HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Setengah PEKOK ke Taman Kyai Langgeng

Kamis, 12 Januari 2012, 21:25 WIB

Dengan pegal dan linu dari dengkul hingga ke mata kaki, perkenankanlah aku untuk bercerita pengalaman PEKOK di hari Rabu (11/1/2012) ke Taman Kyai Langgeng, Magelang, Jawa Tengah.

 

Ya, ini PEKOK baru kemarin, sehari sebelum artikel ini diterbitkan. Buatku itu salah satu kemajuan karena akhir-akhir ini, jadwal rilis artikel di blog Maw Mblusuk? sering telat. Mohon dimaklumi, semata-mata karena kesibukan untuk membuat dapur tetap mengepul, hahaha. #senyum.lebar

 

CUKUP NGELANTURNYA!

 

Taman Kyai Langgeng di Kota Magelang adalah destinasi PEKOK di bulan Januari 2012. Kalau melihat destinasi PEKOK di bulan-bulan sebelumnya, Taman Kyai Langgeng ini seperti terasa bukan PEKOK. Bukan air terjun, bukan pantai, bukan pula keliling gunung.

 

Aku sendiri sebenarnya juga sudah kehabisan ide destinasi PEKOK. Sebenarnya sih ya nggak kurang ide juga. Tapi, tempat-tempat eksotis itu jaraknya makin lama makin jauuuh dan kalau benar-benar dilakoni bersepeda ke sana bakal betul-betul dibilang... PEKOK! #senyum.lebar

 

Sayangnya, akhir-akhir ini aku merasa tidak se-PEKOK dulu lagi. #menghela.napas

 

Walau bagaimanapun juga, bersepeda jauh tetap harus ada di agenda bulananku. Yah, karena pada dasarnya aku suka bersepeda, suka bertualang, tapi nggak boleh berlebih-lebihan.

 

Haisy! CUKUP NGELANTURNYA! >.<

 

Oke lah! Dengan jumlah personil sebanyak 3 manusia–aku, Pakdhe Timin, dan Angga–kami berangkat dari Tugu Pal Putih di Kota Jogja pada pukul 07.30 ke arah barat menuju Magelang, tapi bukan lewat Jl. Raya Yogyakarta – Magelang. #hehehe

 


Semoga tidak bosan melihat wajah-wajah kami #hehehe

 

Etape 1, Susur Barat Selokan Mataram

Rute Susur Barat Selokan Mataram sudah jadi rute langganan bagi kami sebagai rute alternatif menuju Kabupaten Magelang. Seenggaknya tidak perlu lewat Jl. Raya Yogyakarta – Magelang yang kian padat dengan kendaraan bermotor berkecepatan tinggi.

 

Tidak banyak yang berubah sepanjang rute ini, selain air Selokan Mataram yang berwarna cokelat layaknya susu cokelat manis (nyam!) dan aktivitas penambangan pasir yang sudah merambah masuk ke Bendungan Karang Talun.

 

Dengan kontur jalan yang relatif rata dan kemampuan kami yang sedikiiit di atas rata-rata, etape ini tidak terlalu banyak memakan tenaga. Kami tiba di Bendungan Karang Talun pukul 09.00.

 


Aku baru nyadar, itu ada bapak yang pamer pusar di belakang! hadeh!

 

Etape 2, Karang Talun – Mungkid

Juga seperti biasanya, rute ini termasuk rute familiar yang cukup membosankan. Kecuali dua tanjakan yang menghadang, yakni tanjakan keluar Bendungan Karang Talun dan tanjakan Bendo selepas pertigaan ke Sendang Sono. #hehehe

 

Jalan raya dari Kecamatan Ngluwar menuju Mungkid adalah rute yang PALING membosankan. Jalan raya pedesaan sepanjang 9 km dengan pemandangan sawah dengan kontur jalan yang sedikit menanjak.

 

Namun kebosanan itu terobati oleh sepiring lotek yang dijajakan di sebuah warung sederhana di pinggir jalan dekat pertigaan Mungkid – Muntilan dekat pasar (lupa nama pasarnya). Tiga porsi lotek ditambah nasi dan tiga gelas minum hanya dihargai Rp12.500. Murah ya? #senyum.lebar

 


Enak dan Murah! Tiga paket lotek ditambah bir hanya Rp12.500

 

Etape 3, Mungkid – Armada Town Square

Dari Mungkid kami menyusuri rute yang tidak biasa, yakni melewati Jl. Letnan Tukiyat di mana banyak berdiri kantor-kantor pemerintahan. Mungkin banyak pembaca yang belum tahu bahwa Kota Mungkid adalah ibu kota Kabupaten Magelang. Sedangkan Kota Magelang sendiri merupakan kota administratif layaknya Kota Malang, Kota Salatiga, dan Kota Batu.

 

Di sepanjang Jl. Letnan Tukiyat ini kalau jeli kita masih bisa menemukan jejak peninggalan rel kereta api yang dahulu menghubungkan Jogja – Semarang. Kontur jalan lumayan menanjak tapi tidak curam. Jalan ini tembus di Jl. Raya Yogyakarta – Magelang, Mertoyudan, sekitar 3 km menjelang Armada Town Square, sebuah mall di Kota Magelang yang masih dalam tahap pembangunan.

 

Etape 4, Armada Town Square – Taman Kyai Langgeng

Jaraknya sekitar 7 km dengan mengambil arah ke Akademi Militer di Jl. Sarwo Edhi. Satu yang sempat membuat kecele adalah informasi di papan petunjuk arah ke Taman Kyai Langgeng selepas perempatan lampu merah yang menyebutkan jaraknya kurang lebih 1 km lagi. Padahal aslinya sekitar 3 km. #hehehe

 


Sampai juga di Taman Kyai Langgeng

 

Dicegat Satpam Taman Kyai Langgeng

Begitu sampai di lokasi, dekat pintu keluar kami berjumpa dengan dua satpam. Kami bertanya di mana kami bisa memarkir sepeda kami. Satpam yang muda mengarahkan kami untuk parkir di dalam taman. Namuuun, satpam yang lebih tua lantas mencegah langkah kami masuk dan memerintahkan kami parkir di luar taman yang notabene bukan parkir resmi.

 

Apa di tempat ini tidak ada parkir resmi ya? Untung bapak penjaga parkir lumayan ramah. Mungkin karena jarang-jarang melihat pesepeda kemari. Mungkin juga Pak Satpam tidak tahu kebijakan untuk parkir sepeda. Ya sudahlah, tak usah diperumit.

 

Taman Kyai Langgeng itu Indah di Luar

Waktu itu, kecuali anak berusia 3 tahun ke bawah, setiap pengunjung wajib membeli karcis masuk Rp8.000 per orang. Memasuki kawasan taman, kami langsung disambut oleh deru jet coaster dan teriakan histeris para penunggangnya. Tak sabar rasanya kami ingin mencoba segala macam wahana yang ada di Taman Kyai Langgeng ini. Kesan awalnya, taman ini menarik, terutama sebagai tempat pacaran, hehehe. #hehehe

 

Peringatan! Harga Tiket Taman Kyai Langgeng?

Sebelumnya, silakan pembaca lihat di bagian komentar halaman ke-2 deh. Sudah? Jadi, perlu diperhatikan ya, kalau artikel ini menceritakan pengalamanku di hari Rabu, 11 Januari 2012. Sewaktu kami bertiga singgah, tarif masuknya itu per orang Rp8.000.

 

Naaah...kalau tarif masuk sewaktu pembaca membaca artikel ini berbeda dengan kami dulu, ya itu sebenarnya sih bukan urusan kami, hahaha. Terus gimana biar nggak kecele? Silakan tanya ke pihak pengelola Taman Kyai Langgeng atau website di alamat http://tamankyailanggeng.com. Siapa tahu, tarif masuk Taman Kyai Langgeng itu berubah-ubah.

 


Buayanya sumbangan. Semoga nggak lari, balik ke pemilik asalnya.

 


Mr Burger di mana-mana ada, tapi nggak ada yang jual.

 


Pacaran sambil main ayunan, hmmm...

 

Berhubung sudah masuk waktu salat Dzuhur, kami lantas bergegas ke mushalla untuk menunaikan salat sebelum bersenang-senang. Tujuan kami yang utama itu ya berenang.

 

Taman Kyai Langgeng ini memiliki kolam renang bernama Tirta Langgeng. Di sekitar Kota Magelang sendiri, jumlah kolam renang amat terbatas. Selain Tirta Langgeng ini ada di Pemandian Kalibening (arah ke Secang), Kolam Renang Soekotjo milik AKMIL, serta Kolam Renang Mendut.

 

Tapi ternyata kami menjumpai pemandangan seperti ini.

 


Hijau lumut!

 


Ditutup...

 

Nggilani pol! Air kolamnya berwarna hijau alias lumutan! Apa ya nggak dibersihkan?

 

Iya sih kolam renang ini sedang ditutup. Tapi kok airnya penuh ya? Semisal ditutup karena hendak dibersihkan, dikuras airnya, dikosongkan, ya wajar. Tapi ini airnya penuh dan warnanya hijau! Seakan nggak pernah dirawat gitu. Apa memang ditutup karena nggak bisa merawatnya atau gimana ya?

 

Lantas kami bertiga duduk termenung menahan kedongkolan. Aku mencoba mengambil kesimpulan. Mungkin Taman Kyai Langgeng ini hanya menarik saat akhir pekan atau hari libur saja, ketika banyak warga berekreasi kemari. Jadinya, mungkin kolam renang ini dibuka dan bersih kembali hanya ketika pengunjung membeludak. Selain hari-hari itu, taman ini lumayan sepi sehingga lumrah apabila jadi pilihan tempat bagi para pasangan untuk memadu kasih. #hehehe

 


Ada roller coaster juga!

 


Ragu karena takut atau cemas wahananya rusak? #hehehe

 

Dengan tiket masuk taman seharga Rp8.000 ditambah tiket masuk kolam renang seharga Rp5.000, sepertinya pengunjung yang memang niat untuk berenang akan mencari kolam renang lain dengan pilihan yang terbatas. Sama seperti yang dilakukan oleh Pakdhe Timin dan Angga, tidak terima dengan keadaan, mereka lantas mencari kolam renang lain untuk disambangi.

 

Sedangkan aku? Seorang diri aku pulang, bersepeda ke Jogja. Oleh karena itu judul artikel ini “Setengah PEKOK” karena aku tidak ikut mereka berdua mencari kolam renang lain. Tapi kalau aku pikir-pikir ya termasuk PEKOK juga, karena seorang diri bersepeda dari Kota Magelang ke Kota Jogja, dengan jarak sekitar 40-an km.

 

Alhamdulillah, selamat #senyum.lebar. Berangkat pukul 13.15 dari Kota Magelang dan sampai di rumah pukul 15.30.

 

Sekali lagi, jangan tiru aksi PEKOK kami Pembaca!

 

Dan kalau pembaca ingin berkunjung ke Taman Kyai Langgeng, hmmm... harap dipertimbangkan.

NIMBRUNG DI SINI