HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Candi Klodangan

Minggu, 27 September 2009, 12:39 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Awalnya, kupikir sudah habis itu batu-batu candi yang ada di sekitar kota Jogja. Eh, maksudnya aku itu batu-batu candinya sudah habis aku jelajahi. Bukan batu-batu candinya habis dijarah para penjarah lho! #hehehe

 

Akan tetapi, dari sentilan-sentilun gosip yang beredar, katanya nih di daerah belakang Bandara Adisucipto ada candi. Setelah ditelusuri gosipnya, aku dapat informasi kalau candinya itu ada di Kecamatan Berbah.

 

Eh, Berbah? Lha, rute bersepedaku kalau mau ke Prambanan kan ya lewat Berbah? Masak ya berkali-kali lewat situ dan nggak tahu kalau di sana ada candi? Wah, payah tenan nih! #hehehe

 


 

Candi yang dimaksud itu bernama Situs Candi Klodangan. Letaknya ya di Dusun Klodangan di Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Aku mampir ke sana pas hari Senin (21/9/2009), sehari setelah Idul Fitri 1430 H. Rencananya ya sekalian bersepeda ke Prambanan gitu.

 

Rute menuju Candi Klodangan ini hampir sama seperti rute yang biasa aku lalui pas bersepeda ke Prambanan. Dari Kota Jogja itu pergi dulu ke perempatan Ringroad Blok O di dekat JEC. Dari sana ambil jalan ke timur yaitu Jl. Berbah. Lurus ikuti saja jalan rayanya dan nanti bakal sampai di Kecamatan Berbah.

 

Tapi, Desa Sendangtirto itu letaknya sebelum masuk kota kecamatan Berbah. Jadi, setelah turunan jembatan yang menyebrang sungai (pas perbatasan Bantul – Sleman kalau nggak salah) bakal ada pertigaan masuk kampung. Nah itu belok kanan masuk kampung menuju Dusun Klodangan. Kalau bingung tanya warga sekitar saja. Eh, tanyanya arah ke Dusun Klodangan lho, bukan Candi Klodangan-nya. #hehehe

 


Candi Klodangan yang pondasinya tersembunyi di dalam sawah.

 

Yang bikin lucu adalah di Dusun Klodangan ini aku sempet muter-muter nggak jelas nyari itu batu candi. Sampai-sampai ada warga yang menginterogasi. Mencurigakan sekali ya aksiku ini. #senyum.lebar

 

Masalahnya, instruksi arah yang diberikan warga itu kebanyakan ambigu alias rancu alias nggak jelas. Jadi gampangnya gini deh. Tanya warga di mana letak gapura Dukuh Karangasem. Kalau sudah berada di dekat gapura, tanya warga pertanyaan yang seperti ini.

 

Pak/Bu/Mas/Mbak, sabin engkang wonten batu candinipun niku pundi nggih?”.

 

Kalau pengucapannya benar dan warga yang ditanya tahu, telunjuk warga tersebut akan mengarah ke sebuah sawah.

 


Tepat di bawah pohon kelapa (lingkaran merah) itulah candinya berada.

 

Ya, situs Candi Klodangan ini letaknya ada di tengah-tengah persawahan. Jadi ya menyebrang pematang sawah dunk!

 

Situs Candi Klodangan sendiri hanya berwujud bagian kaki bangunan candi. Cuma ada batu thok. Nggak ada arca atau batu relief. Pak juru kunci juga nggak ada. Apa mungkin sedang silaturahmi lebaran ya? Tau deh. #hehehe

 

Pas lagi asyik-asyik motret bentar aku lihat ada seorang bapak di sawah tetangga. Aku hampiri saja beliau. Biasalah, ngobrol-ngobrol. Beliau ini namanya Pak Budi. Usianya sekitar 70-an tahun.

 

Dari beliau aku dapat informasi kalau Candi Klodangan ini ditemukan secara nggak sengaja saat sedang menggali tanah untuk bahan batu bata. Seingat beliau, Candi Klodangan ini sudah lama ditemukan. Jauh sebelum peristiwa Gempa Bumi Jogja-JaTeng.

 

Juru kunci Candi Klodangan sendiri namanya Pak Purnomo. Beliau tinggal di dusun Kadipolo. Tapi diriku nggak sempat ke sana. Sudah sore soalnya.

 

Ya sudah deh. Aku pamit ke Pak Budi dan lanjut mengayuh sepeda ke Prambanan. Senggaknya aku jadi tahu keberadaan Candi Klodangan ini bukan gosip. Toh, foto-fotonya sudah aku buat tersebar di publik, hehehe. #hehehe

NIMBRUNG DI SINI