Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Minggu, 31 Januari 2021, 23:54 WIB

Beberapa belas tahun yang lalu. Bermula dari seorang Tiwul yang menjadi mahasiswi teknik sipil di ITB. Akibatnya, seorang Wijna jadi sering bolak-balik Jogja – Bandung.

 

Bandung jadi kota mudik menggantikan Jakarta. Itu karena Bapak dan Ibu jadi sering di Bandung menemani Tiwul. 

 

Untungnya mudik ke Bandung terasa mudah. Stasiun Tugu Yogyakarta hanya berjarak sepelemparan batu dari rumah. Tiba di Stasiun Bandung, lalu dilanjut naik angkot ungu Cisitu – Tegalega selama beberapa menit. 

 

 

Perjuangannya cuma satu. Berusaha tidak mati gaya selama 8 jam perjalanan! 

 

Eh, itu kalau sesuai tiket . Realitanya ya 9 jam-an. Bahkan pernah belasan jam ketika sehabis terjadi musibah macamnya tanah longsor.  

 

Berhubung seorang Wijna bukanlah manusia yang gemar berbasa-basi, mengusir kebosanan tanpa bantuan gawai adalah hal yang sulit. Membaca novel – tidur – makan di-looping terus hingga jeleh.  

 

 

Lain cerita ketika bepergian saat matahari masih bersinar. Tingkat kebosanan bisa sedikit berkurang. Sebab, ada yang bisa diamati dari balik jendela. 

 

Pemandangan demi pemandangan pun direkam dengan kamera yang tak pernah lupa dibawa. Dari zaman masih A620, hingga kemudian D80. Benda-benda yang membuat tidur di kereta menjadi tak nyenyak. #khawatir.dicuri  

 

Biasanya, pergi-pulang Bandung naiknya Lodaya malam. Semata-mata supaya waktu 9 jam-an bisa terlewati di alam mimpi. 

 

Akan tetapi, karena pada waktu itu lensa prime Nikkor 35mm DX masih menguarkan aroma toko, jadilah diambil keputusan kembali ke Jogja naik Lodaya pagi. Biarlah sekali-kali menembus macetnya Jalan Cihampelas pada Senin (21/11/2010) pagi asalkan selama perjalanan bisa motrat-motret.

 

kereta penumpang eksekutif lodaya pada November 2010

petugas mengantuk restorasi kereta lodaya pada November 2010

menyiapkan nasi goreng restorasi kereta lodaya pada November 2010

koki melamun restorasi kereta lodaya pada November 2010

bocah peminta stasiun cipendeuy pada November 2010

pedagang asongan stasiun cipendeuy pada November 2010

bayi mengintip jendela kereta pada November 2010

 

Jadi begitulah. Ketika Lodaya berhenti seperti biasanya di Stasiun Cipendeuy, keluyuranlah aku mengabadikan apa yang bisa diabadikan. Memotret dengan sudut pandang yang agak sempit di dalam kereta ternyata menantang juga.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!