Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Minggu, 2 November 2008, 07:34 WIB

Pura Mangkunegaran adalah tujuan utama penjelajahan Kota Solo yang aku lakukan pada hari Rabu siang (29/10/2008), yaitu tempat diselenggarakannya SIEM Expo 2008.

 

Deretan kursi-kursi di panggung utama SIEM Expo 2008
Deretan kursi-kursi di panggung utama SIEM Expo 2008.

SIEM (Solo International Ethnic Music) adalah festival kebudayaan yang menampilkan musik entik dari Kota Solo dan juga dari berbagai penjuru dunia. SIEM pertama kali diadakan pada tahun 2007 dan bertempat di Benteng Vastenburg. Di tahun 2008 ini, Solo mendapat kehormatan sebagai tuan rumah penyelenggara Konfrensi Internasional Kota-Kota Warisan Dunia dan SIEM Expo 2008 menjadi salah satu acara pelengkap dari rangkaian kegiatan bertema budaya tersebut. Hmm...

 

Sejarah Pura Mangkunegaran

Lagi-lagi dengan hanya mengandalkan kompas dan peta turis Kota Solo (yang dipajang di Jl. Slamet Riyadi), aku nggak kesulitan untuk menemukan persisnya lokasi Pura Mangkunegaran. Pura Mangkunegaran sendiri adalah istana yang didirikan oleh Mangkunegaran I. Untuk lebih mengenal apa itu Mangkunegaran, yuk kita sedikit belajar kisah kerajaan di tanah Jawa.

 

Pada abad ke-18, tersebutlah suatu kerajaan di Jawa Tengah yang bernama Kasultanan Surakarta yang dipimpin oleh raja yang bergelar Pakubuwana. Kasultanan Surakarta lebih condong memihak VOC. Alhasil, sebagian besar rakyat menjadi tidak senang dengan sikap Kasultanan Surakarta tersebut.

 

Pada masa pemerintahan Pakubuwana III terjadilah pemberontakan oleh rakyat (1746 – 1757) yang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said. Pemberontakan tersebut berakhir dengan kemenangan di pihak rakyat dan tercetuslah Perjanjian Giyanti (1755) yang intinya adalah membagi tiga wilayah kekuasaan Kasultanan Surakarta.

 

Pangeran Mangkubumi mendapat wilayah di barat yang kelak menjadi Kasultanan Yogyakarta. Pangeran Mangkubumi sendiri kelak menjabat sebagai sultan dengan gelar Hamengkubuwono.

 

Sedangkan Raden Mas Said sendiri mendapat wilayah di timur yang kelak dikenal sebagai Praja Mangkunegaran. Saat menjabat sebagai raja, Raden Mas Said berganti gelar menjadi Mangkunegara. Pusat pemerintahan Praja Mangkunegara bertempat di Pura Mangkunegaran yang dibangun pada tahun 1757.

 

Suasana SIEM Expo

Sejumlah stan sponsor SIEM Expo 2008
Sejumlah stan sponsor SIEM Expo 2008.

Kembali ke SIEM Expo. Suasana di pameran kesenian dan kebudayaan tersebut tampak penuh pengunjung. Di antaranya ada sejumlah siswa-siswi SLTP yang tengah studi wisata.

 

Di halaman utama Pura Mangkunegaran sebelah timur berdiri sebuah panggung besar yang digunakan sebagai tempat pementasan musik entik kolosal. Sedangkan di halaman sebelah barat berdiri jejeran stan-stan yang menjajakan pernak-pernik berbau etnik seperti kain batik, kerajinan, makanan, dan beberapa stan sponsor.

 

Seorang bapak tengah membuat ukiran pada keris
Seorang bapak tengah membuat ukiran pada keris.

Masuk ke dalam Pura Mangkunegaran, pengunjung langsung dihadapkan kepada kolam dengan air mancur yang berwujud malaikat. Di sisi timur kolam terdapat diorama Solo Tempo Dulu, yang menarik di diorama tersebut juga dihadirkan kerbau bule bernama Kiai Slamet yang merupakan kerbau keramat peliharaan Keraton Surakarta.

 

Di pendopo Pura Mangkunegaran terdapat berbagai macam stan, di antaranya adalah stan makanan, batik, keris, barang-barang langka, wayang, dan lain sebagainya. Pendopo utama sendiri menurut agenda acara difungsikan sebagai tempat pementasan lakon seni. Sayang sekali kunjunganku ini tidak bertepatan dengan jadwal pementasan.

 

Tidak hanya itu, pada hari-hari sebelumnya juga digelar workshop pembuatan batik, keris, gamelan, dan wayang. Duh, sepertinya aku melewatkan banyak kegiatan yang menarik di sini. Apalagi aku harus cepat-cepat mengejar kereta untuk kembali ke Jogja. Semoga tahun depan aku masih bisa menyempatkan diri untuk menyaksikan SIEM deh ya.

 

Alasan...

Apakah hanya demi wanita, aku rela pergi dari Jogja ke Solo dan blusukan kemana-mana? Tidak bisa dipercaya...


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • WINKY
    avatar komentator ke-0
    WINKY #Minggu, 2 Nov 2008, 19:24 WIB
    Mana SIEM nya??ini mah persiapan SIEM...jangan2 kamu ke solo cuman mo ke tempat si H***a...
    wah sori nggak bisa ngeliput pas malemnya...maklum sarana pulang ke Jogja terbatas...