navigation

4 Desa di Jogja dengan Air Terjun Tersembunyi

terbit Sabtu, 31 Mei 2014, 07:53 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Ah, Jogja! Propinsi yang satu ini memang ngangenin! Selalu ada aja hal-hal unik yang menarik untuk dieksplorasi.

 

Pantes aja, mereka yang dulu pernah bermukim di Jogja selalu pingin buat kembali ke Jogja lagi dan lagi. Tapi apa daya, mereka lebih banyak tertahan oleh kucuran uang yang mengalir deras di kota-kota besar. #sedih

 

Tapi Tuhan memang adil. Desa-desa yang tersebar di pelosok Jogja memang nggak mengucurkan uang sebanyak di kota besar. Tapi, desa-desa itu punya kekayaan alam yang subhanallah... indahnya banget-banget. Sesuatu yang nggak bakal kita jumpai di kota besar mana pun di Indonesia. Ya kan?

 

4 Desa di Jogja dengan Air Terjun Tersembunyi

 

Oleh sebab uang nggak akan bisa membeli segalanya, satu-satunya cara menikmati pesona keindahan desa itu ya dengan berkunjung ke desa. Kalian nggak bakal hanya menemukan hamparan sawah aja melainkan objek unik, semisal... air terjun! Coba, siapa sih yang nggak suka pacaran berbasah-basahan di air terjun? #senyum.lebar

 

Sebagai orang kurang kerjaan yang hobinya blusukan ke tempat-tempat aneh, di artikel kali ini aku mau berbagi informasi tentang desa di Jogja yang ada air terjun yang tersembunyi. Umumnya sih jauh dari pemukiman dan jalan besar. Separah-parahnya harus masuk hutan lah, hehehe. Buat kalian yang masih muda atau berjiwa muda, tentu nggak masalah dong untuk menerjang medan penuh tantangan yang kayak gini. Tul nggak?

 

 

Empat desa berikut tersebar di empat kabupaten yang ada di Jogja, yaitu Sleman, Bantul, Kulon Progo dan Gunungkidul. Coba ya di Kota Jogja juga ada air terjun, kan jumlahnya bisa genap lima mirip pancasila. #apasih

 

Oke deh, kita mulai ya!

 

Air Terjun Kembar di desa Wukirharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman

Pas sekolah, SMP atau SMA gitu, kan di pelajaran sejarah pernah disebutin tuh bangunan candi yang bernama Candi Prambanan. Ingat nggak? Nah, nggak begitu jauh dari Candi Prambanan (sekitar 7 km) ada desa bernama Wukirharjo. Di desa ini ada air terjun kembar yang nggak banyak orang yang ngerti. Letak air terjun ini ada di pinggir sebuah tanjakan dan harus jalan kaki masuk hutan untuk mencapainya.

 

 

Peta Lokasi

Garis Lintang, Garis Bujur: -7.8151653, 110.5131859
Peta di Wikimapia

 

 

Curug Banyunibo Sanggrahan di desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul

Pembaca kenal dengan pantai Parangtritis yang paling populer di Jogja? Nah, selain pantai Parangtritis, kabupaten Bantul juga punya air terjun yang tersembunyi. Nggak jauh dari air terjun ini ada objek wisata hutan pinus Mangunan. Umumnya mereka yang ke hutan pinus ini nggak bakal menyangka ada air terjun dekat sana. Di Bantul sendiri ada banyak air terjun yang dinamai Banyunibo. Tapi Curug Banyunibo di desa Muntuk ini nggak semua orang Bantul tahu.

 

 

Peta Lokasi

Garis Lintang, Garis Bujur: -7.9090901, 110.4470158 (balai desa)
Peta di Wikimapia

 

 

Air Terjun Grojogan Sewu di desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo

Eits, nggak hanya di Jawa Tengah aja ada air terjun yang bernama Grojogan Sewu. Di Kulon Progo juga ada lho! Sayangnya ya itu... belum populer! Padahal desa tempat air terjun ini lumayan dekat dengan objek wisata Gua Kiskendo. Kenapa ya? Mungkin karena letaknya di perbukitan Menoreh yang mana jalannya menanjak dan ya... dikelilingi hutan.

 

 

Peta Lokasi

Garis Lintang, Garis Bujur: -7.744438, 110.1478207 (pasar Jonggrangan)
Peta di Wikimapia

 

Ceritanya, dulu aku sama kawan-kawan berniat bersepeda kemari. Eh tapi karena tanjakannya beringas, malah jadi balik mundur. Akhirnya sih kesampaian juga kemari, tapi ganti strategi naik sepeda motor, hehehe. Ceritanya di sini nih.

 

 

Curug Nglarangan di desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul

Ada tiga hal yang terkenal dari Gunungkidul: pantai berpasir putih, wisata susur gua, dan belalang goreng, hahaha. Eh, tapi jangan salah, di Gunungkidul juga ada air terjun lho. Salah satunya adalah Curug Nglarangan di desa Tegalrejo. Di desa Tegalrejo sendiri ada air terjun terkenal bernama Curug Indah. Tapi, pasti orang nggak bakal nyangka selain Curug Indah juga ada Curug Nglarangan yang terpisah jarak nggak begitu jauh. 

 

 

Peta Lokasi

Garis Lintang, Garis Bujur: -7.811865, 110.626273
Peta di Wikimapia

 

 

Nah, gimana? Desa-desa yang ada di Jogja ternyata keren-keren kan? Siapa bilang isinya cuma ayam sama sawah aja? Di bawah ini ringkasan medan menuju 4 air terjun itu:

 

  Curug Kembar Prambanan Curug Sanggrahan Grojogan Sewu Jatimulyo Curug Nglarangan
Jarak dari Jl. Malioboro, kota Jogja ± 22 km ± 37 km ± 42 km ± 42 km
Waktu tempuh dengan bersepeda ± 1,5 jam ± 2,5 jam ± 3,5 jam ± 2,5 jam
Medan Jalan Nanjak dikit Nanjak banget Nanjak jahanam Rata

 

Kendala yang Mesti Dihadapi

Dari uraian panjang di atas, ada beberapa kendala yang dihadapi pengunjung kalau mau berkunjung ke air terjun di atas. Di antaranya adalah:

 

Nggak Ada Angkutan Umum Lewat Sana

 

Gimana ya? Lha wong orang Indonesia kan lebih memilih naik kendaraan pribadi daripada angkutan umum? Lagipula angkutan umum biasanya beroperasi hanya di kota besar, nggak sampai masuk desa-desa kayak gini. Alhasil, lebih enak sih naik kendaraan bermotor. Sepeda motor lebih diutamakan karena nyari tempat parkirnya gampang. Kalau mau tantangan, bersepeda juga boleh, hehehe.

 

Minim Petunjuk Jalan Fisik

 

Dari jalan raya nggak ada papan petunjuk ke air terjun. Apalagi di dalam desa, jarang banget yang ada. Jadi biar nggak kesasar, kalau sudah sampai desa yang dimaksud lebih baik tanya warga sekitar. Oh iya, siap-siap kaget sama ukuran jarak warga desa. Kalau mereka bilang dekat, itu bisa berarti jauh untuk ukuran orang kota.

 

Minim Fasilitas Umum

 

Jangan harap ada WC umum di dekat lokasi air terjun. Kamar kecil yang bisa dipakai ya paling yang menyatu dengan masjid desa. Jadi kalau mau basah-basahan, ya... siap-siap aja ya, hehehe.    

 

Kalau menurutku sih, air terjun yang aku sebutin di atas itu kondisinya masih alami banget. Jadinya sepi dan cocok buat objek fotografi alam. Desa yang menjadi lokasi juga belum dikembangkan jadi desa wisata. Ya... ada plus-minusnya juga sih sebenernya. Kalau banyak fasilitas, nanti bakal ramai banget kayak pasar. Atau minim fasilitas tapi tenang dan syahdu untuk dinikmati. Pilih yang mana?

 

 

Ya udah deh. Selamat muter-muter desa-desa di propinsi DI Yogyakarta! #senyum.lebar

 

catatan: kalau musim kemarau, empat air terjun ini airnya bakal menghilang.

 

Artikel ini diikutsertakan dalam:
Kontes Blog #3TahunWB - Warung Blogger Peduli Potensi Daerah

NIMBRUNG DI SINI