Etika Berwisata Alam
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak alam!
- Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Balik lagi ke Purworejo, balik lagi masuk hutan. Nah, hutan yang menjadi sasaran jelas adalah hutan di perbukitan Menoreh yang buatku itu ibarat gudangnya air terjun. Kalau bisa, ingin rasanya mengobrak-abrik isi hutan-hutan itu untuk menyingkap semua air terjun yang tersembunyi di dalamnya, hahaha. #senyum.lebar

Blusukan Menepis Pesimis
Dengan agenda blusukan ini aku ingin menepis anggapan bahwa Purworejo itu “miskin”. Jangan sampai warga Purworejo sendiri pesimis dengan potensi tanah kelahirannya, lantas lari ke kota besar, dan baru balik saat udah mau mati. Amit-amit! #hehehe
“Mas, tolong keberadaan curug ini supaya bisa diliput di media. Supaya Purworejo ini tidak sekadar apa-apa kalau dibandingkan dengan Jogja yang sudah banyak objek wisatanya.”
Ucapan itu datang dari bapak pemilik warung di desa Sedayu, Purworejo saat kami bertanya kepada beliau tentang lokasi curug (air terjun) yang ngumpet di Dusun Lor Kali. Begitu diamanahkan tugas oleh sang Bapak, ah... petualangan kali ini jadi terasa lebih berat dari sekadar blusukan masuk hutan biasa. Pokoknya, curug tanpa nama itu harus ketemu! Hahaha. #senyum.lebar
Blusukan dari Tahun Lalu
Pencarian akan air terjun yang tersembunyi ini sebenarnya bermula dari tahun 2012 silam. Berawal dari agenda PEKOK bersepeda keliling Candi Borobudur untuk mencari curug di Desa Benowo, Purworejo. Oleh sebab tak membuahkan hasil, maka aku dan Pakdhe Timin kembali menuju ke desa Benowo dan kali ini menggunakan sepeda motor.
Akhirnya, kami sampai juga di Desa Benowo dan singgah di Curug Klesem. Misi selesai? Belum! Kami diberitahu warga setempat bahwa tak jauh dari Desa Benowo ada curug lain bernama Curug Nabag yang ukurannya jauh lebih besar dari Curug Klesem. Wow! Di mana itu?
Bulan demi bulan berlalu dan kami masih penasaran. Hingga kami pun kembali lagi ke Desa Benowo untuk mencari apa yang warga sebut sebagai Curug Nabag. Kami pun blusukan di hutan cengkeh dan berhenti di puncak perbukitan Menoreh di mana air dari Sungai Nabag jatuh mengalir sebagai air terjun. Sayangnya, kami nggak bisa mendekat karena terpisah oleh jurang yang dalam. Oh no!
SILAKAN DIBACA
Alhamdulillah, setelah aku menerbitkan artikel tentang Curug Nabag, banyak pembaca yang memberi kabar bahwa dasar dari Curug Nabag tersebut berada di Dusun Lor Kali, Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Nah, menggapai dasar Curug Nabag itulah misi utama aku dan Pakdhe Timin kali ini. Untuk pembaca yang sudah berbagi informasi, kami mengucapkan banyak terima kasih. #senyum
Warga setempat hanya menyebut curug ini sebagai curug saja, tanpa nama, walaupun mereka tahu nama Sungai Nabag. Lebih serunya lagi, tidak setiap warga tahu keberadaan curug ini. Maklum ya, lokasinya saja nyempil di pelosok hutan perbukitan Menoreh.
Blusukan Mencari Dasar Curug Tanpa Nama di Purworejo
-
Dari Kota Jogja menuju terminal Jombor. Dari terminal Jombor ikuti Jl. Raya Kebonagung hingga menyebrang Kali Progo menuju Kecamatan Banjararum di kabupaten Kulon Progo. Jaraknya dari Kota Jogja sekitar 20 km.
-
Dari Banjararum menuju ke Pasar Plono, di desa Pagerharjo. Lewatnya adalah Jl. Raya Samigaluh. Jarak dari Banjararum ke Pasar Plono ada sekitar 12 km dan medan jalannya adalah tanjakan.
-
Dari Pasar Plono menuju desa Sedayu lewatnya adalah Jl. Raya Pagerharjo – Loano. Jaraknya sekitar 6 km.
-
Dari Desa Sedayu menuju Dusun Lor Kali adalah melalui jalan kampung yang medan jalannya ditunjukkan oleh foto-foto di bawah ini dan didominasi oleh tanjakan. Perjalanan dari Banjararum hingga sampai di dusun Lor Kali membutuhkan waktu sekitar 2 jam dikarenakan kondisi jalan yang tidak bersahabat, terlebih saat hujan. Kendaraan roda 4 sangat tidak disarankan lewat sini.
Jalan rusak di pedalaman itu sudah biasa di Indonesia. #hehehe -
Di dusun Lor Kali, sepeda motor kami titipkan di masjid setempat dan kami lantas berjalan kaki menuju curug. Mayoritas warga dusun hanya menyebut curug itu sebagai curug saja. Nama Curug Nabag pun terdengar kurang akrab bagi mereka. Namun umumnya, sebagian besar warga tahu akan keberadaan curug yang dimaksud dan juga Sungai Nabag.
Hanya ada satu papan petunjuk sepanjang jalan. Jadi, sangat disarankan bertanya ke warga.
Masjid sebagai meeting point dan yang pasti tempat melapor pada pemilik nyawa. -
Setelah ditunjukkan jalan menuju hutan yang berada di samping rumah, kami pun lantas menerjang hutan mengikuti petunjuk yang cukup mudah untuk diikuti, selang air.
Blusukan berawal dari gang kecil.
Semakin banyak selangnya maka pembaca semakin tepat berada di jalan yang benar. -
Sekitar satu jam berjalan kaki menerjang medan yang licin diterpa hujan, kami pun akhirnya sampai ke curug tanpa nama yang merupakan dasar dari Curug Nabag. Puas rasanya! Misi selesai! #senyum.lebar
Bayangkan saja kalau misalnya hujan lebat dan malam hari.
Blusukan ke Mana Lagi?
Hujan yang mengguyur saat kami berada di curug membuatku sedikit kesulitan untuk mengambil foto. Curug tanpa nama ini cukup fotogenik, walau aliran airnya tidak terlampau deras.
Sekitar setengah jam berada di dasar curug kami pun memutuskan untuk pulang. Kami tinggalkan curug yang menghantui rasa penasaran kami selama berbulan-bulan dan juga… air terjun lain yang kami jumpai di perjalanan pulang.
Aaaaah, sepertinya memang Purworejo tak pernah berhenti mengiming-imingi agar kami selalu kembali lagi kemari dan lagi. Oke deh! Sampai berjumpa lagi di petualangan kami yang lain di hutan Purworejo! #senyum.lebar
Apakah Pembaca warga Purworejo?
Apakah Pembaca tahu keberadaan curug ini sebelumnya?
Kangen jadinya setelah membaca cerita ini.
Semoga Lor Kali makin jaya!
Bukan hanya Batu Sumong saja, ada juga curugnya tinggi 40 meter tidak jauh dari lokasi Batu Sumong tersebut. Lokasi Jalan Raya Puworejo - Wonosobo. Dari pusat Kota Purworejo 20 km ke lokasi. Masuk dari jalan raya pertigaan Slendung ke kiri. Kalau dari Wonosobo ke kanan.
Sejatine Purworejo iku duwe pesona alam kang linuwih ananging durung ono utowo ora kasohor kanggone masyarakat luar Purworejo!
Meskipun sekarang belum ke sana lagi semoga Curug Nabag jadi banyak wisatawan baik domestik maupun asing. AMIIIIN!
Bangga jadi orang Sedayu. Khususnya asli anak Dusun Lor Kali.
ad jg gunung manggul...klo dr jauh bgus
tersembunyi..kayak kemarin maen2 ke desa
kalitapas nemu curug semrico
namanya..sayangnya debit air kecil.. 😅
apess
asli,dan sekarang menetap di samarinda,maturnuwun salut
munggah gunung.
Eh, dirimu orang Purworejo juga?
ada kontak yg bisa dihubungi?
bbnya gk y mas..siapa tau nanti bisa gabung xplore trmpat2 yg masih ngumpet di daerah pordjo
kususny..makasih
Sedayu, sebelum menuju ke Air Terjun tersebut, atau hendak jalan-jalan ke hutan pinus.
Sungai disana juga airnya masih bening lho, kalau pingin mandi-mandi dulu.
Monggooooo...pinarak
lorkali