Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Senin, 24 Juli 2017, 06:25 WIB

Orang-orang bilang hujan itu nikmat.
Hujan adalah berkah.
Hujan adalah rahmat.

 

Tapi hujan tetaplah hujan.
Hujan itu basah.
Karenanya orang-orang mencari tempat berteduh.
Aku pun demikian.

 

 

Kulihat percik mentari masih menerangi bumi.
Kulihat awan putih masih berseri.

 

Tapi bulir gerimis kian berderai.
Tapi hembusan angin tak lagi sepoi.

 

Sementara itu aku masih mengayuh pedal sepeda.
Mencari tempat tuk menunggu hujan mereda.

 

 

Inikah hujan yang disebut nikmat?

 

 

cerita seks ngentot selingkuh di semak-semak desa sekeliling kebun pisang

 

 

Sampai akhirnya mataku menatap gubuk di kejauhan.
Gubuk yang bertetangga dengan kuburan.
Gubuk yang tak istimewa.
Gubuk yang sederhana.

 

Di sanalah akhirnya ku berteduh dari gerimis yang berubah menjadi hujan.
Di sanalah ku tak tahu apa yang hendak kulakukan.

 

 

Kuambil botol air minum.
Isinya hanya setinggi ruas kelingking.

 

Kubuka plastik roti.
Isinya hanya cukup untuk segigit.

 

Kurogoh kantong celana.
Isinya handphone dengan tiada baris sinyal.

 

 

Inikah hujan yang disebut nikmat?
Inikah hujan yang menjebakmu dalam kondisi yang tidak menyenangkan?

 

 

cerita seks ngentot cewek cowok saat berteduh hujan di gubuk di desa dekat sawah

 

 

Kemudian aku berbaring.
Kurebahkan diri di atas batang-batang pring.

 

Kupejamkan mataku.
Kutajamkan pendengaranku.
Kurasakan angin menerpa kulitku.

 

Ku mencoba berdamai dengan kondisi ini.

 

Dan… ternyata tidak buruk-buruk juga!

 

 

Karena hujan, di gubuk yang sederhana ini aku bisa beristirahat.
Karena gubuk, pakaian, tas, dan sepatu tidak basah.

 

Karena ku bisa berdamai, maka ku bisa menikmatinya.

 

 

Nikmat yang tidak semua orang merasakannya.
Nikmat yang membuatmu terlelap di siang hari kerja.
Nikmat yang cukup kau nikmati dan syukuri.

 

Alhamdulillah.
Inilah hujan yang kusebut nikmat.
Nikmat yang sederhana.

 

 

Di suatu tempat di Gedangsari.
Di suatu tempat di ujung Gunungkidul.
Yogyakarta.
Mei, 2017.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • WISATALAH
    avatar komentator ke-0
    WISATALAH #Rabu, 30 Ags 2017, 15:43 WIB
    Mantap jiwa bos puisinya. Terus lanjutkan karyanya :D
    sip bro! matur nuwun
  • ALKA
    avatar komentator ke-1
    ALKA #Senin, 21 Ags 2017, 11:36 WIB
    puisinya keren gan temanya bagus........
    nuwuun :D
  • YUSUF
    avatar komentator ke-2
    YUSUF #Rabu, 26 Jul 2017, 21:18 WIB
    syahdu nian critah nyahh....
    wekekekeke :D
  • WARM
    avatar komentator ke-3
    WARM #Rabu, 26 Jul 2017, 09:09 WIB
    Keren ki mas
    kakiku yang keren Om? :D
  • NASIRULLAH SITAM
    avatar komentator ke-4
    NASIRULLAH SITAM #Selasa, 25 Jul 2017, 16:06 WIB
    Aku mocone malah mendayu-dayu mas :-D :-D
    tapi, nggak pakai baper kan? :D