ke Klaten lagi ah nyari mata air yang lain lagi.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • SETYO BUDI
    avatar komentator ke-0
    SETYO BUDI #Rabu, 13 Mei 2015, 10:51 WIB
    kpn kpn kalau ke klaten
    jgn sungkan mampir ke tempat saya mas
    tepatnya di desa manjung ngawen klaten
    (salam blusuk an)
    alamat persisnya mana Bro? siapa tahu mampir minta minum :D
  • PARIS
    avatar komentator ke-1
    PARIS #Senin, 20 Apr 2015, 09:13 WIB
    eh jonggrangan ki ngendi? ketoke menarik roti pisange :|
    Jonggrangan kuwi timurnya kota Klaten bro
  • NDOP
    avatar komentator ke-2
    NDOP #Sabtu, 11 Apr 2015, 22:10 WIB
    Roti pisang sama sendangnya itu bentuknya mirip! Hahahaha.. Jadi pingin roti pisangnya sih. Duh beli online bisa ga yaaaaa?
    Nggak bisa beli online, harus datang langsung ke tokonya. :D
  • FENNY
    avatar komentator ke-3
    FENNY #Senin, 6 Apr 2015, 18:16 WIB
    wah mas wijna sukanya keblasuk ke sendang putri, wkwkwk
    Mungkin karena naluri pejantan ya? Hahaha :D
  • BERSAPEDAHAN
    avatar komentator ke-4
    BERSAPEDAHAN #Senin, 6 Apr 2015, 13:50 WIB
    klaten tidak terkenal tempat2 wisatanya ...
    tahunya ada juga tempat2 bersejarah dan .... mistis ..
    Biasa Kang orang Jawa kan masih seneng hal-hal mistis (termasuk aku) :D
  • GALLANT
    avatar komentator ke-5
    GALLANT #Senin, 6 Apr 2015, 13:06 WIB
    sebentar lagi sudah nggak sibuk kok mas :\"
    pas skripsimu udah selesai? :p
  • GALLANT
    avatar komentator ke-6
    GALLANT #Senin, 6 Apr 2015, 11:39 WIB
    roti pisang ki piye rasane mas? ketoke mas mawi belom pernah nraktir aku roti pisang lah
    lha dirimu sepertinya akhir2 ini sedang sibuk Lan jadi susah diajak jalan :D
  • MISSRISNA
    avatar komentator ke-7
    MISSRISNA #Jumat, 3 Apr 2015, 15:55 WIB
    kenapa milih ke sendang putri mas? itu lagi musim gugur kah ...warna daunnya seperti taburan kue pisangnya ^^v laper
    Waaaa.... dirimu berhalusinasi mbak Ris >.<
    Itu pas kebetulan nyasarnya ke sendang putri, hehehe.
  • BEBY
    avatar komentator ke-8
    BEBY #Kamis, 2 Apr 2015, 19:25 WIB
    Aku kok syukaaaa kali sama sendangnya.. Kesannya bener-bener adem.. :D
    tapi mistis lho Beb :D
  • FAHMI
    avatar komentator ke-9
    FAHMI #Kamis, 2 Apr 2015, 10:58 WIB
    Aku mau cobain roti pisangnya dong? Belinya harus kesana sendiri ya? :D
    Lha iya lah yo. Belum ada delivery service :D
  • RIZQI SHAMBU
    avatar komentator ke-10
    RIZQI SHAMBU #Rabu, 1 Apr 2015, 22:51 WIB
    Lama aku nggak sepedahan nih, hehe.. asik juga ya sepedahan di Yogya sana mengitari desa-desa, kalo di Jakarta mah gak ada desa2, hahaha :)
    Tapi di Jogja aliran duitnya nggak sederes di Jakarta, wakakakak :D
  • FEBRI DWI CAHYA
    avatar komentator ke-11
    FEBRI DWI CAHYA #Selasa, 31 Mar 2015, 22:22 WIB
    Ya ampun, Bang maw mblusuknya udah ke mana-mana aja sih ya, keren banget :D
    Keren atau kurang kerjaan Feb? :D
  • ANNOSMILE
    avatar komentator ke-12
    ANNOSMILE #Selasa, 31 Mar 2015, 14:24 WIB
    penasaran sama roti pisangnya itu
    next time ke klaten coba mampir sana :D
    Buat oleh2 orang rumah No :D
  • CUMILEBAY.COM
    avatar komentator ke-13
    CUMILEBAY.COM #Senin, 30 Mar 2015, 21:13 WIB
    Aku mau ikutan mblusuk dong pake sepeda tapi di bonceng aja yeeee, males ngayuh nya
    haha
    Klo Bang Cumi nanti naik becak aja ya? Hahaha
  • WIED
    avatar komentator ke-14
    WIED #Senin, 30 Mar 2015, 19:38 WIB
    njenengan kok nggak ke Umbul Cokro to Mas.. atau ke Umbul Ponggok ?
    Cukup menarik lho Mas
    Niat awalnya cuma mau nyari sarapan tapi kebablasan mpe Klaten, hahaha :D
  • FARDHAN
    avatar komentator ke-15
    FARDHAN #Senin, 30 Mar 2015, 15:04 WIB
    Kapan-kapan melu mas nyepedahaan blusuk blusuk bareng jenengan, belum pernah nyepeda sampai klaten
    ayo sini, buat pemula nyepeda pelan2 dulu aja, hehehe