HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Candi Gumpung Muaro Jambi yang Lapangannya Luas

Selasa, 1 Desember 2015, 05:09 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Setelah kurang-lebih 30 menit non-stop jalan kaki panas-panasan tanpa minum #lupa.beli dari Candi Kedaton Muaro Jambi, akhirnya aku mendarat juga di Desa Muaro Jambi yang terletak di Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.

 

Apa sih yang menarik dari desa ini?

Ya pintu masuk ke zona inti Kompleks Percandian Muaro Jambi laaah! #senyum.lebar

 

Alhamdulillah, misi jalan kaki ke Kompleks Percandian Muaro Jambi sukses terlaksana!

 


Ini adalah titik finish yang dituju para pelancong, yaitu gerbang masuk kompleks Candi Muaro Jambi.
Padahal sudah ada jalan raya aspal mulus, tapi sayangnya nggak ada transportasi umum yang lewat sini. #sedih

 

Pukul 12 siang kurang 10 menit pada Sabtu (11/4/2015) yang P-A-N-A-S, dengan langkah gontai dan pakaian penuh keringat merapatlah aku ke pit stop alias warung terdekat. Dua plastik teh dalam kemasan yang harga satu gelasnya Rp1.000 itu aku sikat sebagai pelampiasan dahaga yang mendera sejak mulai jalan kaki sejauh 4,2 km.

 

Wew... panas-panas, akhirnya minum juga... dingin pula... ah, Alhamdulillah, nikmatnya dunia ini... #awas.pilek

 

Aku duduk istirahat sebentar sampai kedua kaki ini bisa diajak kerja sama lagi. Setelah tenaga terkumpul agak banyak, aku lanjut jalan menuju pos retribusi. Sebagai pengunjung yang baik, beradab, serta taat peraturan, aku kan ya mesti membayar retribusi masuk Kompleks Percandian Muaro Jambi toh?

 

Di pos retribusi itu ditanyalah aku sama sekumpulan bapak-bapak yang lagi berjaga. Aku jawab saja sejujur-jujurnya.

 

“Tadi ke sininya jalan kaki dari simpang yang ada petunjuk 4,2 km itu Pak.”

 

Mulanya mereka nggak percaya. Mereka pikir aku kemari naik motor. Ya sudah, aku tontonkan saja preview foto-foto sepanjang jalan. Barulah mereka ngeh kalau aku ini manusia kurang kerjaan yang rela jalan kaki 4,2 km menuju zona inti Kompleks Candi Muaro Jambi.

 

“Ya sudah Bang, masuk saja, nggak usah bayar.

 

... Aku rasa mereka iba ...

 

Aku disuruh masuk bebas begitu saja dengan tatapan mata penuh belas kasihan (apa karena penampilanku terlihat seperti gembel ya?). Oleh sebab itu, nggak ada itu adegan interogasi apa kepentinganku berkunjung ke Candi Muaro Jambi. Padahal aku ya nenteng DSLR sama tripod lho. #hehehe

 

Kok aku jadi merasa kalau orang yang sudi jalan kaki jauh itu menyedihkan ya? Hahaha. #senyum.lebar

 


Di sini disediakan homestay juga lho! Belok kanan saja tuh ikutin petunjuk arahnya.

 

Begitu melangkah kaki dari pos retribusi, misi pertamaku adalah menyewa sepeda. Yup! Keliling Kompleks Candi Muaro Jambi ini memang enaknya naik sepeda. Nggak di Jogja, nggak di Jambi, naiknya sepeda! #senyum.lebar

 

Ongkos sewa sepeda cuma Rp10.000 sepuas-puas-puasnya. Jauh lebih murah daripada penyewaan sepeda yang ada di Gili Trawangan sana!

 

Ibu penjaga sewa sepeda juga kaget pas aku cerita kemarinya jalan kaki. Beliau janji nanti pas pulang mau dicarikan ojek biar aku nggak perlu jalan kaki jauh lagi. Tapi, Alhamdulillah pas pulang dari Kompleks Candi Muaro Jambi kan aku dapat tumpangan mobil gratis dari warga Muaro Jambi yang baik hati. #senyum.lebar

 


Penyewaan berbagai jenis sepeda untuk menyusuri kompleks Candi Muaro Jambi.
Sepeda MTB ada. Sepeda keranjang ada. Sepeda tandem juga ada. Eh, sepeda roda tiga anak-anak ada nggak ya? #hehehe

 

Dimulailah petualanganku keliling kompleks Candi Muaro Jambi naik sepeda berkeranjang warna kuning. Candi pertama yang jadi sasaran jelas adalah candi yang pertama kali kelihatan, yaitu Candi Gumpung.

 


Di mana pun dan kapan pun, pilihan warna sepeda jelas = kuning! #senyum.lebar

 

Candi Gumpung adalah candi dengan batas pagar yang menurutku sih paling luas di antara candi-candi lain di zona inti kompleks Candi Muaro Jambi. Bangunan Candi Gumpung dikelilingi lapangan rumput hijau luas yang menurutku ENAK buat tempat guling-guling, kejar-kejaran, dan juga piknik, hehehe. #hehehe

 


Foto rame-rame di lapangan candi yang luas dan rata seperti ini sepertinya menarik. #senyum.lebar

 


Pagar pembatas Candi Gumpung yang tidak dipugar.

 

Penampakan Candi Gumpung nggak jauh beda dengan Candi Kedaton. Ada dua bangunan yang dikelilingi pagar pembatas. Bangunan pertama adalah bangunan inti yang berukuran lumayan besar dan bangunan satunya lagi berwujud semacam altar.

 


Bangunan inti Candi Gumpung. Dahulu di bagian atasnya mungkin ada bangunan lain yang terbuat dari kayu.

 


Bangunan pendamping Candi Gumpung yang menurutku mirip altar.

 

Bangunan inti Candi Gumpung ini berukuran 17,9 m x 17,3 m dengan pintu masuk menghadap ke arah timur. Dugaanku sama seperti Candi Kedaton, dahulu kala ada tangga kayu di gerbang masuk Candi Gumpung ini. Jadi, orang-orang bisa naik ke bagian atasnya gitu.

 


Barangkali di sini dulu itu ada tangga.

 

Kalau diperhatikan dengan lebih seksama, batu bata yang menyusun dinding Candi Gumpung didominasi batu bata baru. Batu bata asli penyusun Candi Gumpung ada di bagian dasar candi. Apa mungkin sebetulnya di puncak candi berdiri struktur bangunan lain ya? Hmmm...

 


Susunan batu bata asli bercampur dengan batu bata baru.

 


Di sisi luar candi, kelihatan jelas mana batu bata asli dan mana batu bata baru.

 

Candi Gumpung dipugar tahun 1982. Saat dipugar ditemukan beberapa prasasti asal-muasal candi ini. Disebutkan bahwa Candi Gumpung ini dibangun sekitar abad ke-9 hingga awal abad ke-10 Masehi sebagai candi Buddha. Selain prasasti ditemukan juga arca Prajnaparamitha serta artefak lain yang berhubungan dengan ajaran Buddha.

 

Sumber:

http://lifestyle.okezone.com/read/2011/11/28/408/535180/candi-gumpung-candi-terluas-di-muara-jambi

 


Penampakan sisi belakang bangunan inti Candi Gumpung.

 

Selain Candi Kedaton, Candi Gumpung ini adalah salah satu candi yang fotonya populer. Di buku pelajaran sekolah dan bahkan di Wikipedia, bisa jadi banyak orang yang tahunya kalau Candi Muaro Jambi itu ya Candi Gumpung ini. Padahal di Kompleks Percandian Muaro Jambi masih banyak candi lain.

 

Buat Pembaca yang berkunjung ke sini harap mematuhi peraturan yang berlaku ya! Kendaraan baik sepeda maupun sepeda motor dilarang masuk ke kawasan Candi Gumpung.

 


Sebagai pengunjung yang baik, harap hormati peraturan yang berlaku dan tidak membuang sambah sembarangan!

 

Oke deh, pindah ke candi lain lagi yuk!

NIMBRUNG DI SINI