Oktober 2009. Cuaca akhir-akhir ini emang kurang bersahabat. Tapi jadi musuhan sama cuaca juga percuma. Itu sebab gimana mau lawan cuaca? Wong, cuaca kan yang ngatur Gusti Allah SWT. Masak ya ngelawan yang punya ini nyawa. Kan ndak bener toh ya?
Oleh karena itu terima sajalah ini cuaca. Panas banget diselingi hujan deras diganti berangin kencang. Gimana tubuh mau bertahan kalau terus-terusan digempur beda senjata kayak gitu? Apalagi diriku ini masih doyan mblusuk yang jelas makan stamina. Akhirnya mau-ga-mau diriku ini jadi pilek, biasalah penyakit.
Diriku ini emang udah langganan pilek dari kecil. Jadi, nggak terlalu masalah kalau harus ngelap ingus yang keluar dari hidung saban hari. Soalnya, katanya kalau ingusnya ditahan di hidung terus itu nggak baik. Bikin penyakit. Namanya sinusitis kalau nggak salah.
Soal serba-serbi apa itu penyakit pilek diriku nggak tahu-menahu. Lha wong diriku ini toh kan bukan dokter. Mungkin mbak dokter Vicky lebih ngeh soal pilek-pilekan ini.
Pilekku ini nggak banyak menganggu aktivitas, mau kerja ato blusukan, semua jadi nyaman asal sedia lap ingus. Hanya ada satu aktivitas yang menurutku paling terganggu pas aku pilek, yaitu pas aku salat.
Kalau pas salat seorang diri sih nggak begitu terganggu. Soalnya kan diriku bisa menyesuaikan antara laju gerakan salat dengan laju arus ingus #jijik. Nah, kalau salatnya berjamaah umpamanya salat Jum’at itu baru yang perkara.
Mestinya diriku bilang ke imam kalau diriku ini lagi pilek. Jadi, bacaan salatnya nggak usah panjang-panjang. Takut ingusnya nanti meler nggak karu-karuan.
Itu yang sering kejadian. Banyak cara sudah aku usahakan supaya ingusku nggak meler. Tapi apa daya kalau Gusti Allah SWT berkehendak kalau ingusku harus meler. Pernah ingusnya tiba-tiba mengucur deras turun dari hidung (nggak usah dibayangin). Pernah pula tiba-tiba bersin dan ingusnya lompat nempel ke makmum di depan (udah dibilangin nggak usah dibayangin!). Diriku cuma berharap makmum disampingku ndak lompat menghindar sekaligus teriak,
”Ibliiis ingusmu itu!”.
Ah, mungkin sebaiknya diriku ini sedia masker. Yang bikin orang diduga suspek flu burung dan bukan teroris. Ah, berati harus ke apotik. Ah, apa di jaman Rasulullah SAW dulu juga ada kejadian kayak diriku ini ya? Apa di Arab sana juga ada pilek?
Tapi katanya diriku ini bakal dapat penghargaan dari Gusti Allah SWT, karena sudah berjuang melawan pilek untuk salat berjamaah. Tapi itu artinya diriku harus sabar menghadapi reaksi makmum disampingku? Ah, nasib salat meler...
Apa Pembaca semua pernah juga diserang pilek pas beribadah?
NIMBRUNG DI SINI
ayo tour de westprog by pit onthel... haha...
Buat apa membahas kayak ginian,menjijikkan
ha ha ha, masa mau booking gt sih sama imamnya. sekalian aja imamnya minta di jamak hi hi hi
sentrap-sentrup
dgr kata2 itu gw jd ngebayangin arus mudik.. ingus2 yg lg mudik..
Weleh cepet sembuh ya.. cek dulu deh, beneran lu kena flu manusia ato flu babi lagi :P
Soalnya kalo flu manusia harusnya lu tetep bisa inadah :p ehehhee (sotoy ni gue)
Saya jarang kena pilek sih ya, paling-paling batuk aja. Kalo pilek sedikit aja kudu istirahat, Na. Soalnya kalau tetap dipakai jalan-jalan ya pileknya makin menjadi-jadi. Tapi kalau kepepet banget (misalnya karena kudu solat) ya dipakaikan inhaler atau digosokkan balsem di bawah hidung buat melegakan hidung yang tersumbat. Untuk sementara lho, selebihnya ya harus tidur.
kasihan mas yang kena ingusmu ituh, gak bisa ngebayangin deh gimana perasaannya :p
oiya, kenapa tulisannya Anda pengunjung ke X abc, kenapa gak ditulis 10 aja, baru tau ada aturan penulisan bilangan yang seperti itu..
\"menyesuaikan antara laju gerakan shalat dengan laju arus ingus\"
hehehe..tertawa aku membacanya...
Bisa jadi sholatnya ndakhusyuk gara2 mikirin ingus..hahahaha..