Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.
Sebelum aku mulai bercerita. Ada baiknya kita simak dulu cerita rakyat di bawah ini.
Sekiranya itu yang terucap dari mulut seorang jejaka bernama Joko Badung kepada Dewi Kunti, seorang gadis jelita yang elok parasnya. Namun cinta tak pernah mekar di hati sang jelita. Sedangkan sang jejaka tak pernah berhenti menggapai pujaannya. Maka Dewi Kunti memberi harga cintanya kepada Joko Badung dengan membangun tujuh sendang dengan sembilan sumur dalam waktu semalam.
Bagaimana akhir cerita di atas, silakan Pembaca kira-kira sendiri. Namun, usaha Joko Badung itu lah yang melatar-belakangi mitos dari situs Sendang Pitu di Dusun Cabean, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Rute menuju situs ini hampir serupa dengan rute menuju Candi Lawang. Bedanya, di jalan besar sudah ada papan petunjuk yang memberi arah ke situs ini. Masih dengan kelengkapan anggota yang sama. Bersama Andreas, Agatha dan Christa, aku mengunjungi situs ini sepulang dari Candi Lawang di hari Sabtu sore (3/10/2009).
Saat kami tiba di lokasi, situs Sendang Pitu terlihat sepi. Nggak ada orang maupun juru kunci yang bisa ditanya-tanyai. Sepeda motor kami parkir di dekat jalan utama. Tanpa banyak ba-bi-bu kami langsung mendekat melihat-lihat lokasi.
Situs Sendang Pitu ini dipisahkan oleh jalan raya menjadi dua bagian. Berhubung aku nggak begitu perhatian dengan arah mata angin, aku sebut saja sebagai bagian A dan bagian B, hehehe. #hehehe
Situs Sendang Pitu Bagian A adalah lokasi yang kami datangi pertama kali. Sepintas, di lokasi ini berdiri banyak bangunan aneh yang terbuat dari semen. Setelah didekati ternyata bangunan tersebut adalah sumur-sumur yang sudah dikokohkan pondasinya.
Di setiap sumur, sudah terpasang mesin pompa listrik yang semuanya dalam kondisi aktif alias menyala memompa air. Dari mesin pompa itu bercabang banyak pipa yang jelas itu nanti disalurkan ke penampungan untuk kebutuhan warga dusun.
Kami pikir obyek di sini hanya sebatas sumur. Tapi eits! Ternyata ada yang lebih menarik!
Kami menemukan petirtaan (sendang) yang masih berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam arti, masih ada airnya serta masih dipergunakan oleh warga. Ini terbukti dari banyaknya bekas kemasan detergen dan sabun di sekitar petirtaan.
Bentuk dari petirtaan Sendang Pitu ini persis serupa dengan apa yang aku jumpai di Situs Payak. Lebih menarik lagi, petirtaan ini dihiasi oleh banyak relief. Ada juga relung yang mungkin dahulu berisi arca.
Petirtaan lainnya dapat ditemui di situs Sendang Pitu Bagian B (halah!). Sayangnya, bangunan petirtaan yang ada di lokasi ini sudah runtuh. Meski demikian tetap mengalirkan air.
Kami juga sempat berjumpa dengan beberapa warga yang sedang mengambil air dari petirtaan. Menurut mereka, petirtaan ini nggak pernah kering di musim kemarau dan alhasil menjadi sumber mata air mereka. Khusus untuk petirtaan memang tidak diperbolehkan untuk memasang pompa listrik. Karena itu banyak warga yang lantas menenteng jerigen kemari.
Kondisi geografis di Cabean memang nggak kering-kerontang semengenaskan di kabupaten Gunungkidul. Akan tetapi, adanya sumber mata air ini jelas mempermudah aktivitas warga. Terlebih karena petirtaan Sendang Pitu ini adalah hasil karya eyang-eyang kita di masa lampau yang ajaibnya masih berfungsi dengan baik hingga detik ini.
Nah, sekarang tinggal kitanya saja. Mau tidak menjaga kelestarian sumber mata air sekaligus merawat benda cagar budaya ini. Agar kelak, warga di masa yang akan datang akan tetap dapat mengambil manfaat darinya.
Pembaca pernah berjumpa dengan petirtaan semacam ini?
Kalau hari Selasa Kliwon masih dibersihin sama warga dan kalau mau tau detailnya hubungi bapak Miskam. Beliau juru kuncinya... karena sendang itu letaknya di belakang rumah saya...
www.geocities.ws/ecovisi/tr_kunti.html
juru kunci nya rumahnya sebelah utara sendang pitu.
cukup minum air nya agan dikasih 2 pengawal.simpel selamat mencoba.
jangan lupa sesajinya menyan dan kembang 7 warna.
btw reliefnya cantik ya
kayak gue :P hahahaha
terakhir main ke sendang itu pas kesasar di Klaten. nemu Sendang Manten http://jengjeng.matriphe.com/umbul-manten-wejangan-untuk-pengantin.html
btw gambar SEndang Pitu 1 kok jadinya Candi Lawang ?
bnyak hal serupa terjadi dinusantara ni, ktidak pdulian pmerintah.. terhapda situs sperti tulisan diatas... juga di daerah saya.....
gmn kita \"blogger\" mnikapi hal ini mas....
kita buat gerakan yuuk..