Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Sabtu, 23 Mei 2015, 08:30 WIB

Meskipun dirinya nggak tahu aku bakal ke Kota Palembang, tapi apa yang diomongin juragan batu akik asal Baturaja itu selalu tercatok kuat di pikiranku.

 

"Palembang kotanya nggak aman! Di sana itu bukan kota wisata. Hati-hati saja kalau jalan-jalan di sana. Orang-orang sana bisa tahu mana orang asli Palembang dan mana yang bukan hanya dari melihat."

 

Aku memaklumi dirinya bisa ngomong seperti di atas itu oleh karena sewaktu masih belia dia pernah mengalami kejadian nggak mengenakkan di Palembang. Walaupun begitu, pada bulan Februari 2015 silam, aku malah blusukan di Palembang sendirian kayak orang hilang, hahaha .

 

Ya pokoknya, tetap waspada dan berdoa agar senantiasa diberi keselamatan sama Gusti Allah SWT. Aamiin.

 

Suasana pasar tumpah di bawah Jembatan Ampera di Kota Palembang Sumatra Selatan
Tetap waspada dan siaga...

 

Ah, Kota Palembang!

 

Memang benar itu rumor perkara kemampuan orang Palembang untuk mengidentifikasi mana warga asli dan mana warga pendatang, hehehe . Tapi, selain rumor itu yang menarik perhatianku adalah potret kehidupan warga Palembang di tepi sungai.

 

Palembang itu pantas disebut sebagai kota sungai. Selain Sungai Musi sebagai sungai yang terbesar, Palembang juga dihuni oleh tiga sungai besar lain yaitu Sungai Ogan, Sungai Komering, dan Sungai Keramasan. Sedangkan kalau sungai-sungai kecilnya sih jumlahnya ratusan.

 

Penampakan Sungai Musi di Kota Palembang Sumatra Selatan yang tercemar dan berwarna cokelat keruh dengan latar awan mendung
Mendung menggelayut di atas Sungai Musi.

 

Sungai Musi ibarat urat nadi kehidupan di Palembang. Kebutuhan air dan pangan mudah terpenuhi dari sana (zaman dulu kan Sungai Musi masih bersih ). Makanya, nggak heran jikalau banyak pemukiman berdiri di tepian sungai. Bentuk hunian pun menyesuaikan karakteristik sungai yaitu berbentuk rumah panggung untuk mengatasi pasang naik air sungai dan juga banjir.

 

Perkampungan warga yang hidup di rumah panggung yang ada di Tepi Sungai Musi Palembang Sumatra Selatan
Perkampungan di tepian Sungai Musi.

 

Jalan layang di atas rawa-rawa yang ada di pemukiman warga yang tinggal di Tepi Sungai Musi Palembang Sumatra Selatan
Jalan layang di atas rawa-rawa.

 

Anak-anak, orang tua, serta gadis muda yang tinggal di pemukiman di Tepi Sungai Musi mandi telanjang di Sungai Musi Palembang Sumatra Selatan
Bukan hanya warga ibu kota yang hobi mandi di sungai.

 

Ukuran Sungai Musi yang besar ibarat jalan bebas hambatan bagi kapal-kapal. Makanya, sejak zaman dulu Sungai Musi sudah dimanfaatkan sebagai sarana transportasi dan perdagangan. Alhasil, pasar-pasar pun bermunculan di tepian Sungai Musi.

 

Pasar terbesar se-Palembang sudah pasti adalah Pasar 16 Ilir. Lokasinya berada di tepian Sungai Musi, dekat dengan Jembatan Ampera. Dahulu kala, pasar ini bernama Pasar Ilir. Los-los mulai dibangun tahun 1918 dan dipermanenkan sekitar tahun 1939 sesuai rancangan arsitek Thomas Karsten. Sayang, Pasar Ilir dilanda kebakaran besar pada tahun 1980-an. Pasar pun dibangun ulang dan bersalin nama menjadi Pasar 16 Ilir.

 

Aktivitas perdagangan bongkar muat kardus mie instan di Pasar 16 Ilir dekat Sungai Musi Palembang Sumatra Selatan
Kios yang sibuk.

 

Warung apung yang menjual aneka makanan bersaing secara sehat di atas Sungai Musi di Palembang Sumatra Selatan
Bersaing secara adil.

 

Ibu-ibu pedagang pasar 16 Ilir di Kota palembang, Sumatra Selatan sedang berkelahi karena persaingan yang keras antar sesama pedagang yang licik
Adu fisik antar sesama pedagang.

 

Salah satu pasar kecil yang juga berada di tepian Sungai Musi adalah Pasar Tangga Buntung. Di pasar ini kita bisa menjumpai geliat kehidupan yang nggak kalah sibuk dengan Pasar 16 Ilir. Di dermaga, penumpang datang dan pergi silih berganti. Barang-barang kebutuhan pokok  pun juga tak kalah sibuk berpindah tangan.

 

Aktivitas jual beli perdagangan di Pasar Tangga Buntung di Palembang, Sumatra Selatan
Kios-kios sederhana di Pasar Tangga Buntung.

 

Aktivitas naik turun penumpang perahu yang berlayar di Sungai Musi di Kota Palembang, Sumatra Selatan
Menurunkan barang dan penumpang.

 

Suasana dan aktivitas di Ruang Tunggu Dermaga di Tepi Sungai Musi Palembang Sumatra Selatan
Suasana ruang tunggu dermaga.

 

Ya itu lah Palembang dari hasil blusukan-ku selama 1 hari.

 

Kurang lama? Ya jelas lah!

 

Sayang, Palembang lumayan minim lokasi wisata. Orang-orang datang ke Palembang umumnya ya untuk berdagang. Menurutku, semestinya Sungai Musi nggak hanya dimanfaatkan sebagai sarana transportasi dan perdagangan, tapi juga dikembangkan sebagai objek wisata. Yang seperti ini butuh banyak usaha dari berbagai pihak sih...

 

Ya itu lah tadi kota Palembang. Semoga suatu saat nanti bisa mampir kemari lagi.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • TOZCA LEATHER
    avatar komentator ke-0
    TOZCA LEATHER #Minggu, 13 Des 2015, 03:38 WIB
    info menarik yang bisa menjadi acuan bagi pengunjung terima kasih banyak admin
    sama-sama :D
  • ARIE OKTA
    avatar komentator ke-1
    ARIE OKTA #Kamis, 9 Jul 2015, 14:36 WIB
    Dulu, sebelum ke Palembang, banyak juga yang bilang kalo Palembang itu kotanya nggak
    aman, jadi pas jalan sendirian di Palembang agak was-was.hehe
    Tapi memang sebaiknya agak was-was Bro daripada tidak awas, hehehe
  • STUFLY
    avatar komentator ke-2
    STUFLY #Rabu, 24 Jun 2015, 11:54 WIB
    Aaak, Palembang!
    Aku pengen kesana juga mas. Kulineran sama ke pulau yang di tengah Sungai Musi itu.
    Eh, tapi baru tahu juga aku kalau Palembang agak gak ramah sama pendatang. Emang
    temen mas kenapa deh?
    Temenku pernah dipalak, hahaha :D
  • CAHYO
    avatar komentator ke-3
    CAHYO #Jumat, 12 Jun 2015, 13:21 WIB
    Human Interest.... nice
    sekali-kali motret selain air terjun Kang :D
  • SHOTOZURO
    avatar komentator ke-4
    SHOTOZURO #Minggu, 7 Jun 2015, 13:57 WIB
    Ga beda jauh lah sama selokan mataram..
    Airnya..
    Sayang di selokan mataram nggak ada ikannya ya? :p
  • MATIUS TEGUH NUGROHO
    avatar komentator ke-5
    MATIUS TEGUH NUGROHO #Minggu, 31 Mei 2015, 11:13 WIB
    Eh, bulan depan aku mau ke Palembang. Piye ki, mas? Gimana caranya biar bisa
    meminimalisir kesialan-kesialan selama di sana.
    Aku pengen menyusuri Sungai Musi dan perkampungannya itu. Tapi kalau cuma sendiri,
    aman nggak yaaa? Hm...
    Meminimalisir kesialan? Wakakaka, bahasamu kuwi lho Nug :D

    Sebenernya aman-aman aja kok. Asal ya mesti waspada. Logatku medok sih (padahal KTP Jakarta) jadinya klo ngomong bahasa Palembang ya tetap aja ketauan klo pendatang.

    Yang penting waspada aja Nug. Jangan tampil mencolok lah.
  • FANNY FRISTHIKA NILA
    avatar komentator ke-6
    FANNY FRISTHIKA NILA #Kamis, 28 Mei 2015, 22:59 WIB
    kenapa ga kulineraaaan??? Aku pgn ke palembang itu hny utk kliner mas.. duh makanan palembang itu enak2, ga cuma empek2... ^o^
    hahaha, tenang mbak, perkara kuliner Palembang bakal muncul di bulan Juni 2015 ini :D
  • PUNGKY SUDRAJAT
    avatar komentator ke-7
    PUNGKY SUDRAJAT #Selasa, 26 Mei 2015, 17:48 WIB
    Tempat tugas saya sekarang mirip2 kayak gini mas... :)
    Wah, dekat sungai? Sungai apa?
  • ELISA
    avatar komentator ke-8
    ELISA #Selasa, 26 Mei 2015, 16:21 WIB
    dimanapun hrs tetap waspada Wij dan jangan terlalu mencolok...dulu sy biasa jalan sendiri di pasar 16 Ilir yg katanya banyak preman...alhamdulillah tdk terjadi apa2 kok...
    Nah itu yang disebut mencolok kira-kira yang seperti apa ya mbak? Bawa-bawa kamera itu sudah termasuk mencolok? hehehe
  • AVANT GARDE
    avatar komentator ke-9
    AVANT GARDE #Senin, 25 Mei 2015, 16:45 WIB
    dulu aku kuliahnya di palembang :D ampera dan sungai musi tak terlupakan..
    pasti punya banyak kenangan indah sambil makan pempek, hehehe
  • BUKANRASTAAMAN
    avatar komentator ke-10
    BUKANRASTAAMAN #Senin, 25 Mei 2015, 10:27 WIB
    wah asiknya yang dari palembang..

    jadi dimana mas mpek2nya :D
    saya malah cuma makan pempek sekali di sana, hahaha :D
  • PUTRI NORMALITA
    avatar komentator ke-11
    PUTRI NORMALITA #Minggu, 24 Mei 2015, 18:01 WIB
    Jadi kalau ke Palembang gak perlu waktu lama dong yah?!
    Tapi ngeliatin pasar juga sepertinya seru :)
    ke Palembangnya tetep perlu waktu lama Put. Minimal 3 hari lah biar puas jalan-jalan di sana sama kenyang 24 jam makan pempek, hahaha :D
  • WARM
    avatar komentator ke-12
    WARM #Minggu, 24 Mei 2015, 13:32 WIB
    mirip kaya sungai2 dan kehidupan di kota banjarmasin dan sekitarnya :)
    Jadi pingin ke Kalimantan Om... :D