Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Setelah kurang-lebih 30 menit non-stop jalan kaki panas-panasan tanpa minum #lupa.beli dari Candi Kedaton Muaro Jambi, akhirnya aku mendarat juga di Desa Muaro Jambi yang terletak di Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Apa sih yang menarik dari desa ini?
Ya pintu masuk ke zona inti Kompleks Percandian Muaro Jambi laaah! #senyum.lebar
Alhamdulillah, misi jalan kaki ke Kompleks Percandian Muaro Jambi sukses terlaksana!
Pukul 12 siang kurang 10 menit pada Sabtu (11/4/2015) yang P-A-N-A-S, dengan langkah gontai dan pakaian penuh keringat merapatlah aku ke pit stop alias warung terdekat. Dua plastik teh dalam kemasan yang harga satu gelasnya Rp1.000 itu aku sikat sebagai pelampiasan dahaga yang mendera sejak mulai jalan kaki sejauh 4,2 km.
Wew... panas-panas, akhirnya minum juga... dingin pula... ah, Alhamdulillah, nikmatnya dunia ini... #awas.pilek
Aku duduk istirahat sebentar sampai kedua kaki ini bisa diajak kerja sama lagi. Setelah tenaga terkumpul agak banyak, aku lanjut jalan menuju pos retribusi. Sebagai pengunjung yang baik, beradab, serta taat peraturan, aku kan ya mesti membayar retribusi masuk Kompleks Percandian Muaro Jambi toh?
Di pos retribusi itu ditanyalah aku sama sekumpulan bapak-bapak yang lagi berjaga. Aku jawab saja sejujur-jujurnya.
“Tadi ke sininya jalan kaki dari simpang yang ada petunjuk 4,2 km itu Pak.”
Mulanya mereka nggak percaya. Mereka pikir aku kemari naik motor. Ya sudah, aku tontonkan saja preview foto-foto sepanjang jalan. Barulah mereka ngeh kalau aku ini manusia kurang kerjaan yang rela jalan kaki 4,2 km menuju zona inti Kompleks Candi Muaro Jambi.
“Ya sudah Bang, masuk saja, nggak usah bayar.”
... Aku rasa mereka iba ...
Aku disuruh masuk bebas begitu saja dengan tatapan mata penuh belas kasihan (apa karena penampilanku terlihat seperti gembel ya?). Oleh sebab itu, nggak ada itu adegan interogasi apa kepentinganku berkunjung ke Candi Muaro Jambi. Padahal aku ya nenteng DSLR sama tripod lho. #hehehe
Kok aku jadi merasa kalau orang yang sudi jalan kaki jauh itu menyedihkan ya? Hahaha. #senyum.lebar
Begitu melangkah kaki dari pos retribusi, misi pertamaku adalah menyewa sepeda. Yup! Keliling Kompleks Candi Muaro Jambi ini memang enaknya naik sepeda. Nggak di Jogja, nggak di Jambi, naiknya sepeda! #senyum.lebar
Ongkos sewa sepeda cuma Rp10.000 sepuas-puas-puasnya. Jauh lebih murah daripada penyewaan sepeda yang ada di Gili Trawangan sana!
Ibu penjaga sewa sepeda juga kaget pas aku cerita kemarinya jalan kaki. Beliau janji nanti pas pulang mau dicarikan ojek biar aku nggak perlu jalan kaki jauh lagi. Tapi, Alhamdulillah pas pulang dari Kompleks Candi Muaro Jambi kan aku dapat tumpangan mobil gratis dari warga Muaro Jambi yang baik hati. #senyum.lebar
Dimulailah petualanganku keliling kompleks Candi Muaro Jambi naik sepeda berkeranjang warna kuning. Candi pertama yang jadi sasaran jelas adalah candi yang pertama kali kelihatan, yaitu Candi Gumpung.
Candi Gumpung adalah candi dengan batas pagar yang menurutku sih paling luas di antara candi-candi lain di zona inti kompleks Candi Muaro Jambi. Bangunan Candi Gumpung dikelilingi lapangan rumput hijau luas yang menurutku
Penampakan Candi Gumpung nggak jauh beda dengan Candi Kedaton. Ada dua bangunan yang dikelilingi pagar pembatas. Bangunan pertama adalah bangunan inti yang berukuran lumayan besar dan bangunan satunya lagi berwujud semacam altar.
Bangunan inti Candi Gumpung ini berukuran 17,9 m x 17,3 m dengan pintu masuk menghadap ke arah timur. Dugaanku sama seperti Candi Kedaton, dahulu kala ada tangga kayu di gerbang masuk Candi Gumpung ini. Jadi, orang-orang bisa naik ke bagian atasnya gitu.
Kalau diperhatikan dengan lebih seksama, batu bata yang menyusun dinding Candi Gumpung didominasi batu bata baru. Batu bata asli penyusun Candi Gumpung ada di bagian dasar candi. Apa mungkin sebetulnya di puncak candi berdiri struktur bangunan lain ya? Hmmm...
Candi Gumpung dipugar tahun 1982. Saat dipugar ditemukan beberapa prasasti asal-muasal candi ini. Disebutkan bahwa Candi Gumpung ini dibangun sekitar abad ke-9 hingga awal abad ke-10 Masehi sebagai candi Buddha. Selain prasasti ditemukan juga arca Prajnaparamitha serta artefak lain yang berhubungan dengan ajaran Buddha.
Sumber:
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/11/28/408/535180/candi-gumpung-candi-terluas-di-muara-jambi
Selain Candi Kedaton, Candi Gumpung ini adalah salah satu candi yang fotonya populer. Di buku pelajaran sekolah dan bahkan di Wikipedia, bisa jadi banyak orang yang tahunya kalau Candi Muaro Jambi itu ya Candi Gumpung ini. Padahal di Kompleks Percandian Muaro Jambi masih banyak candi lain.
Buat Pembaca yang berkunjung ke sini harap mematuhi peraturan yang berlaku ya! Kendaraan baik sepeda maupun sepeda motor dilarang masuk ke kawasan Candi Gumpung.
Oke deh, pindah ke candi lain lagi yuk!
Setiap kali wisata candi selalu disuruh bikin ringkasan setelah selesai berkunjung...
Kalau sekarang berkunjung ke manapun juga tanpa disuruh sudah buat ringkasan sendiri. :)
Area candinya terawat ya .. bersih ... ada persewaan sepeda segala.
Sayang aja bangunannya tidak direkontrsuksi .. pasti bakal lebih keren lagi.
Sebenernya pingin nyepeda ke sini dari Kota Jambi. Tapi apa daya nggak punya sepeda. :(
Iya, keliatan banget yang mana batu bata yang baru sama yang lama. Kayaknya di sana bagus banget buat tamasya keluarga :-)
Alhamdulillah pulang dapat tumpangan jadi nggak jalan lagi, hehehe.
Nah ini dia baru di mulai jelajah candi terluasnya....
Gue sendiri baru taulah soal candi ini. Lah, jalan-jalan gak pernah. Beda sama Masnya yang jalan-jalan terus. Hem.... Entah kapan kesampean jalan kaki 4 km lebih itu.. hahaha
Salam kenal, Mas. Blognye Ketje. Like banget sama desainnya. (Web Design gitu lho....)
Pas di jalan ya ada banyak mobil sama motor yang lewat. Tapi nggak menawari tumpangan. :p
Salam kenal juga ya Heru! :D