Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Rabu, 14 Januari 2015, 13:00 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Pukul 12 siang di Kota Jogja umumnya berhawa panas dan sumuk. Lain ceritanya dengan di Desa Tulungrejo di Kota Batu, Jawa Timur. Pukul 12 siang di sana itu hawanya sejuk bikin ngantuk. Zzz... zzz...

 

Nah, daripada bablas ketiduran, pada Minggu siang (30/11/2014) itu aku berencana buat jalan-jalan siang mengenal Desa Tulungrejo. Hmmm, ada apa saja ya di sana?

 

Peta Lokasi Desa Tulungrejo di wilayah Kota Batu, Jawa Timur
Lokasi Desa Tulungrejo dari Kota Batu, Jawa Timur.

 

Banyak Bunga, Banyak Buah

Desa Tulungrejo merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Letaknya yang berada di kaki Gunung Anjasmoro (2.277 meter dpl) membuat desa ini berhawa sejuk, baik siang maupun malam. Pantas saja kalau Wikipedia menyebutkan banyak warga di desa ini yang membudidayakan berbagai macam bunga.

 

Bunga hydrangea atau bunga hortensia yang menjadi komiditas Desa Tulungrejo, kota Batu, Jawa Timur
Bunga Hydrangea yang banyak tumbuh di desa Tulungrejo.
Colek juragannya Nganjuk ah...

 

Salah satu bunga yang umum dijumpai di sini adalah bunga hydrangea (Hydrangea sp.) yang punya nama lain bunga hortensia atau kembang tiga bulan. Ciri khas dari hydrangea adalah ukuran bunganya yang kecil, berkelompok, dan berwarna-warni. Kabarnya, warna dari hydrangea ini bisa berbeda-beda, tergantung kadar pH tanah tempat bunga ini tumbuh.

 

Hydrangea lumayan mudah dibudidayakan di wilayah berhawa sejuk. Makanya, kita jarang menemukan bunga ini tumbuh di wilayah panas macamnya kota Jogja. #sedih

 

Eh, sebetulnya bisa saja sih hydrangea dibudidayakan di wilayah panas. Tetapi ya harus dengan perlakuan spesial. Untuk lebih lengkapnya, Pembaca bisa menyimak eksperimennya mbak Agustya berikut ini.      

 

kebun buah murbei yang tumbuh di Desa Tulungrejo, kota Batu, Jawa Timur
Murbei yang buahnya sepertinya enak dimakan...

 

Selain Hydrangea, ada warga yang membudidayakan tanaman murbei (Morus sp.). Umumnya, budidaya murbei itu untuk diambil daunnya sebagai makanan ulat sutera. Buahnya sendiri sih sebenarnya bisa dikonsumsi. Tapi entah kenapa kurang populer aja di Indonesia.

 

Karena hawa Desa Tulungrejo yang sejuk itulah berbagai macam tanaman bisa tumbuh subur di sini, termasuk juga tanaman buah. Sebut saja tanaman mangga (waktu itu pas musim mangga), alpukat, bahkan jeruk pun berbuah lebat di desa ini. Luar biasa ya karunia Gusti Allah SWT untuk desa ini? Mereka nggak perlu repot-repot beli buah. Cukup dipetik dari kebun.

 

pohon-pohon apel Malang yang tumbuh di pekarangan rumah warga Desa Tulungrejo, kota Batu, Jawa Timur
Bayangkan, di setiap rumah ada pohon apelnya...

 

Wisata Apel Murah Meriah

Nah, buah yang menjadi trademark dari Desa Tulungrejo (sekaligus Kota Batu) juga tumbuh subur di desa ini lho! Apalagi kalau bukan apel malang (Malus domestica) yang tersohor itu. Hampir di setiap pekarangan rumah tumbuh lebih dari satu pohon apel dan buahnya menjuntai-juntai keluar pagar rumah. Benar-benar merayu-rayu untuk dimaling dipetik! Aaargh!

 

Di Desa Tulungrejo juga ada kebun apel yang sejauh mata memandang... luaaas banget. Gilak! Isinya pohon apel semua dan berbuah semua lagi! Hohoho... makin besar lah rayuan untuk memetik buah berwarna hijau dan merah itu.

 

hamparan kebun apel luas yang ada di Desa Tulungrejo, kota Batu, Jawa Timur
Aku lagi ada di Batu atau lagi di surga?

 

Kalau memang Pembaca sudah tidak tahan godaan, cobalah trik berikut. Beramah-tamahlah dengan pemetik apel. Biasanya sih diijinkan untuk bisa mencoba memetik (tapi apelnya jangan diminta!). Kalau mau ngicip apelnya minta saja yang ukurannya mungil-mungil (ini apel dijual Rp2.000 per kg). Biasanya sih kalau cuma 1 buah ya dikasih cuma-cuma. Jadi, nggak perlu mahal-mahal kan untuk beragrowisata di kebun apel?

 

apel-apel malang dari Desa Tulungrejo, kota Batu, Jawa Timur yang sudah dipanen disimpan dalam keranjang
Satu keranjang itu sekitar 26 kg.

 

Oh iya, aku juga baru tahu kalau beberapa hari selepas pohon apel berbuah dan buahnya selesai dipetik itu daun-daunnya harus dirontokkan. Alhasil, pohon apelnya jadi kelihatan gundul gitu kayak lagi kekeringan. Ini dilakukan untuk mensimulasi kondisi musim gugur. Soalnya apel kan buah dari negeri empat musim.

 

Jejak Sejarah Diam Membisu

Pas sedang asyik-asyiknya menikmati suasana Desa Tulungrejo, aku mendadak “nyium” bau yang tidak asing. Semacam aroma mistis yang susah dijelaskan dengan kata-kata, hahaha.

 

Benar saja, ternyata ada benda purbakala di sini. Namanya Punden Watu Gambang. Yuk kita dekati Pembaca!

 

penampakan situs purbakala Punden Watu Gambang yang ada di Desa Tulungrejo, kota Batu, Jawa Timur
Cagar budaya apalagi ini?

 

Begitu mendekat aku malah bingung. Ini aroma mistis yang tadi aku cium asalnya dari mana sih? Kok nggak ada benda-benda “menarik” yang memancarkan aura magis? #halah

 

Ada satu yang aku duga kuat yaitu seonggok batu yang dipagari. Di dekat batu ini ada arca yang kayaknya bukan termasuk benda purbakala.

 

foto batu keramat di situs punden Watu Gambang yang ada di Desa Tulungrejo, kota Batu, Jawa Timur
Yang dikeramatkan batu yang mana ya?

 

Menilik dari sumber di jagat maya, Punden Watu Gambang ini semacam tempat berkumpulnya orang-orang pada zaman dahulu kala. Karena waktu itu saat berkumpul sering dimainkan alat musik Gambang, makanya disebut Watu Gambang. Begitu ternyata. Soalnya warga sekitar yang aku interogasi tidak bisa menceritakan detil tentang tempat bersejarah ini. Sayang ya...

 

Merajut Harmoni Kedamaian

Oh iya, pas aku ke sana itu sebagian besar jalan desa sedang ada proyek perbaikan jalan desa. Jadi, untuk dilalui kendaraan roda empat ya lumayan sulit. Semoga saja setelah proyek ini rampung dan jalan desa jadi mulus, banyak orang yang singgah berwisata di sini. Aku sendiri lebih bisa menikmati suasana desa dengan berjalan kaki. Kan bisa sekalian bertegur sapa dengan gadis warga desa yang kebetulan lewat, hahaha.

 

Kondisi Jalan rusak di Desa Tulungrejo, kota Batu, Jawa Timur
Semoga perbaikan jalannya cepat selesai ya.

 

Entah kenapa aku memang lebih menikmati suasana di desa daripada di kota besar. Mungkin karena di tempat-tempat semacam ini ada harmoni kuat yang tidak aku rasakan di kota besar. Mungkin itu juga sebabnya kenapa aku yang ber-KTP DKI Jakarta ini tidak begitu betah tinggal di kota metropolitan itu. Mungkin memang sebenarnya aku ini ndeso... hahaha.

 

orangtua menggandeng anak mereka di Desa Tulungrejo, kota Batu, Jawa Timur
Harmoni pedesaan yang... damai... setuju?

 

Sebelum Pulang

Demikianlah jalan-jalan di siang hari itu di Desa Tulungrejo. Jalan desa yang sedari tadi aku tapak bermuara di jalan raya di mana angkot-angkot oranye hilir mudik di sana-sini. Jarum jam menunjukkan pukul satu siang. Saatnya balik ke Kota Malang untuk kemudian ke Yogyakarta naik kereta api.

 

Oh iya, jangan lupa beli apel malang yang banyak dijajakan di sepanjang jalan. Percaya deh, harganya lebih murah daripada harga di supermarket Kota Jogja. Harga 1 kg sekitar Rp9.000 sampai dengan Rp12.000 tergantung ukuran dan kualitas apel. Tawar saja biar lebih murah. Ingat, apel yang merah itu rasanya asam sedangkan yang hijau itu manis.

 

Pembaca, pingin juga kah jalan-jalan di Desa Tulungrejo? Cobain deh kalau pas mampir di Kota Batu. Naik angkot oranye bisa sampai kok. OK?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • ANJANI
    avatar komentator ke-0
    ANJANI #Selasa, 19 Jan 2016, 06:49 WIB
    Wah berarti tidak ada petani yang budidayakan yaa .
    😧😥😟
    Tak kirain ada wisata petik buah murbei gitu. Susah
    nyarinya padahal mau buat skripsi 😢😢
    iya ya mbak
  • ANJANI
    avatar komentator ke-1
    ANJANI #Senin, 18 Jan 2016, 14:20 WIB
    Kak mau nanya dong itu murbeinya ada yang
    budidaya enggak ? Aku tadi muter muter batu tapi
    gak nemu yang nanem murbey 😢😢
    Itu pas kapan ya kemalangnya .. terimakasih
    itu pas November 2014 kakak. Murbeinya itu di halaman rumah warga. Pohonnya menjulur-julur sampai ke jalan. Tapi cuma satu rumah sih.
  • YULI
    avatar komentator ke-2
    YULI #Rabu, 28 Jan 2015, 15:12 WIB
    asli mas...kereen
    Hehehe, makasiiih... :D
  • CAHYO
    avatar komentator ke-3
    CAHYO #Kamis, 22 Jan 2015, 09:59 WIB
    wee kok ndak mampir ke desa bunga di punten, byk spot mnarik lhoo... edisinekatpromosi
    Waktuku mepet Kang! Besok2 kalau maen ke Malang lagi deh ya!
  • NDOP
    avatar komentator ke-4
    NDOP #Sabtu, 17 Jan 2015, 09:56 WIB
    Mas bro, semua linkmu di blog ini dikasih \"_blank\" dong, biar pas diklik kiri langsung menuju new tab. Soalnya blogmu ini mengharamkan klik kanan open new tab sih. Masa harus buka link di tab ini khan blogmu jadi hilang hahaha.. penting ini serius

    Btw, kenapa itu juragan Nganjuk disebut? HAHAHA.. aku koyok dodolan kembang wae loooh..

    Kuwi apele colongable deh.. Awakmu wis nyolong pirang apel? eh
    Aku nggak metik apel tapi malah beli apel, hehehe. Itu kan kembang yang dirimu salah nyebut edelweiss itu Kakak... Saranmu tentang link itu aku pertimbangkan, hehehe
  • SUGENGGUNARTOPKNBARU
    avatar komentator ke-5
    SUGENGGUNARTOPKNBARU #Jumat, 16 Jan 2015, 21:25 WIB
    weih, mas sudah di Bumiaji koq ga sekalian ke Arboretum yang konon di situ ada mata air
    SUMBER BRANTAS dekat Jurang Kwali
    Belum sempet om. Waktunya mepet nanti ga dapet kereta balik, hehehehe.
  • SUCIPTO KUNCORO
    avatar komentator ke-6
    SUCIPTO KUNCORO #Kamis, 15 Jan 2015, 22:19 WIB
    seger banget pemandangannya, jadi inget kampung halaman
    justru apel yang manis warnanya hijau ya di sana :D
    Urut-urutan warnanya itu merah - hijau - kuning - busuk :D
  • ARIP
    avatar komentator ke-7
    ARIP #Kamis, 15 Jan 2015, 17:22 WIB
    Untungnya masih tinggal di desa, tapi kalau mau ke kota juga ya lumayan dekat lah.
    Masalah utamanya sama sih, jalannya jelek.
    Yah, semoga infrastrukturnya segera dibenahi ya.
  • IWCAKSONO
    avatar komentator ke-8
    IWCAKSONO #Kamis, 15 Jan 2015, 08:52 WIB
    sepisan aku nang Batu, wis 2 tahun lalu, cuma ke Jatim Park 1, 2, lan BNS. Huhuhuhu dadi kangen Batu. Gak mampir ke Coban Rondo mas?
    Ke Coban Rondo udah tahun 2009 lalu Mas, hehehe.
  • MOMTRAVELER
    avatar komentator ke-9
    MOMTRAVELER #Kamis, 15 Jan 2015, 08:13 WIB
    aku dulu petik apelnya di Kusuma Agrowisata mas, tapi disana ga ada murbeinya
    jadi kangen Malang ih :(
    Kemarin itu saya juga sempet mampir ke Kusuma Agrowisata. Tapi menurut saya, di sana itu kurang bisa berinteraksi dengan petani atau pemetik apel Mak.
  • EVIINDRAWANTO
    avatar komentator ke-10
    EVIINDRAWANTO #Kamis, 15 Jan 2015, 07:30 WIB
    Sungguh permai Desa Tulungrejo ini. Kalau saya lihat buah murbei ranum di atas pasti
    enggak malu minta sama pemiliknya. Buah kenangan masa kecil soalnya )
    Masa kecilmu bahagia sekali ya Mak :D
  • ANDIKA HERMAWAN
    avatar komentator ke-11
    ANDIKA HERMAWAN #Rabu, 14 Jan 2015, 19:51 WIB
    wah aku jadi inget di salah satu perumahan di daerah Malang ada banyak pohon arbei yang
    ditanam, bisa metik gratis sepuasnya, andai di Jogja bisa nemu hal yang serupa :3
    Apa karena di Jogja hawanya sumuk ya Bro?
  • HILDA IKKA
    avatar komentator ke-12
    HILDA IKKA #Rabu, 14 Jan 2015, 17:40 WIB
    Cieee yang jalan-jalan edisi Malang! Haha, aku gak terlalu suka apel Batu itu Mas. kecil-kecil, keras :3
    Petualangan di Malang, eh Batu dink masih berlanjut ini mbak, hahaha. Apel Batu emang keras sih. Kalau aku tak buat bikin jus atau pancake.
  • ANGKI
    avatar komentator ke-13
    ANGKI #Rabu, 14 Jan 2015, 14:13 WIB
    aahhh foto terakhirnya syahdu mas tanpa rekaysa tapi maknyess mantap mas wijna...wah
    tips metik apelnya boleh juga dah di coba hehe....
    kepingin kayak gitu po Ngki? hehehe