Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Di hari Jum’at (8/8/2008), saat aku masih turun ke lapangan sebagai mahasiswa KKN, lagi-lagi "kegilaanku" kumat #hehehe. Aku kembali melancong ke situs purbakala yang ada di sekitar lokasi KKN dengan sepeda onthel tua milik keluarganya Teguh.
Jalan Menanjak ke Situs Arca Gupala
Kali ini, aku punya misi menyambangi Situs Arca Gupala. Meskipun jalan menuju Situs Arca Gupala lebih mulus rata dibandingkan pas ke Candi Barong, akan tetapi sebagian besar konturnya adalah tanjakan curam! Alhasil, aku harus sering-sering menuntun sepeda onthel karena tidak kuat melibas tanjakan. Sangat-sangat-sangat melelahkan! Cukup sudah deh kegilaanku bertualang naik sepeda onthel tua. #hehehe
Untuk menuju Situs Arca Gupala, aku mengikuti jalan serupa untuk menuju ke Candi Ijo. Hanya bedanya, sesaat setelah melewati masjid, kita bakal menjumpai papan penunjuk yang mencantumkan arah ke Situs Arca Gupala. Ikuti saja petunjuk arah tersebut. Aku yakin Pembaca bakal berujung "tersasar" di rumah warga, hehehe. #hehehe
Aku memarkir sepeda onthel di dekat rumah warga tersebut. Kemudian bertanya kepada sang pemilik rumah, di mana kiranya Situs Arca Gupala berada. Beliau lantas menunjukkan jalan hutan menuju Situs Arca Gupala. Perjalanan pun berlanjut dengan berjalan kaki menembus hutan. Untung saja medannya tidak begitu berat. Setelah berjalan kaki sekitar 5 menit, sampailah aku di Situs Arca Gupala. Secara administratif, Situs Arca Gupala terletak di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Arca Hindu di Tengah Hutan
Situs Arca Gupala berwujud sekumpulan arca-arca yang teronggok di tengah hutan. Diduga kuat, dahulunya tempat ini merupakan bengkel pembuatan arca. Di dekat situs terdapat mata air yang kini dialihfungsikan sebagai kamar mandi umum.
Arca-arca yang ada di sini pun beraneka ragam. Bila memperhatikan gestur tubuh arca, arca-arca di situs ini meliputi arca Hindu dan arca Buddha. Jadinya, komunitas yang dahulu bekerja membuat arca di tempat ini tidak membatasi diri hanya pada arca untuk satu jenis agama saja.
Arca terbesar yang ada di Situs Arca Gupala adalah Arca Agastya. Tingginya sekitar 2 meter dan dipahat dari batu andesit. Melihat dari kondisinya, Arca Agastya ini sepertinya pengerjaannya sudah hampir selesai. Tapi sayangnya, saat ini kondisinya sudah rusak karena ada bagian batu yang patah.
Agastya merupakan Dewa Siwa dalam wujudnya sebagai mahaguru. Ciri khas dari Arca Agastya adalah wujudnya yang berpenampilan sebagai seorang resi berperut buncit dan membawa trisula.
Keberadaan Arca Agastya inilah yang membuat warga setempat menamai situs purbakala ini sebagai Arca Gupala. Nama Gupala mengacu kepada sebutan untuk raksasa penjaga.
Dengan lokasi situs purbakala yang berada di tengah rimbunnya hutan, besar kemungkinan Situs Arca Gupala ini akan terhindar dari kerusakan yang disebabkan tangan-tangan jahil. Cukup alam sajalah yang kelak menentukan usia situs bersejarah ini.
Thank artikelnya . Wajib untuk dikunjungi
bangga dengan orang2 spt anda . .