HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Situs Batu Gajah Ngoro-oro

Selasa, 6 November 2012, 08:20 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Tepatnya ketika memasuki gerbang Dukuh Gembyong, sesaat sebelum dimulainya jalur turunan menuju jembatan gantung Lemah Abang, kami berjumpa dengan papan petunjuk seperti ini.

 


Oke deh brow...

 

Eh, salah, maksudku yang seperti ini. #hehehe

 


Hohoho, dua benda yang identik dengan hal-hal klenik!

 

Didorong rasa penasaran, kami pun lantas meminggirkan sepeda dan menyambangi lokasi. Pohon randu alasnya sih sudah jelas terlihat. Ada dua pohon yang ukurannya besar banget. Tapi ya kalau dibandingkan dengan pohon randu alas di Pleret, ya yang ini masih tergolong “mungil”, hehehe. Mungkin karena kurang “pupuk” ya?

 


Lokasi pohon randu alas dan batu gajah di dekat gapura.

 

Nah, di manakah batu gajahnya?

 

Kami sempat berkeliling di sekitar lokasi, tapi kami nggak menemukan batu yang besar. Anggapan awalnya adalah batu gajah itu ukurannya besar seperti gajah. Lha wong pohon randu alasnya saja besar, ya pasti batunya juga besar. Gitu toh?

 


Pohonnya besar gitu sih ketemu, tapi batu gajahnya di mana ya?

 

Oke! Mungkin ada salah anggapan. Mungkin, batunya memang tidak sebesar gajah, tapi... bentuknya mirip gajah? Ada yang seperti itu di sekitar sini?

 

Eh, ternyata memang ada, hahaha. #senyum.lebar

 


Sekilas memang mirip gajah "mungil". Menurut Pembaca gimana?

 

Batu gajah itu terletak di antara dua pohon randu alas! Padahal kami sudah melewati batu ini berkali-kali tadi. Bener-bener seperti peribahasa, Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat”.

 

Kalau diperhatikan lebih saksama sih, batunya “nyaris” mirip gajah. Ada guratan yang mirip seperti belalai gajah. Dari posisinya, sepertinya gajah ini sedang duduk. Menurut blog http://wisatajembatangantung.blogspot.com/ katanya batu ini merupakan penjelmaan dari gajah yang sedang duduk.

 

Eh? Kok bisa ya di Gunungkidul ada gajah? Mungkin gajah purba ya? Hahaha. Tapi gajah purba kan ukurannya juga besar seperti mammoth gitu.

 

Ya sudah deh, karena perjalanan kami masih jauh jadi kami lanjutkan perjalanan kami menuruni turunan terjal menuju jembatan gantung Lemah Abang. Curug purbaaa, kami dataaang! #senyum.lebar

NIMBRUNG DI SINI