HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

Cerita KKN: Mengajar dan Diajar

Jumat, 7 November 2008, 21:39 WIB

Semenjak tahun 2006, Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang digagas Universitas Gadjah Mada (UGM) berubah menjadi KKN Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) sebagai proses pembelajaran bagi mahasiswa sekaligus wahana pemberdayaan masyarakat. Pada sisi pemberdayaan masyarakat, Unit 80 mengusung beberapa program pembelajaran seperti pelatihan kepemudaan dan program pendampingan belajar.

 


Mas Ferry mengajarkan Yayan perihal komputer.

Program pelatihan kepemudaan adalah program wajib bagi masing-masing Subunit. Program tersebut melatih pemuda-pemudi desa untuk lebih “melek” komputer, yaitu dengan mengajarkan kepada mereka tentang penggunaan software komputer semacam Adobe Photoshop, Corel Draw, Microsoft Word, dan lain sebagainya. Sedangkan program pendampingan belajar adalah dengan mendampingi adik-adik yang membutuhkan bantuan di bidang mata pelajaran tertentu. Lebih lanjut, Unit 80 juga memiliki program pendampingan SD yaitu masuk ke kelas-kelas untuk membantu mengajar bidang pelajaran tertentu.

 

Program pelatihan kepemudaan dan pendampingan belajar yang digelar oleh Subunit 3 berlangsung setiap hari kecuali hari Sabtu. Program pelatihan tersebut dimulai pukul 19.00 dan bertempat di rumah warga (untuk RW V dan RW XI) dan balai desa (untuk RW VI). Jadwalnya adalah hari Minggu dan Rabu untuk RW V, hari Senin dan Selasa untuk RW VI, dan hari Kamis dan Jum’at untuk RW XI.

 

Peserta pelatihan yang berpartisipasi sebagian besar adalah anak-anak. Sedangkan pemuda-pemudi jarang ada yang datang. Paling-paling yang lumayan rajin datang adalah pemuda-pemudi RW V.

 

Salah satu kendala program pelatihan ini adalah keterbatasan prasarana, yakni komputer untuk pelatihan software komputer. Sejauh ini, Subunit 3 mengandalkan laptop milik Hamidah dan Wulan. Dua laptop tersebut tentu tidak cukup untuk memfasilitasi jumlah peserta pelatihan. Selain itu, minat pemuda-pemudi di Desa Kebondalem Kidul untuk menggunakan komputer sepertinya belum terlalu tinggi. Apakah kami kurang bisa untuk memotivasi mereka ya? #sedih

 


Dita, Monna, dan Mas Fatur
mengajar Sejarah di candi Sojiwan

Program pendampingan SD diserahkan tanggung-jawabnya kepada tim “Prima-Tika”. Mereka berdua yang mengatur tentang jadwal tugas personil Unit 80 di SDN 1 dan 2 Kebondalem Kidul. Tidak semua personil Unit 80 diterjunkan di program pendampingan SD. Personil Unit 80 yang beruntung diterjunkan ke SD adalah Teguh, Gunawan, Abi, aku, Rifie, Catur, Wulan, Hamidah, Dita, dan Monna.

 

Mata pelajaran yang kami tangani adalah mata pelajaran sesuai bidang studi kami, seperti matematika, IPS, dan IPA. Tidak hanya 10 orang di atas, Prima-Tika-Hasan selaku ahli psikologi juga pernah terjun ke SD dalam rangka mengadakan training psikologis. Tidak ketinggalan Reza, Angga, dan Shen-Chan yang membantu mengajar ekstrakulikuler komputer. Aku sendiri mendapat tugas mengajar matematika di kelas 4 SDN 1 dan 2.

 

Kalau menyinggung perihal kesan-kesan mengajar, sampai detik terakhir Unit 80 menuntaskan KKN di desa Kebondalem Kidul, kami masih tidak bisa “menjinakkan” Galang yang notabene biang-kerok di kelas 4 SDN 1. Aku cukup salut dengan Bu Sadjiyem, guru matematika yang tetap tabah mengajar di kelas 4 SDN 1. Darinya aku belajar banyak hal tentang proses mendidik.

 

Sepertinya, aku perlu diajar untuk belajar mengajar....

NIMBRUNG DI SINI