Wujud santapan ini sesederhana namanya. Berupa sate yang dibentuk dari tusukan tahu. Yang terkadang juga terselip beberapa potongan bakso.
Yang membuatnya istimewa ada dua. Pertama, ukurannya. Saking panjang tusuk satenya seakan bisa dipakai bermain pedang-pedangan. Berbanding lurus lah dengan ukuran potongan tahu yang besar-besar.
Keistimewaan yang kedua adalah tak mudah menemukan santapan sederhana ini di kota-kota lain. Di Kota Jogja, aku belum pernah tahu. Bikin sendiri bisa, tapi rasanya tidak seenak kalau beli. Eh, apalagi kalau gratis.
Aku pertama kali tahu ada yang menjual santapan ini di Alun-Alun Kota Wonosobo. Hawa Kota Wonosobo yang dingin seakan meminta perut agar selalu terisi. Ah, cocoklah sate tahu ini untuk mengganjal perut. Bakal lebih kenyang bila disantap bersama nasi.
Harganya pun murah-meriah. Sebelum BBM naik, Rp2.500 per tusuk. Bila pembaca mampir ke Kota Wonosobo, bolehlah santapan ini jadi alternatif selain mie ongklok, tempe kemul, dan sega megana.
Pembaca tertarik?
NIMBRUNG DI SINI
Mie Ongklok enaknya dimakan sama sate dan tempe kemul lah...
tindak wonosobo lagi, mampir mas.
kecap :D