HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Backpacking ke Candi Muara Takus

Selasa, 10 Januari 2017, 05:01 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Setelah berhasil menyambangi candi-candi di Trowulan (2009) dan Muaro Jambi (2015) dengan cara backpacking, pada bulan April 2016 silam giliran Candi Muara Takus yang menjadi sasaranku.

 

Terus terang di internet minim sekali informasi tentang cara backpacking ke Candi Muara Takus. Padahal, bagi orang-orang yang doyan menyambangi situs-situs sejarah (macamnya aku #hehehe), kunjungan ke Candi Muara Takus adalah sesuatu hal yang tabu untuk dilewatkan saat singgah di Provinsi Riau.

 

 

Satu-satunya sumber referensiku melakukan perjalanan secara backpacking ke Candi Muara Takus adalah artikel dari blog-nya Mbak Endah sang Muslim Traveler Girl berikut ini:

 

http://www.muslimtravelergirl.com/2013/05/jalan-jalan-ke-pekanbaru-pertama.html

 

Setelah berulang kali khatam membaca artikel blog di atas, pikiranku seakan teracuni oleh motivasi,

 

“Kalau Mbak Endah saja bisa ke Candi Muara Takus dengan backpacking-an, kenapa aku nggak bisa? Toh aku kan juga sudah sukses jalan kaki 4 km sampai Candi Muaro Jambi.” #hehehe

 

 

Nah, melalui artikel ini aku berharap semoga Pembaca yang punya niat backpacking-an ke Candi Muara Takus mendapat gambaran perihal cara menuju ke sana. Semoga apa yang bakal aku paparkan di artikel ini bisa menambah khazanah Candi Muara Takus di dunia maya. #senyum

 

Panduan Arah ke Muara Takus

Di awal sub bab ini, pertama-tama aku ingin menegaskan satu hal bahwa,

 

Amat sangat mungkin untuk backpacking-an ke Candi Muara Takus!

 

Yang bisa diartikan sebagai,

 

Amat sangat mungkin untuk pergi ke Candi Muara Takus tanpa menyewa kendaraan alias menggunakan angkutan umum!

 


Berfoto bareng bapak-bapak yang bangga dengan peninggalan leluhurnya.

 

Hal kedua yang wajib dipahami adalah lokasi Candi Muara Takus. Sesuai namanya, Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus yang masuk wilayah Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau.

 

Catatan:

Nama kecamatan XIII Koto Kampar dilafalkan “tiga belas koto kampar”.

 

Hal yang perlu dipahami berikutnya adalah jarak tempuh Candi Muara Takus dari Kota Pekanbaru itu JAUH BANGET yakni sekitar 120 km atau nyaris 3 jam perjalanan darat. Mantap jiwa toh? #senyum.lebar

 


Untuk Pembaca yang belum tahu di manakah gerangan letak Candi Muara Takus.
Dari peta bisa dilihat toh Candi Muara Takus itu lebih dekat dengan Provinsi Sumatra Barat?

 

Titik-titik perjalanan dari Kota Pekanbaru menuju Candi Muara Takus dapat dipilah menjadi seperti berikut:

 

Kota Pekanbaru – Kota Bangkinang 60 km
Kota Bangkinang – Kota Kuok 12 km
Kota Kuok – Simpang Tiga Batu Bersurat 28 km
Simpang Tiga Batu Bersurat – Desa Muara Takus 15 km
Desa Muara Takus – Candi Muara Takus 3 km

 

Selain dari Kota Pekanbaru, Candi Muara Takus juga dapat dijangkau dari Provinsi Sumatra Barat. Sebab, cabang jalan menuju Desa Muara Takus itu terletak di ruas jalan raya utama Pekanbaru – Padang. Walaupun ya total jarak tempuhnya lebih jauh sih. Sekitar 230 km lah. #hehehe

 

Kota Padang – Kota Padang Panjang 68 km
Kota Padang Panjang – Kota Bukittinggi 22 km
Kota Bukittinggi – Kota Payakumbuh 33 km
Kota Payakumbuh – Simpang Tiga Batu Bersurat 90 km
Simpang Tiga Batu Bersurat – Desa Muara Takus 15 km
Desa Muara Takus – Candi Muara Takus 3 km

 

Karena obyek buruanku letaknya di Provinsi Riau, jadi ya pada artikel ini aku hanya akan fokus membahas cara menuju Candi Muara Takus dari Kota Pekanbaru. Sebelumnya, mungkin ceritanya diawali dari cara menuju Kota Pekanbaru terlebih dahulu ya! #senyum.lebar

 

Mari pindah ke sub bab selanjutnya! #senyum

 

Ada Banyak Jalan Menuju Pekanbaru

Kota Pekanbaru adalah ibu kota Provinsi Riau. Di sinilah petualangan backpacking-ku menuju Candi Muara Takus dimulai. #senyum.lebar

 

Ada banyak transportasi yang bisa dipilih untuk menuju Kota Pekanbaru dari kota-kota besar di Indonesia. Pilihan transportasi yang umum digunakan adalah bus, mobil travel, dan pesawat. Aku sendiri memilih naik pesawat menuju Pekanbaru karena durasi tempuhnya lebih singkat dan Alhamdulillah dananya mencukupi. #berkat.ngirit.berbulan.bulan #senyum.lebar

 


Kalau naik pesawatnya maskapai ini sih harus hidup ngirit lebih lama lagi supaya dananya cukup. #hehehe

 

Berbeda dengan Mbak Endah yang beruntung mendapatkan tiket promo pesawat Air Asia dari Bandung ke Pekanbaru seharga Rp10.000. Aku harus merogoh kocek lebih dalam sebesar Rp528.000 untuk menebus tiket pesawat Citilink dari Yogyakarta menuju Pekanbaru. #sedih

 

Eh, itu harga tiket saat low season dan sekali jalan lho! Saat high season macamnya libur Idul Fitri atau libur akhir tahun, harga tiket pesawat sekali jalan ke Pekanbaru bisa menembus harga 2 juta rupiah! Waooow! Muahaaal....

 

Kalau ingin ke Pekanbaru dengan lebih ekonomis pilihannya ya lewat jalur darat. Sebagai contoh, Bus Lorena mematok tiket dari Jakarta ke Pekanbaru seharga Rp435.000 di kelas ekonomi. Tapi ya waktu tempuhnya LUAMAAA, sekitar 36 jam. Sedangkan kalau naik pesawat kurang dari 2 jam di langit sudah sampai. #hehehe

 

Dengan selisih harga tiket yang nggak begitu mahal serta mempertimbangkan waktu tempuh, jelas aku milihnya naik pesawat toh? #senyum.lebar

 

Dari Pekanbaru ke Arah Muara Takus

Di Kota Pekanbaru sudah menanti sejumlah pilihan terkait perjalanan menuju Candi Muara Takus:

 

  1. Naik superben dari Pekanbaru ke Bangkinang
  2. Naik superben dari Pekanbaru langsung ke Muara Takus
  3. Bermalam di Pekanbaru

 

 

Bermalam di Pekanbaru hukumnya wajib dipilih bilamana tiba di Pekanbaru selepas sore hari. Sebab, selepas sore angkutan umum sudah nggak beroperasi. Satu-satunya pilihan ya menunggu hingga pagi di SPBU atau serambi masjid terdekat.

 

Jika tiba di Pekanbaru pada pagi atau siang hari bisa langsung naik superben menuju tujuan berikutnya. Yang dimaksud dengan superben ini adalah mobil Mitsubishi L300 yang difungsikan selayaknya angkot jarak jauh.

 

Superben yang mengarah ke Kabupaten Kampar (kabupaten di mana Candi Muara Takus berada) tersedia di sekitar Pasar Panam. Dari jantung Kota Pekanbaru ke Pasar Panam bisa dengan naik Trans Metro Pekanbaru, angkot, atau bus kota. Aku sendiri ke Pasar Panam naik bus kota dengan ongkos Rp4.000 per orang.

 

Sekadar info, kawasan Panam ini adalah perbatasan antara Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar. Di seputar kawasan Panam ini berdiri Universitas Riau (UNRI) dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA).

 


Suasana di dalam bus kota Pekanbaru nggak jauh beda dengan bus kota Jogja.

 

Tiba di kawasan Pasar Panam bersiap-siaplah untuk “sedikit” uji nyali #lho. Sebab, para kernet-kernet superben akan naik ke bus untuk kemudian bergerak aktif menggaet calon penumpang. Dalam kondisi seperti ini jangan bingung, tetap rileks, dan tegaskan ke mana tempat yang bakal dituju.

 

Superben yang mangkal di sekitar Pasar Panam lebih banyak melayani trayek Pekanbaru – Bangkinang. Untuk superben yang melayani trayek Pekanbaru – Muara Takus umumnya tersedia pada pagi hari. Ongkos superben dari Pekanbaru ke Muara Takus dipatok seharga Rp70.000 per orang.

 

Aku sendiri karena tiba di Pasar Panam menjelang sore hari maka mau nggak mau ya naiknya superben ke Bangkinang. Ongkos superben dari Pekanbaru ke Bangkinang adalah Rp50.000 per orang.

 


Para kernet yang berusaha menggaet calon penumpang.
Jelas, sebelum penumpang superben penuh ya nggak bakal berangkat. #hehehe

 

Oh iya, sekali lagi aku menegaskan agar benar-benar memastikan tujuan akhir ke sopir superben. Soalnya, mobil-mobil superben itu umumnya tidak mencantumkan keterangan trayek baik di badan mobil atau kacanya.

 

Kalau hanya sekadar bertanya, “Pak, ini arah ke Muara Takus?” pasti semua sopir bakal mengangguk. Jadi harus benar-benar bertanya detil, “Pak, ini nanti pasti lewat Muara Takus kan?”. Gitu....

 

Dari Bangkinang Sampai Muara Takus

Superben yang bertolak dari Pasar Panam akhirnya berhenti di Terminal Bangkinang. Di Kota Bangkinang ini pun tersedia 2 pilihan:

 

  1. Lanjut ke Muara Takus
  2. Bermalam di Bangkinang

 

 

Pilihan bermalam di Kota Bangkinang amat sangat aku sarankan jika tiba pada sore hari menjelang magrib. Ini semata-mata ya karena pada waktu tersebut angkutan umum sudah nggak beroperasi. Terlebih lagi, menurutku setelah Kota Bangkinang nggak ada lagi tempat yang representatif untuk bermalam selain serambi masjid serta SPBU.

 

Terminal Bangkinang juga menjadi tempat mangkalnya superben yang mengarah ke Desa Muara Takus. Sayangnya, superben ini hanya tersedia hingga sekitar pukul 3 sore. #sedih

 

Aku pada waktu itu telat naik superben terakhir yang mengarah ke Desa Muara Takus. Oleh petugas Terminal Bangkinang aku disarankan mengejar superben tersebut dengan naik angkot menuju Pasar Kuok. Ongkos naik angkot ke Pasar Kuok sebesar Rp5.000 per orang.

 

Tiba di Pasar Kuok aku langsung bergegas naik superben terakhir yang menuju ke Desa Muara Takus. Ongkos naik superben ini Rp25.000 per orang.

 


Suasana di dalam superben yang penuh ya seperti ini. Panas dan pengap....

 

Setibanya di Desa Muara Takus silakan berjalan kaki atau naik ojek menuju Candi Muara Takus. Bisa juga lho bernegosiasi dengan pak sopir superben untuk menurunkan di simpang tiga ke arah Candi Muara Takus.

 

Jadi, sejauh ini ongkos yang aku keluarkan dari Kota Pekanbaru menuju Candi Muara Takus adalah sebesar:

 

Rp4.000 + Rp50.000 + Rp5.000 + Rp25.000 =  Rp84.000.

 

Ongkos perjalanan pergi yang lumayan toh? #senyum.lebar

 

Eh, tapi itu aku baru menyinggung perkara pergi dari Kota Pekanbaru ke Candi Muara Takus lho! Belum gimana cara baliknya dari Candi Muara Takus ke Kota Pekanbaru. #hehehe

 

Dua Cara Pulang dari Muara Takus

Pada sub bab ini aku akan membahas tentang cara pulang dari Candi Muara Takus ke Kota Pekanbaru. Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan membalik cara pergi dari Kota Pekanbaru ke Candi Muara Takus. Tapi, sebetulnya masih ada cara lain yang lebih bisa menghemat isi dompet. #hehehe

 

 

Cara pulang hemat yang pertama adalah dengan naik superben dari Desa Muara Takus yang pemberhentian akhirnya di Kota Pekanbaru. Nanti ya turunnya di kawasan Pasar Panam. Ongkos naik superben ini adalah sebesar Rp70.000 per orang.

 

Sayangnya, cara yang pertama ini hanya bisa dieksekusi pada pagi hari. Sebab, superben-superben ini melewati Desa Muara Takus hanya pada pagi dan sore hari. Pada saat pagi, superben-superben ini bertolak menuju Kota Pekanbaru. Sebaliknya, saat sore hari superben-superben ini kembali dari Kota Pekanbaru.

 

Umumnya para penumpang superben ini adalah para pedagang pasar. Pangkalan superben ini terletak di Desa Tanjung yang jaraknya sekitar 7 km dari Desa Muara Takus.

 


Seperti biasa, tak ada angkutan umum truk pun jadi! Walaupun ya....

 

Cara pulang hemat yang kedua adalah dengan hitchhiking alias menumpang kendaraan yang melewati Desa Muara Takus. Sama seperti pengalamanku di Candi Muaro Jambi, kendaraan yang berpotensi tinggi untuk ditumpangi adalah mobil batu alias truk pengangkut batu.

 

Tapi, menumpang truk batu juga ada kendalanya, hahaha. #senyum.lebar

 

Kendala yang pertama adalah sopir-sopir truk batu ini umumnya kurang ramah. Eh, ataukah aku saja yang “sial” kedapatan sopir yang kurang ramah ya? #hehehe

 

Kendala yang kedua adalah truk-truk batu ini umumnya BERHENTI LUAMAAA di tengah jalan antara Desa Koto Tuo dan Desa Muara Takus untuk beristirahat. Kata pak sopirnya sih supaya ban truk nggak terlalu panas. Soalnya truk ini sudah menempuh perjalanan yang lumayan jauh dari tambang batu. Apalagi muatannya juga berat.

 

Kendala yang ketiga ... #duh ... pergaulan cenderung cair dengan "sesajen" rokok. #sedih   

 


Gapura masuk ke kawasan Muara Takus di simpang tiga Batu Bersurat.
Di dekat gapura ini ada warung pas pos ojek tempat menunggu angkutan umum yang lewat.

 

Dengan menumpang truk batu bukan berarti dapat tumpangan gratis sampai Kota Pekanbaru lho! Pak sopir truk hanya berkenan mengantar sampai simpang tiga Batu Bersurat. Lumayan lah 15 km jaraknya dari Desa Muara Takus.

 

Di simpang tiga Batu Bersurat ini terbentang jalan raya lintas Sumatra yang menghubungkan Riau dengan Sumatra Barat. Jadi ya... selanjutnya tinggal menunggu angkutan umum lain yang melewati jalan raya ini. Entah itu angkot, bus, superben, atau mobil travel.

 

Yang jelas, kita sebagai calon penumpang harus aktif “menyapa” angkutan umum yang lewat. Sebab, nggak semua angkutan umum yang lewat jalan raya ini mengarah ke Kota Pekanbaru atau bahkan ke Bangkinang. Aku sendiri sempat tergoda “pindah haluan” ke Sumatra Barat hanya karena yang lewat sana lebih banyak angkutan umum ke arah Payakumbuh, hahaha. #senyum.lebar

 

Alhamdulillah, sewaktu itu ada mobil travel arah ke Kota Pekanbaru yang menurunkan penumpang di simpang tiga Batu Bersurat. Jadilah aku naik mobil travel itu dengan ongkos Rp40.000 sampai Kota Pekanbaru. Enaknya naik mobil travel itu kita bisa minta diantar sampai ke tujuan.

 

 

Jadi, untuk ongkos pulang dari Candi Muara Takus ke Kota Pekanbaru aku hanya keluar uang Rp40.000. Lebih murah kan daripada ongkos perginya? #senyum.lebar

 

Yang Belum Sempat Diceritakan

Demikianlah gambaran perjalanan pergi-pulang dari Kota Pekanbaru – Candi Muara Takus yang aku praktekkan pada April 2016 silam. Semoga ceritaku di atas bisa membantu dalam merancang perjalanan ke Candi Muara Takus.

 

Yang jelas dalam setiap perjalanan itu berlaku hukum,

 

“Murah-mahalnya ongkos itu bergantung pada waktu dan kesempatan.” #senyum.lebar

 

 

Perjalanan menggunakan angkutan umum (plus menumpang truk batu #hehehe) dengan gaya backpacking-an seperti ini aku kira cocok bagi orang-orang yang pergi seorang diri atau dalam kelompok kecil.

 

Sedangkan bagi yang berpergian dalam kelompok besar jelas lebih enak bila menyewa mobil. Aku sendiri tidak menyarankan menyewa sepeda motor karena mengingat jarak yang 120 km itu pasti bakal membuat pantat pegal. #hehehe

 

 

Eh, sebenarnya masih ada cerita dibalik perjalanan ke Candi Muara Takus ini. Tapi ya nanti lah aku ceritakan di artikel berikutnya. #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI