Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Senin, 5 Oktober 2015, 07:07 WIB

Pada siang hari itu, aku mirip orang hilang yang mondar-mandir menyusuri trotoar selebar kira-kira setengah meter di sisi Jembatan Bacem. Ada rasa ngeri saat berjalan kaki di sana. Nggak hanya karena ngeri terserempet kendaraan, tapi juga ngeri saat truk-truk besar lewat dan bikin jembatan bergoyang. #duh

 

Ah, tapi itu belum sebanding dengan kengerian yang terjadi di tempat ini... 50 tahun silam ....

 

Jembatan Bacem Penghubung Solo - Sukoharjo

Jembatan Bacem adalah jembatan kerangka baja (truss bridge) yang terletak di Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Jembatan ini membentang di atas Sungai Bengawan Solo.

 

Sebetulnya, Jembatan Bacem itu terdiri dari dua jembatan. Jembatan yang berukuran lebih besar digunakan sebagai jalur satu arah dari Solo menuju Wonogiri. Sebaliknya, jembatan yang ukurannya lebih kecil digunakan sebagai jalur satu arah dari Wonogiri menuju Solo.

 

Sejarah Pembantaian PKI di Jembatan Bacem pada tahun 1965

 

Sepintas Jembatan Bacem ini nggak ada istimewanya sama sekali. Akan tetapi, jika kita berada di jembatan kecil dari arah Wonogiri menuju Solo kemudian memandang ke sungai Bengawan Solo, kita akan melihat suatu pondasi tua Jembatan Bacem lama.

 

Pondasi tua itulah saksi bisu tragedi pembantaian massal yang pernah terjadi 50 tahun silam di tempat ini....

 

Perbandingan Jembatan Bacem Sukoharjo yang Lama dan Baru

 

Tragedi Pasca G30S di Jembatan Bacem

Sebagai orang yang sempat merasakan pengaruh Orde Baru (manusia tua ), Partai Komunis Indonesia (PKI) seakan identik dengan peristiwa pembunuhan para petinggi Angkatan Darat. Kita akrab mengenalnya sebagai Gerakan 30 September (G30S).

 

Publik lantas dicekoki anggapan bahwa PKI itu kejam. Akan tetapi, setelah tumbangnya Orde Baru, perlahan-lahan terbukalah tabir, bahwasanya yang kejam ternyata nggak hanya PKI.

 

Pondasi Jembatan Bacem Sukoharjo lama tempat eksekusi anggota PKI tahun 1965

 

Oktober 1965 yang berlanjut hingga pertengahan tahun 1966 adalah masa-masa kelam sejarah bangsa Indonesia. Provinsi Jawa Tengah yang identik sebagai pusatnya PKI turut tercatat sebagai latar tempat sejarah kelam tersebut.

 

Kembali pada tahun 1965. Setelah kabar peristiwa G30S tersebar ke seantero nusantara, aksi pembersihan PKI pun merebak di mana-mana. Terutama karena didukung oleh Angkatan Darat.

 

Dalam "aksi pembersihan" ini orang-orang yang terlibat PKI diburu dan ditangkap. Termasuk juga mereka-mereka yang diduga terlibat.

 

Aksi pembersihan PKI ini pun nggak berhenti hanya sampai penangkapan. Umumnya, mereka yang ditangkap tak luput disiksa di dalam tahanan. Yang lebih mengerikan lagi, berujung pada aksi pembantaian massal.

 

Mayat anggota PKI mengambang di sungai Bengawan Solo

 

Menurut penuturan para saksi mata, Jembatan Bacem adalah salah satu tempat eksekusi bagi para tahanan politik yang berasal dari wilayah Solo dan sekitarnya. Lewat pukul sepuluh malam suasana mulai mencekam. Terlebih ketika terdengar suara truk datang dan kemudian disusul rentetan tembakan.

 

Kala matahari menyingsing, tak jarang warga menjumpai pemandangan mayat yang mengapung di Bengawan Solo. Sesuatu hal yang pasti tak akan pernah terlupakan bagi mereka yang pernah menyaksikannya.

 

Pertanyaan yang Melandasi Pembantaian di Jembatan Bacem

Kenapa PKI punya Banyak Simpatisan di Jawa Tengah?

Karena pada saat itu masyarakat di Jawa Tengah umumnya berprofesi sebagai buruh dan petani. PKI menawarkan agenda-agenda yang memihak pada rakyat kecil agar berdaya dari penindasan. Maka dari itu PKI mendapatkan banyak dukungan.

 

Kenapa PKI Dibenci? Padahal PKI adalah partai terbesar di Indonesia saat itu.

Aku menduga, pada masa itu sejak awal kelompok masyarakat non-PKI sudah tidak suka terhadap PKI. Sebabnya, PKI menggunakan cara-cara yang tidak berkenan bagi pihak luar, seperti intimidasi dan provokasi. Terlebih selepas aksi pemberontakan PKI di Madiun.

 

Bagi Angkatan Darat, ideologi komunis sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sehingga berbahaya bagi stabilitas bangsa.

 

Kenapa Terjadi Pembantaian?

Karena situasinya mencekam! Banyak masyarakat yang tidak suka terhadap PKI. Masyarakat juga takut jika PKI melakukan pembunuhan seperti yang diisukan pada G30S. Selain itu, karena PKI identik dengan ateisme, banyak yang berkeyakinan pembantaian ini adalah bagian dari perang agama.

 

Pokoknya, masyarakat ingin agar Indonesia bisa bersih dari PKI. Pada saat itu, PKI merupakan partai yang punya pengaruh besar di Indonesia.

 

Jadi, pilihannya hanya ada dua, membunuh atau dibunuh. Kalau tidak membunuh, bisa dicurigai sebagai simpatisan PKI dan akhirnya malah jadi terbunuh.

 

Dalam melakukan aksi pembersihan PKI mayoritas penggeraknya adalah rakyat sipil. Ini juga yang diyakini menyebabkan terjadinya pembantaian. Seandainya tentara yang berperan aktif mungkin nggak separah ini.

 

 

Referensi berikut bisa disimak bila sekiranya paparan singkatku di atas kurang bisa memuaskan hasrat keingintahuan Pembaca akan peristiwa yang berkaitan dengan PKI.

 

Kasenda, Peter. 2015. Sarwo Edhie dan Tragedi 1965. Jakarta: Kompas.

Tempo. 2013. Pengakuan Algojo 1965 Investigasi Tempo Perihal Pembantaian 1965. Jakarta: Tempo Publishing.

Nadia, Ita F. 2007. Suara Perempuan Korban Tragedi 1965. Yogyakarta: Galangpress.

 

Jembatan Bacem di Masa Kini

Lima puluh tahun berlalu semenjak tragedi pembantaian massal. Pondasi Jembatan Bacem lama masih kokoh, diam membisu, berkawan dengan air sungai Bengawan Solo yang sedang surut.

 

Pondasi jembatan yang “bersejarah” ini seakan terlupakan oleh padatnya kendaraan yang melintas di atas Jembatan Bacem yang baru. Saksi bisu pembantaian warga sipil itu kini hanya dijenguk oleh warga yang melampiaskan hobi memancing. Tentu saja, mereka tak lagi khawatir kailnya tersangkut mayat.

 

Warga sedang memancing di Jembatan Bacem Sukoharjo

Warga menemukan sisa tubuh anggota PKI di Jembatan Bacem Sukoharjo

 

Pada tahun 2013, pernah diadakan acara nyadran (berziarah) di Jembatan Bacem. Penggagasnya adalah keluarga korban pembantaian massal. Sayangnya, pas aku ke sana pada tanggal 30 September 2015 itu sama sekali nggak menjumpai adanya kegiatan atau bekas orang nyadran.

 

Ah, mungkin nyadran yang seperti ini nggak bisa dilakukan rutin karena masih berkaitan dengan topik yang tergolong sensitif. Di dekat substruktur Jembatan Bacem baru aku lihat ada semacam monumen. Tapi sayangnya lagi, nggak ada penjelasan apa maksud dari monumen tersebut. Seorang warga yang aku tanyai pun nggak bisa memberi banyak keterangan, karena beliau belum lahir di tahun 1960-an.

 

Kuburan Massal anggota PKI di dekat Jembatan Bacem Sukoharjo

Monumen mengenang tragedi PKI 1965 di Jembatan Bacem Sukoharjo

 

Untuk ulasan lebih rinci mengenai sejarah pembantaian di Jembatan Bacem ini, Pembaca bisa menyimak video YouTube berikut.

 

 

Apa yang Bisa Dipetik dari Jembatan Bacem

Di artikel ini aku hanya ingin mengingatkan pada Pembaca bahwa pada suatu masa yang belum terlalu lampau, pembantaian massal pernah terjadi dan memakan korban hingga ratusan ribu jiwa.

 

Tentu, kita semua berharap tragedi pembantaian ini nggak akan pernah terulang kembali di bumi nusantara untuk selama-lamanya. Tapi kita juga harus waspada, karena dari beragam konflik yang mencuat dalam beberapa dekade terakhir, bangsa kita masih rawan melakukan aksi kekerasan massal.

 

Sekali lagi, semoga kita semua selalu mengedepankan nilai-nilai agama dan juga Pancasila dalam bertindak supaya tak ada nyawa yang menjadi korban.

 

Saat matahari mulai mantap bertengger di atas ubun-ubun, aku meninggalkan Jembatan Bacem sambil menahan getir. Bahwasanya, dahulu kala, terjadi pembantaian di sini yang semoga saja tidak lagi terulang kembali, dan terlebih di saat ini... JEMBATAN BACEM KOTOR BANGET SAMA SAMPAH! #jengkel

 

Jembatan Bacem Sukoharo Kotor karena Sampah

Aktivitas warga di sekitar Jembatan Bacem Sukoharjo

Saksi mata anggota PKI lolos dari tragedi Jembatan Bacem Sukoharjo

 

Pembaca pernah menapak-tilas tempat-tempat yang ada hubungannya dengan gerakan PKI?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • INDARTI S
    avatar komentator ke-0
    INDARTI S #Senin, 23 Mar 2020, 03:06 WIB
    Tanah tempat berdirinya ketiga jembatan tsb
    adalah milik keluarga kami.dulunya adalah
    pesanggrahan losari.Dan dibelah dua sigar
    semongko di masa sinuhun PB X dgn
    dibangunnya jembatan lawas yang kini
    tinggal sisa pondasi bata di tengah sungai.
    Di tahun 1989 dengan adanya proyek
    pelurusan bengawan solo dan dibangun
    tanggul,jembatan lawas dibongkar, rangka
    besi dipindah untuk membangun jembatan
    Majasto Sukoharjo.
    Beberapa orang yang berusaha mengambil
    bata bekas pondasi tsb,dikisahkan
    meninggal mendadak.
    Sedangkan dua jembatan skrg berdiri di
    bangunan utama pesanggrahan losari
    selesai dibangun th 79 dan sekitar th 90an
    (maaf lupa).Dan hancurlah situs
    pesanggrahan Losari,dan masyarakat tidak
    pernah tahu sejarah tempat ini sebagai cikal
    bakal dibangunnya pesanggrahan
    Langenharjo.Sekarang tinggal tugu PB X
    yang menjadi saksi bisu,sedangkan tugu PB
    IX hilang terbawa banjir di th 80an
  • ENTAH SIAPA
    avatar komentator ke-1
    ENTAH SIAPA #Selasa, 21 Jan 2020, 18:44 WIB
    Entah mengapa ada komentar yg
    mewajarkan tindakan pembantaian itu
    terjadi.
    Mungkin otak mereka sudah banyak
    kebencian hingga berkomentar seperti
    itu.

    Basis/anggota PKI memang banyak
    karena rata rata anggotanya kaum
    buruh/petani yang mudah dijanjikan
    dengan omongan saja dan hampir
    mereka semua yg tidak tahu apa apa
    ikut dibantai dan pembantaian itu asal
    tunjuk/tidak melewati peradilan jadi
    kalau kamu anggota pki langsung
    bantai tidak peduli kamu sudah
    melakukan kejahatan atau belum.

    Oh iya
    Ada perkataan dikomentar lain soal
    PKI mau memputarbalikkan fakta dll
    menurutku itu hanyalah omong kosong
    belaka,cobalah melihat dari kedua sisi
    jadi jangan beranggapan pembantaian
    pki itu wajar (SEMUA PEMBANTAIAN
    ITU TIDAK WAJAR)

    Coba lihat film dokumenter jagal
    senyap,film itu banyak dikecam dinegri
    sendiri tapi malah mendapatkan
    nominasi di dunia luar

    Sejarah yang kelam
    Semoga tidak terjadi lagi
  • HERI PURWANTO
    avatar komentator ke-2
    HERI PURWANTO #Rabu, 21 Sep 2016, 20:24 WIB
    sejarah adalah kacabenggala hidup manusia dimana kekuasaan adalah segalanya tanpa memandang harkat dan martabat sesamanya. Manusia ingkar bahwa semua ada batasannya dan masanya......
    Semoga kita semua ke depannya lebih berhati-hati dalam bertindak...
  • CA
    avatar komentator ke-3
    CA #Minggu, 11 Sep 2016, 11:47 WIB
    Mba.. mas..
    hati2 ya.. bagaimanapun juga orang tidak beragama pasti lebih tdk beradab. Apalagi kalo
    nafsu atau amarahnya sudah memuncak.

    Pembantaian PKI itu hal wajar. Kenapa? kroscek.. deh lihat sejarah.. apa aja yang
    mereka lakukan untuk bumi pertiwi ini..??
    sungguh mengerikan.

    Ini tidak hanya perang secara fisik lebih tepatnya ideologi yang kemudian merambah ke
    fisik. Ideologi komunis itu kejam dan mengerikan mereka atheis.. tidak mengenal tuhan.
    Aksi mereka salah satunya adalah gemar memutar balikkan fakta apalagi sejarah.

    Ulama, dan kaum yang beragama sangat dibenci oleh komunis. Pembantaian mereka
    ada di mana2 terutama daerah jawa tengah.. cek Kota Madiun deh.. Jadi tidak heran jika
    sebagai anggota tim keamanan negara seperti TNI AD, dsb berusaha menumpas habis
    kaum berideologi kejam ini (KOMUNIS).

    jangan gampang terprovokasi dengan orang yang bilang \"kami adalah korban 65\". ANEH,
    tapi NYATA. Hakikatnya mereka tersangka.. mereka penghianat yang bilang didzolimi.
    Mereka pembunuh yang bilang korban ketidak adilan.

    Cara apaan ini? Jika anak2 para PKI terintimidasi dalam masyarakat.. itulah adzab..
    adzab dari dosa2 orang tua mereka.

    WASPADA KAWAN... Paham KOMUNIS mulai merebak... terutama setelah
    REFORMASI 98.. JANGAN MUDAH TERPROVOKASI. satu2nya cara.. bentengi diri
    dengan iman dan taqwa..
    pendapat yg menarik ini bahwa membunuh orang itu hal yang wajar :D
  • HARI
    avatar komentator ke-4
    HARI #Rabu, 18 Mei 2016, 10:29 WIB
    Percaya tidak Mas, seandainya yang jadi pemenang PKI waktu itu, mereka juga akan melakukan pembantaian ke orang non-PKI.

    Sebelum G30S, di desa desa Jateng, banyak dibuat lubang/liang kubur yang sudah disiapkan oleh PKI untuk non-PKI.

    Saksinya bapak saya sendiri. Pakde saya diculik PKI karena dia polisi, sebelum G30S.

    Hati-hati, orang mantan PKI sedang berusaha memutarbalikkan fakta.
    PKI itu ateis, tidak kenal Tuhan.
    Wah itu, yang disayangkan ya kalau pihak yang berkuasa kemudian melakukan hal yang semena-mena sampai menghilangkan nyawa. Menurut saya memang PKI pada zaman dahulu sudah kelewatan, jadi ya dampaknya seperti ini. Walaupun ya saya tetap tidak suka adanya bunuh-bunuhan atas dasar apapun itu.
  • HARI
    avatar komentator ke-5
    HARI #Rabu, 18 Mei 2016, 10:22 WIB
    Pembunuhan yang terjadi, hasil dari perilaku PKI yang provokatif dan menyebar ancaman ke non-PKI saat mereka berjaya. Semua salah tidak ada yang benar.

    Di Jawa Barat tidak ada pembantaian taraf besar, karena PKI tidak berkembang di Jabar.
    Hmmm, sepertinya akibat dari tumpukan dendam yang sudah menjulang tinggi ya?
  • MULARTO
    avatar komentator ke-6
    MULARTO #Minggu, 20 Mar 2016, 17:18 WIB
    Coba cari tempat DN Aidit ditangkap. Di daerah Sambeng, dulu namanya Gang Sidorejo 2.
    Wah, menarik ini. :D
  • RENTAL SOLO
    avatar komentator ke-7
    RENTAL SOLO #Kamis, 7 Jan 2016, 14:39 WIB
    Salah satu pelajaran berharga yang bisa kita ambil adalah jangan membuang sampah di sungai karena dapat mengotori sungai dan membuat pemandangan jadi tidak sedap.
    Betul! :D
  • ANGKI
    avatar komentator ke-8
    ANGKI #Selasa, 29 Des 2015, 19:47 WIB
    mas wijna kie selain jago MTK juga sejarahwan josh mas... hehe wah aku yo benci sampah
    mas... T.T mngkin pelakunya perlu dibantai hadeeeh hehe ups kejem... emm PKI??
    pokoknya jng pernah ada lagi mas bahaya kalo ada komunitas PKI lagi...
    efek sampingnya kebanyakan baca-baca sejarah PKI Ngki...
  • NOVIYANA
    avatar komentator ke-9
    NOVIYANA #Rabu, 9 Des 2015, 04:03 WIB
    Kalau nggak salah ini ada film dokumenternya ya, Mas?
    Aduh nggak bisa ngebayangin kalau lahir di zaman dulu. Pembantaian sana-sini. Ngeri.
    Lihat sampah di sungai itu aja bikin saya merinding, apalagi liat banyak mayat mengapung yak...
    Iya, ada film dokumenternya kok. Kalau katanya orang-orang yang hidup pada zaman itu suasananya memang mencekam. Rakyat pada beringas. Tentara di mana-mana.
  • HASMORO
    avatar komentator ke-10
    HASMORO #Rabu, 2 Des 2015, 20:33 WIB
    Mungkin pada tahun 65 akhir RPKAD datang ke Solo dan sejak itulah huru hara besar terjadi di kota itu. Saya klas 6 SD tapi sdh ikut lari kesana kemari dgn temen naik sepeda untuk melihat mayat hanyut di jembatan ini, rumah/gedung yg dirusak masa krn dianggap terkait PKI, algojo PKI yg disiksa dimuka umum di depan Balaikota. Banjir besar di Solo bulan Mei 66 yg menggenangi nyaris separuh kota telah menghentikan huru hara itu
    Iya, desas-desusnya masyarakat didorong oleh RPKAD untuk membantu menyingkirkan PKI. Tapi kok malah jadi bunuh-bunuhan seperti ini ya? Apa RPKAD tidak mengawasi atau malah sengaja dibiarkan?
  • SINGGIH Y
    avatar komentator ke-11
    SINGGIH Y #Rabu, 11 Nov 2015, 14:17 WIB
    mungkin yang dikira mayat terapung itu sampah yang terbawa aliran sungai, itu juga horor :(
    apalagi klo kotoran manusia Kang, lebih horor lagi itu...
  • AAN
    avatar komentator ke-12
    AAN #Rabu, 21 Okt 2015, 11:24 WIB
    Kekuasaan memang mematikan rasa kemanusiaan dan hal ini berbahaya bagi siapa saja yang sudah gila kekuasaan.
    Tapi yang menjadi misteri bagi saya itu kenapa rivalitas PKI dan TNI AD sangat tajam? Apa gara-gara PKI pernah usul ada angkatan kelima?
    Rivalitas PKI dan TNI AD menjadi tajam salah satunya ya karena ada isu angkatan kelima itu. Terlebih lagi pada waktu itu Presiden Soekarno lebih mendengarkan PKI daripada TNI AD.
  • ISNA
    avatar komentator ke-13
    ISNA #Selasa, 20 Okt 2015, 11:24 WIB
    Ayahku lahir di Bacem, tapi nggak pernah mau ngaku orang Sukoharjo, maunya Solo.. mentok Solo Baru..
    Waktu kecil aku sering main-main ke bantaran sungai ini. Ayah suka cerita waktu dia kecil dia tau adanya pembuangan korban-korban PKI ke atas Bengawan Solo.
    Itu tugu Pakubuwono X Mas, habis berplesiran di Pesanggrahan Langenharjo, raja dan keluarganya akan melihat pemandangan Bengawan Solo dari tugu itu...
    Holadalaa... ayahmu ternyata kelahiran Bacem toh Bang? Aku baru tahu itu tugu Pakubuwono X. Pasti dulu sungai Bengawan Solo masih indah dipandang mata ya?
  • HALIM
    avatar komentator ke-14
    HALIM #Selasa, 20 Okt 2015, 09:39 WIB
    Dulu cuma sampai tugu PB X aja udah merinding. Ndelalah pas ke sana surup, hehehe.
    Jujur baru tahu loh cerita jembatannya. Kupikir cuma di Kedung Kopi, bantaran Bengawan Solo di Kampung Sewu aja yang jadi lokasi pembantaian massal.
    Wah, aku malah jadi penasaran sama cerita Kedung Kopi.
  • SOHBET
    avatar komentator ke-15
    SOHBET #Senin, 12 Okt 2015, 06:37 WIB
    very blog thanks admin
    okey
  • ENDAH KURNIA WIRAWATI
    avatar komentator ke-16
    ENDAH KURNIA WIRAWATI #Rabu, 7 Okt 2015, 18:54 WIB
    Ahh.. baru beberapa hari yang lalu membaca soal pembantaian usai G30S..
    mudah2an tidak ada lagi pembataian sembarangan yang mengatasnamakan apapun di
    Indonesia.
    Aamiin... semoga Indonesia damai sejahtera selalu ya mbak...
  • TOTOK
    avatar komentator ke-17
    TOTOK #Rabu, 7 Okt 2015, 17:46 WIB
    Gak sayang Mas, shuter-nya dipakai utk motoin sampah? :)
    Asal kameranya nggak jadi sampah gapapa lah Kang :D
  • ADIE RIYANTO
    avatar komentator ke-18
    ADIE RIYANTO #Rabu, 7 Okt 2015, 15:39 WIB
    Ngeri yes kalau bahasnya tentang PKI gini. Kalo zaman orde baru, bisa jadi ini postingan terakhirmu lho hahaha. Kalau inget cerita orang2 tua zaman dulu, di JaTeng ini emang buanyak banget pembantaian massal. Hiks :(
    Wakakaka, untung jaman orde baru dulu internetnya ga kayak sekarang :D
  • AULIA FASYA
    avatar komentator ke-19
    AULIA FASYA #Rabu, 7 Okt 2015, 12:22 WIB
    Gak kebayang waktu dulunya gimana... dan itu sampahnya hhhhhhhh kaya sungai citarum,
    sampahnya hhhhhh astagfirullah pokonya
    Kayaknya orang sekarang senengnya dari atas jembatan ngelempar sampah, bukan lagi ngelempar orang mbak...
  • PRIMA HAPSARI
    avatar komentator ke-20
    PRIMA HAPSARI #Selasa, 6 Okt 2015, 14:18 WIB
    Emang, Jateng banyak banget dulukorbannya, di desa sebelahku, Ceper Klaten, kata orang tua dulu banyak PKI yang dibantai, istilah mereka diculik lalu dibeleh. Ahh, sungguh ngeri, padahal yg jadi korban belum tentu bersalah. Semoga tragedi seperti itu tidak akan pernah terulang dibumi ini.
    Aamiin... semoga Indonesia damai selalu ya mbak
  • JEFRY DEWANGGA
    avatar komentator ke-21
    JEFRY DEWANGGA #Selasa, 6 Okt 2015, 13:14 WIB
    Dilihat dari foto-fotonya itu yang pembantaian PKI cukup membuat merinding. Itu baru foto-
    fotonya ajah, apalagi dulu pendahulu kita bagaimana ya merasakannya.
    Pastinya ngeri Bro. Bawaannya takut semua.
  • RIFQY FAIZA RAHMAN
    avatar komentator ke-22
    RIFQY FAIZA RAHMAN #Selasa, 6 Okt 2015, 10:48 WIB
    Saya paling suka baca tulisannya Tempo. Pelan-pelan, pasti terkuak kebenaran. Bukannya saya membela korban PKI dan partainya, atau sebaliknya. Bagaimanapun, pembunuhan, apalagi dilakukan massal, itu tak dapat dibenarkan :(
    Iya bener Qy, yang namanya bunuh-bunuhan, entah itu PKI atau konflik-konflik lain di Indonesia... kenapa harus pakai bunuh-bunuhan sih ya?
  • BERSAPEDAHAN
    avatar komentator ke-23
    BERSAPEDAHAN #Selasa, 6 Okt 2015, 08:53 WIB
    baru tahu sejarah kelam jembatan bacem ...
    seharusnya di monumen ada tulisan yang menjelaskan ... sayang kalau sudah dibuat2
    tapi banyak orang tidak mengerti maksudnya

    btw ... kondisi sungainya ... tipikal sungai2 di indonesia ... kotor .. banyak sampah ...
    Saya juga penasaran itu monumen apaan Kang. Apa masih ada hubungannya sama peristiwa PKI atau nggak.
  • ANNOSMILE
    avatar komentator ke-24
    ANNOSMILE #Senin, 5 Okt 2015, 20:23 WIB
    akeh sampahe hihihihi
    susah liat sungai besar kliatan bersih..apalagi musim kemarau banyak yg kliatan
    mengendap dasar sungai
    Sampahnya juga ada di tiang-tiang jembatan yang susah dijangkau orang lho. Itu gimana bersihinnya ya?
  • FANNY FRISTHIKA NILA
    avatar komentator ke-25
    FANNY FRISTHIKA NILA #Senin, 5 Okt 2015, 19:53 WIB
    aku prnh baca yg kluaran Tepo.. merinding mas... di ceritanya dibilang mereka mah mengeksekusinya lgs main tebas aja..ya ampuun, ga kebayang ya.. sungai bengawan solo jg sempet merah darah kan airnya.. Hihhh...
    Iya, yang ngeri emang cara eksekusinya. Apalagi \"sisa-sisa\" eksekusinya kadang masih terlihat. Mungkin karena eksekutornya orang awam ya mbak...