Waaaa...! Udah bulan Agustus 2015 aja ini! >.<
Duh, hampir setahun yang lalu jalan-jalan di Aceh, tapi baru segelintir artikel yang terbit. Payah!
Ya sudah lah! Daripada kebanyakan buang-buang waktu, kali ini aku mau cerita tentang Air Terjun Kuta Malaka yang lain daripada yang lain karena perjalanan ke sananya itu W-O-W banget!
Oh iya, ada juga yang menamai air terjun ini sebagai Air Terjun Samahani.
Tersembunyi di Bekas Basis GAM
Sesuai namanya ya. Air Terjun Kuta Malaka itu air terjun yang letaknya ada di Kuta Malaka. Eh, jangan pikir kalau Kuta Malaka itu bebas ditafsirkan sebagai Kota Malaka ya! Di sana itu sama sekali nggak ada kota! Kuta Malaka itu sebatas nama kecamatan di Kabupaten Aceh Besar di provinsi Aceh.
Di Kuta Malaka memang nggak ada kota, tapi di sana ada yang kayak beginian nih.
Subhanallah! Cantik dan alami sekali kan? Namanya juga pelosok Aceh. Banyak perbukitan, hutan, dan sungai. Pantas saja kalau tempat ini jadi salah satu tempat ngumpul favoritnya tentara GAM. #eh
Oke! Untuk menuju tempat indah yang pernah menjadi teritori GAM ini, kita harus melewati Jalan Raya Lintas Timur Sumatra dari Kota Banda Aceh. Jalur ini menghubungkan Banda Aceh dengan Medan. Sekadar info, di Sumatra terdapat empat jalur utama transportasi darat, yaitu:
- Jalan Raya Lintas Barat
- Jalan Raya Lintas Timur
- Jalan Raya Lintas Tengah
- Jalan Raya Lintas Pantai Timur
Kalau pas ke Air Terjun Suhom yang lalu, lewatnya Jalan Raya Lintas Barat karena arahnya ke Meulaboh. Sedangkan kalau lewat Jalan Raya Lintas Timur ini arahnya ke Lhokseumawe. Pernah dengar dua nama tempat itu toh, Pembaca?
Ke Air Terjun Pakai Avanza Sakti
Hari Rabu pagi (24/9/2014), warna biru nan cerah menghiasi langit Banda Aceh. Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi. Saatnya kami blusukan menuju air terjun Kuta Malaka. Yang aku maksud dengan "kami" itu ya masih bareng Bapak, Ibu, sama Tiwul yang notabene adalah keluargaku tercinta. #senyum.lebar
Mobil Avanza yang kami tumpangi melaju tanpa hambatan di Jalan Raya Lintas Timur. Pemandangannya cukup berbeda dari saat ke Air Terjun Suhom. Terutama karena jalanan nggak dijajah sama sapi-sapi, hahaha #senyum.lebar.
Sekitar 30 menit berkendara nanti bakal ketemu sama simpang tiga menuju Kuta Malaka. Dari simpang tiga ini belok kanan. Selepas menyebrang jembatan, “petualangan” di pelosok Aceh pun dimulai....
Semula kan jalan aspal, kemudian berganti jadi jalan tanah. Lebih tepatnya sih jalan tanah berpasir dan berkerikil. Pas musim kemarau, debunya jelas banyak ini. Wew....
Sepanjang jalan tersaji pemandangan ladang-ladang milik warga yang terpagar rapi oleh kawat dan batang pohon. Pas itu, sebagian besar ladang jadi tempat menggembala sapi. Kalau gini kan bagus. Sapi-sapi jadi nggak menguasai jalan raya, hehehe. #hehehe
Sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan ladang, tahu-tahu di depan sudah menanti perbukitan Gunung Raja. Tahu-tahu pula, berdiri kokoh pagar besi yang menghalangi kendaraan untuk melintas lebih jauh.
Duh! Apa-apaan ini!?
Kok ada pagar besi di tengah jalan antah-berantah?
Mirip sama pas ke Curug Bugbrug ya?
Eh, apa ini wilayah pribadi warga setempat?
Apa perlu minta ijin dulu kalau mau lanjut jalan?
Lha gimana ini jadinya?
“Itu gerbangnya nggak digembok kok Mas. Fungsinya cuma untuk menghalangi sapi-sapi supaya nggak masuk ke sana.”, ujar Pak sopir ngasih pencerahan.
Haduuuuh! Ternyata semua masih gara-gara sapi! Aku bikin steak juga deh kalian. >.<
Setelah dipikir-pikir, ada benarnya juga sapi-sapi nggak boleh masuk melintasi gerbang. Karena selepas gerbang ini medan jalannya sangat tidak sapiawi. Eh, bukan hanya sapiawi deng, tapi juga nggak manusiawi.
Medan jalan ini pantas masuk nomasi medan blusukan bintang empat, karena untuk melintasinya bakal sering berkali-kali elus dada.
Eits! Dada sendiri lho! Jangan bayangkan dada yang lain! Maksudku, dada yang lain itu ya dada ayam gitu, bukan dada sapi juga... #nggak.mesum #hehehe
Itu karena aku hitung ada lima kali. Ya, LIMA KALI mobil Avanza harus nyebrang sungai dengan kedalaman yang bervariasi!
Ini Avanza coy! Kalau sekelas Pajero atau Land Cruiser sih beda soal. Motor trail lewat sini ya oke lah. Kalau motor matic itu baru bahan cerita! Sepeda? Mending jangan deh....
“Kalau pas musim hujan kadang nggak bisa nyebrang Mas karena airnya deras.” cerita Pak sopir
Pak sopir rental kami ini sepertinya memang pengemudi yang lihai melibas medan-medan tidak avanzawi di pelosok Aceh. Usai menyeberang sungai, medan jalan berganti rupa menanjak bukit. Bukan sembarang tanjakan lho! Selain kemiringannya yang miring banget. Kontur jalannya adalah tanah merah berkerikil!
Bayangin dong pas musim hujan kayak apa bentuknya? Apa kendaraan masih bisa nanjak lewat sini? Ganas beringas kan medan menuju Air Terjun Kuta Malaka? Gyahahaha. #senyum.lebar
Tapi, pemandangan di sepanjang jalan ganas beringas ini sangat-sangat-sangat kontras sekali dengan usaha penuh perjuangan untuk melibasnya. INDAH BANGET! Subhanallah! Sangat memanjakan mata. Ini toh yang bikin Aceh istimewa. Luar biasa....
Pelosok Aceh is the best! XD
Setelah hampir setengah jam berjibaku menerjang medan yang nggak sapiawi, manusiawi, dan avanzawi ini akhirnya sampai juga di gerbang masuk Air Terjun Kuta Malaka. Yes! Lega sudah!
Puk-puk-puk Avanza. Jangan ngambek dulu ya! Kan kami mesti harus pulang dari sini. Nanti sampai Banda Aceh kamu masuk bengkel ya. #merayu.avanza XD
Air Terjun yang Mulai Bersolek
Di dekat gerbang masuk (merangkap pos retribusi) yang baru dibangun itu berdiri bangunan yang katanya adalah semacam kafe. Katanya, bukanya hanya pas akhir pekan dan jadi lokasi favorit muda-mudi Aceh buat nongkrong. Memang istimewa sekali ngafe di ketinggian dengan pemandangan indah macam ini.
Untuk menuju Air Terjun Kuta Malaka, pengunjung harus berjalan kaki menembus hutan dengan waktu tempuh kira-kira 15 menit. Tapi tenang! Jalan menuju air terjun sangat bagus karena lebar dan sudah diperkokoh dengan semen.
Kalau jalan ke air terjun bentuknya seperti ini kan enak. Ya nggak Pembaca? #senyum.lebar
Air Terjun Kuta Malaka kabarnya terdiri dari 17 tingkat! WOW! Banyak banget! Tapi waktu itu aku nggak sempat blusukan ke semua tingkatannya, karena kami masih punya misi lain di Aceh. Yang penting sudah motret Air Terjun Kuta Malaka dan punya bahan cerita tentang Aceh yang men-de-bar-kan, hahaha. #senyum.lebar
Air Terjun Kuta Malaka menurutku termasuk air terjun yang fotogenik. Sayang waktu itu kan baru awal musim hujan, jadinya aliran airnya nggak begitu deras. Mungkin lebih menarik bila aliran airnya lebih deras. Meskipun begitu, air terjun ini tetap jadi lokasi main air yang asyik di segala musim. #senyum.lebar
Semoga kelak kalau Pembaca mampir kemari jalannya sudah bagus. Terutama jalan tanah merah tanjakan itu. Tapi kalaupun belum ya... banyak-banyak berdoa saja deh. Hahaha. #senyum.lebar
Jadi mari kita nabung dan mampir ke Aceh!
Tapi jujur aja Mas, kalau sekarang harus ke Aceh mungkin aku masih belum mau masuk-masuk pelosoknya. Apalagi kalau itu dulunya bekas GAM.. Masih trauma bgtttt -__-..
Walaupun sekarang sudah aman ya katanya, tapi nggak deh.. yang pernah ngerasain hidup di zaman GAM, sudah tau lah rasa takutnya gimana..
Jadi kalau ke Acehpun, aku palingan mampir ke kota-kotanya aja...Nggak mau sampai pelosok :)..
Baca cerita orang-orang saja deh untuk ngobatin rindu ama Aceh :D
bekas tentara gam.... Kira2gmana ya?
hallo qa salam kenal jangan sungkan mampir ke blog alay saya di
www.travellingaddict,com
kayaknya masih sendu sejuk dan hening gitu. Kayak di film yang setting brazil.
lokasinya terpencil tapi sudah dibuat tangga menuju lokasi air terjun :D
Pelosok Aceh ini emang photogenic. Langitnya biru cerah. Air terjunnya masih lumayan OK ini airnya masih ada. Di kampungku, airnya udah tinggal netes doang :(
Jalannya bener2 unik .... Pakai Gerbang segala ....
Kalau musim hujan hanya Mobil 4x4 yang bisa lewat sini ...
Top bener air terjunnya sampai 17 tingkat :)
Instagramable