Kalau kupikir-pikir di minggu ke-6 ini tidak ada kegiatan yang cukup menarik untuk diekspos. Karena itu, bagaimana kalau aku merinci saja apa saja yang kulakukan di Minggu ke-6 ini.
Minggu, 3 Agustus 2008
Aku menghabiskan siang hari dengan meng-install ulang sistem operasi Windows di rumah Pak Kukis, salah satu tetangga Pak Pardiman di RW 6. Malamnya aku nimbrung di pertandingan bulutangkis di RW 5. Tentu saja aku kalah!
Senin, 4 Agustus 2008
Hari ini pertama kalinya aku mengajar kelas komputer di SDN 1. Malamnya aku kembali melanjutkan mrnonton pertandingan bulutangkis di RW 5. Sayang sekali tim KKN tidak ada yang bisa menembus final.
Selasa, 5 Agustus 2008
Sore hari, saat sedang bermain kasti dengan anak-anak di Candi Sojiwan, ada sekelompok siswi Muhammadiyah Boarding School sedang studi lapangan. Mereka bertanya seputar Candi Sojiwan, tentu saja dengan senang hati aku menjelaskan kepada mereka tentang candi itu. Seharusnya teman-teman yang lain juga belajar mengenai candi.
Rabu, 6 Agustus 2008
Aku kembali ke Jogja untuk memastikan bahwa rumah dalam kondisi baik-baik saja.
Kamis, 7 Agustus 2008
Pagi hari aku menelpon Bunga. Sore harinya saat aku sedang ngonthel di sekitar Bokoharjo aku menemukan tanda-tanda ada pondokan KKN di sana.
Jum'at, 8 Agustus 2008
Aku kembali bertualang dengan sepeda onthel. Kali ini aku menyambangi situs Arca Gupala yang terletak di Bukit Ijo. Kondisi jalan yang curam menanjak memaksaku untuk sering-sering menuntun sepeda. Alhasil aku tiba dengan kondisi badan yang penuh keringat dan napas yang tersengal-sengal.
Aku juga mampir ke salah satu Subunit di sekitar Bokoharjo yang ternyata tergabung dalam unit 24. Malamnya subunit 3 diundang untuk meramaikan kompetisi voli di RW 2.
Sabtu, 9 Agustus 2008
Aku melewatkan pagi menjelang siang dengan ngobrol bersama Pak Yono dan putrinya Yayan. Pak Yono merupakan salah satu Kepala Dusun yang tinggal di RW 5. Kami membahas tentang aktivitas pemuda-pemudi RW 5 yang vakum sehabis gempa. Sore harinya aku ijin dengan menggunakan surat ijin untuk menghadiri pernikahan Mbak Novi.
Diantara 2 Pilihan
Ini yang kudapat setelah aku berbincang-bincang dengan Pak Yono dan Yayan. Intinya, kami para mahasiswa KKN sepertinya lupa dengan apa yang hendak kami perjuangkan. Kami terlalu sibuk mengurusi adik-adik sekolah dan melupakan para pemuda. Selain itu kami pun belum bisa sepenuhnya membaur dengan warga sekitar. Mungkin waktu 6 minggu ini masih terlalu singkat bagi kami.
Walau bagaimanapun, aku sering menyalahkan keputusan teman-teman yang lebih memperhatikan faktor agama dibandingkan faktor sosial. Seperti contohnya, sore hari selalu tersita untuk membimbing adik-adik belajar agama. Padahal waktu itu adalah waktu yang cocok untuk membaur bersama masyarakat.
Selain itu, banyak program-program yang menyasar bidang agama. Entah karena apa memang tidak ada bidang lain yang bisa digali. Apakah juga mungkin karena kebanyakan anggota unit aktif di organisasi keagamaan?
Karena itu aku merasa aneh, ketika mereka menggagas KKN dengan tema pariwisata yang berfokus pada Candi Sojiwan. Seperti apakah candi di mata mereka? Onggokan batu bersejarah ataukah tempat peribadatan umat lain. Jika mereka memilih opsi yang terakhir, besar kemungkinan mereka tidak akan belajar sejarah candi tersebut. Dan menjadi rancu ketika mereka mengangkat tema pariwisata.
Suka atau tidak suka, itulah kami Unit 80 KKN-PPM UGM. Dengan kondisi yang ada, aku berusaha memaksimalkan program-program sesuai tema yang kami angkat. Mungkin mereka juga menganggap aneh diriku yang tidak "sealim" dan "sesaleh" mereka. Ah, aku hanya bisa berpegangan pada kalimat yang diucapkan Andreas, "Wis, saat kamu KKN, kamu jadilah warga dan jangan jadi mahasiswa".
NIMBRUNG DI SINI