Ide SERU itu kalau puluhan travel blogger(s) dikumpulin jadi satu terus disuruh jalan-jalan bareng. Apalagi kalau jalan-jalannya di Provinsi Jawa Tengah, yang punya slogan More Than Friendly.
Hmmm, cocok banget lah sama sama sifatnya para travel blogger yang sangat friendly. Lha ya masak travel blogger nggak friendly sih? Itu kan modal awal kita nyari gratisan kakak, huahaha.
Jalan-jalan bareng bareng manusia-manusia friendly ini pastinya SERU banget!
Balik lagi ke topik! Alhamdulillah, aku termasuk salah satu dari 20 travel blogger (kenyataannya sih cuma 18) yang friendly mendapat kesempatan untuk jalan-jalan bareng ke Dataran Tinggi Dieng di tanggal 4 – 5 Desember 2014 silam. Terima kasih banyak untuk bro Halim yang udah repot-repot ngajak diriku ikutan acara seru ini.
Foto bareng di kantor Dinas Pariwisata Jawa Tengah
pinjem fotonya Mas Fahmi.
Sebetulnya, jalan-jalan bareng ini itu proyeknya Dinas Pariwisata Jawa Tengah yang berjudul Familiarization Trip Jawa Tengah (tapi di spanduk kok tulisannya Familiarization Tour Travel Blogger) dan disingkat #FamTripJateng. Mereka ingin memperkenalkan kekayaan daya tarik wisata Jawa Tengah ke masyarakat luas lewat perantara para travel blogger.
Sedangkan bagi para travel blogger sendiri, selain mendapat kesempatan untuk jalan bareng pakai duit negara, acara ini memungkinkan sesama dari kami untuk saling mengenal satu sama lain secara kontak fisik langsung!
Bayangkan! Selama ini kan umumnya hanya kenal dari blog kan? Makanya, yuk ah kenalan dulu sama para travel blogger yang bikin meriah acara ini.
Alid | Kaesang Pangarep made in Jombang |
Andika | Ternyata anak Fisipol UGM, satu prodi, tapi beda angkatan! |
Mas Ari | Bapak penguasa Aceh |
Mbak Dita | Jarang mandi tapi kok tetep manis? Sayang udah married #eh? |
Mbak Elyda | Mbok pisan-pisan ngomong mbak... |
Mas Fahmi | Bapak tetua suku yang terhormat |
Mbak Firsta | Tantri "Kotak" yang sedang menyamar |
Halim | Juragannya Solo Raya yang populer sampai mana-mana |
Mbak Indri | Mbak arsitek yang jarang ngobrol sama aku |
Mbak Krisna | Mbaknya ini kayaknya pendiem gitu... |
Ndop | ... Arya Wiguna, seniman serba bisa... |
Oryza | Tulus made in Jogja |
Putri | Bojone Rijal |
Rijal | Pecinta kucing. |
Mbak Siti Hajar | Yang pertama ngomong blogku semrawut #bantingmonitor |
Yofangga | Berwajah sangar tapi berhati mellow |
Mbak Yusmei | Halim's Sidekick |
Nggembel di Semarang di Rabu Malam
Petualanganku sendiri dimulai sejak Rabu malam, 3 Desember 2014. Karena harus ngumpul di kantor Dinas Pariwisata Jawa Tengah di Jl. Pemuda no. 136, kota Semarang pada Kamis pagi pukul 05.45 WIB, akhirnya aku memutuskan buat naik shuttle Joglosemar ke Semarang dengan tarif Rp85.000 dan tidur di mushalla kantor Joglosemar. Lumayan lah dapet tempat nginep gratis walaupun kadang ditemenin tikus.
Nggembel bersyariah namanya.
Ngobrol Bareng pada Kamis Pagi
Kamis pagi, sekitar pukul 05.30 WIB aku cabut dari mushalla. Suasana Jl. Pemuda masih sepi dan aku masih sempat muter-muter sekitar sana nyari cemilan. Kantor Dinas Pariwisata Jawa Tengah pun masih sepi. Selang beberapa saat, datanglah Mas Fahmi dan disusul kawan-kawan travel blogger lain. Setelah sarapan, sekitar pukul 7 pagi kami pun berangkat menuju Dieng.
Kami sampai di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, sekitar jam 11.00 WIB dan lanjut check-in di penginapan Agrowisata Tambi. Di sini kami ganti moda transportasi bus mini menuju Dieng.
Dari bus besar ganti jadi bus kecil.
Di Dieng kami langsung menuju pendopo Soeharto – Whitlam yang ada di kawasan parkir Candi Arjuna untuk beraudiensi dengan warga lokal yang terdiri dari Mas Fauzi (ketua Pokdarwis Dieng), Mbah Naryono (tetua adat), Sri (mantan anak bajang), dan Nafis (anak bajang). Banyak hal yang dikulik seputar fenomena rambut gimbal dan Dieng Culture Festival termasuk di antaranya adalah lokasi jatuhnya lampion-lampion yang diterbangkan, hahaha.
Setelah ikut audiensi ini dan menghadiri acara Dieng Culture Festival beberapa bulan yang lalu, klop sudah pengetahuanku tentang anak-anak bajang Dieng. Eh, Pembaca tertarik nggak buat dateng ke acara Dieng Culture Festival? Bocoran nih, Dieng Culture Festival di tahun 2015 bakal digelar tanggal 1 – 2 Agustus 2015 lho! Siap-siap lho! Soalnya tiket makin terbatas, hehehe.
Kiri-kanan: Nafisah beserta ibunda, Mbah Naryono, dan Mas Fauzi.
Usai audiensi, kawan-kawan yang lain melanjutkan perjalanan menuju Telaga Warna. Nah, aku sendiri memisahkan diri untuk menuntaskan “misi” yang mesti dituntaskan #halah, hahaha. Eh, bakal ada artikel spesial lho untuk “misi”ku ini, hehehe. Nantikan ya!
Aku sampai lagi di penginapan Agrowisata Tambi pas magrib lewat dikit dan habis itu dilanjut makan malam deh. Eh, ndilalah kok ya mendadak turun hujan deras pas selesai makan? Nggak bisa balik ke kamar, mana hawanya dingin pula, brrr. Tapi... mungkin inilah salah satu cara Tuhan buat menghangatkan kami semua.
Main tebak-tebakan ABC yang sangat ricuh dan penuh intrik. SERU!
Spontan, untuk mengisi waktu nunggu hujan reda, kami pun main permainannya anak SD yaitu tebak-tebakan ABC. Temanya khas travel blogger yaitu nama-nama kota di dunia dan dipimpin sama Mbak Firsta . Sumpah, seru banget! Hancur sudah lah imej cowok jaim yang aku pertontonkan dari awal, huahaha.
Mengenal Produk Lokal pada Jumat Pagi
Hari Jumat pagi, 5 Desember 2014, kami diajak jalan-jalan keliling kebun teh yang dipandu oleh Pak Puji selaku perwakilan dari PT Tambi. Beliau menjelaskan banyak “aturan main” dalam produksi teh dan juga konsumsi teh yang mungkin kita nggak tahu sebelumnya. Misalnya aja nih yang gampang, minum teh ditambah gula itu salah dan minum teh dingin itu juga salah. Cerita blusukan di kebun dan pabrik teh ini nih kayaknya perlu dimuat di suatu artikel khusus deh.
Jalan-jalan di seputar kebun teh PT Tambi.
Setelah puas menimba ilmu dari kebun teh, saatnya kami check-out dari Agrowisata Tambi. Eits, sebelum bener-bener meninggalkan Wonosobo, kami sempat mampir ke “factory outlet” manisan carica milik CV Yuasa Food di Jl. Dieng km 3,5. Selain nyetok oleh-oleh (hohoho) kami melihat juga alur produksi manisan carica dan mendapat fakta yang mengejutkan bahwa carica itu tidak manis. Yang bikin manis itu ya aku larutan gula di manisan itu.
Nonton produksi manisan carica di CV Yuasa Food.
Masih ada satu tempat lagi sebelum bener-bener meninggalkan kota Wonosobo ASRI adalah mampir ke warung Mie Ongklok Bu Umi yang tersohor itu di Jl. Masjid untuk ngisi bensin perut yang makin menipis seiring dengan bergulirnya hari. Bener-bener ending yang pas banget. Perut kenyang hati pun senang, hihihi.
Mie Ongklok khas Wonosobo yang yummy!
pinjem fotonya Alid.
Akhir kata, terima kasih untuk semua kawan-kawan yang sudah memberikan keceriaan selama 2 hari ini! Aku kok ngerasa, baru 2 hari jalan bareng udah akrab ya? Betul kan yang kubilang di awal, travel blogger itu orang-orangnya more than friendly sesuai slogannya Visit Jawa Tengah.
Eh iya, matur nuwun juga untuk Dinas Pariwisata Jawa Tengah untuk proyek serunya ini! Tahun 2015 besok ditunggu lagi lho undangannya, hehehe, kan masih banyak kabupaten di Jawa Tengah yang menunggu untuk dijual pariwisatanya.
Pembaca akhir tahun nanti liburan ke Jawa Tengah ya! Atau malah domisili asal Jawa Tengah? Hahaha. Yang jelas, udah tahu kan kalau Borobudur itu Jawa Tengah dan bukan Jogja?
Catatan:
Kalau Pembaca mau baca-baca cerita perjalanan temen-temen travel blogger yang lain di acara #FamTripJateng kemarin boleh juga lho:
- Alid Abdul – Bermain Sambil Belajar di Perkebunan Teh Tambi
- Andika Awan – Keseruan #FamTripJateng 2014
- Ari Murdiyanto – Pondok Wisata Tambi, Tempat Bermalam di Tengah Kebun Teh
- Dzofar – Wisata Jawa Tengah: Keajaiban Rambut Gimbal di Dieng
- Fahmi Anhar – Kumpul Travel Bloggers di Wonosobo
- Firsta – From Plant to Pot: Tambi Tea Plantation
- Halim Santoso – Perjalanan Manis Buah Carica
- Idah Ceris – Bonus Plus-Plus Dari Bukit Sidengkeng
- Indri Juwono – Janji Kelak Menuju Dieng
- Krisna KS – Carica?? Ya Dieng!!
- Oryza – Kisah Kyai Kolodete dan Rambut Gimbal di Kalangan Masyarakat Dieng
- Putri Normalita – Visit Jateng : Anak Gimbal dan ‘Warna’ di Telaga Warna
- Rijal Fahmi – Kisah Perjalanan Teh Tambi
- Rinta Dita – Mencari Hangat dalam Semangkok Mie Ongklok
- Yofangga Rayson – Ayo Piknik, Jangan Kaya Orang Susah
- Yusmei – Rambut Gembel, Antara Rezeki dan Cobaan
NIMBRUNG DI SINI
https://travelandphotography311.wordpress.com/2017/02/25/goa-gong-pantai-klayar-pantai-banyutibo- pacitan/
Lumayan ramah nih setelah ganti theme... Nice to meet u pokoke Ukuleleeeee ^^
salah satu kuliner yang saye pngn nyoba Mie Ongklok khas Wonosobo :D
yuk di Jombang ada jg airterjun loh tapi seiprit :D
dan dari semua blog di daftar di atas, belum satupun yg pernah aku kunjungi ternyata haha baiklah mari blogwalking :D
comment reply notification kok crash karo jetpack, walhasil kadang kekirim kadang enggak
hahaha...
ndik iPadku kok berubah ya. Jangan jangan pancen ganti template? Sak karepmu wis,
template mu apik kabeh kok.
Btw kalian kalian ini gugling dulu ya, kok kayaknya kemarin tuh gak nyimak, tapi bisa
menjelaskan dengan komplit. Huahahaha
aku nggak pakai penjelasan lho. Aku kan juga ga nyimak, hehehe
aku didakwa demikian. Hiks.
Cedih.
Ayo sebutkan kota huruf G!
G untuk GARUT! :D
ternyata... keren sangat mas... semoga aj di jogja ada juga hehe...tapi kalo Jogja mah
udah pull mepet benerr hehe... mas Wijna mantap, wkwkw mbak Idah ceris y yang bilang
smerwut mas?? haha saya juga pernah disenggol juga haha.. ternyata mbak idah...
dubai dan sekitarnya dengan dalih promosi wisata.. Pret...
komen yang sangat tidak relevan x))))
PS:
- Yang bilang mblusuk.com semrawut sapa?! sapa?!
Tapi sebagai bentuk pertanggungjawaban (ceilah), aku nulis juga lho di sini - http://adiedoes.blogspot.com/2014/12/teroka-selera-di-negeri-para-dewa.html