HALAMAN UTAMA

PROFIL

ARSIP ARTIKEL

BUKU TAMU

 

KATEGORI

(Warung) Es Kobra yang Bikin Canggung

Jumat, 14 September 2018, 14:00 WIB

“Ini harus dicobain Mas!” seru Dwi pas sedang meng-googling-googling artikel yang membahas kuliner khas Kota Salatiga.

 

Namanya Es Cobra. Nggak tahu kenapa diberi nama seperti itu. Tapi, kalau melihat foto yang beredar di internet, sepertinya Es Cobra diracik tanpa bahan baku daging kobra dan juga bisa kobra. #hehehe

 

Sebagai penggemar fanatik kuliner es-esan, tentu Es Cobra masuk ke daftar kuliner wajib yang sang istri kepingin icip. Apalagi setelah berpanas-panas ria di Grojogan Kali Babon. Rasa lapar pingin makan mie ayam mulai tergusur rasa pingin mengecap yang dingin-dingin sedingin Es Cobra. #senyum.lebar

 

 

Jadilah pada Minggu siang (25/4/2018) silam aplikasi Google Maps diberdayakan untuk mencari rute tersingkat dari Grojogan Kali Babon ke Warung Es Cobra. Google Maps bilang jaraknya sekitar 18,3 km dengan waktu tempuh 40 menit. Lewatnya Jl. Raya Suruh – Karanggede yang nanti tersambung dengan Jl. Raya Semarang – Solo dekat Kota Salatiga.

 

Setibanya di Kota Salatiga langsung deh mengarah menuju kawasan Pasar Raya. Tapi, karena baru pertama kali ini ke Kota Salatiga, jadinya pertigaan ke Jl. Kalipengging sempat terlewat. Lha, kok yang ada malah ketemu hotel yang jadi tempat menginap? #hehehe

 

Akibat dari nyasar, jadi balik muter lagi deh ke kawasan Pasar Raya. Kali ini sukses berbelok di pertigaan Jl. Kalipengging. Setelah itu sepeda motor dilajukan pelan-pelan, mencari keberadaan Warung Es Cobra yang katanya ada di pinggir jalan.

 

Rupanya Warung Es Cobra bertetangga sama SD Bethany Anak Terang. Parkiran warungnya sempit. Pengunjung yang bawa mobil bakal kesulitan parkir. Tapi, untung ada mas tukang parkir yang sopan dan baik hati sih. #hehehe

 

 

Dari luar, tampilan Warung Es Cobra nggak berbeda dengan tampilan rumah hunian pada umumnya. Tapi, begitu masuk ke dalam… Waow! Suasananya mirip warung makan tempo dulu!

 

Langit-langitnya tinggi. Dindingnya hijau dan berhias banyak kalender serta papan daftar menu. Tempat duduknya juga dari bangku plastik yang warnanya hijau. Permukaan mejanya dilapisi lapisan putih bersih yang cocok buat latar foto produk. #senyum.lebar

 

 

Selain suasana di dalam warung, yang bikin agak kaget sekaligus agak canggung pas berada di dalam adalah orang-orangnya.

 

“Kok isinya chinese semua?” batinku. “Salah masuk warung nggak ini?”

 

Aku lirik istri yang Alhamdulillah ke mana-mana selalu mengenakan jilbab. Sepertinya dia nggak ada masalah masuk ke “kawasan” Warung Es Cobra. Separah-parahnya, paling nanti kami jadi tontonan pengunjung lain. #hehehe

 

Jebul ternyata, Dwi mengaku sempat canggung juga pas masuk, wekekeke. #senyum.lebar

 

Yah, namanya juga di Kota Salatiga. Kota berhawa sejuk di Jawa Tengah yang banyak dihuni warga keturunan.

 

“Sekali-kali biar kita yang mayoritas merasa jadi minoritas Mas,” begitu kata sang istri bijak. #senyum

 

 

Kami pun mengambil tempat di pojokan di dekat etalase camilan. Dwi mengambil daftar menu seraya bertanya-tanya ke tante yang meracik es tentang perbedaan menu es cobra dan es kencana.

 

“Isinya sama aja. Bedanya, es kencana pakai perasan jeruk, es cobra pakai santan,” lapor sang istri ketika menyerahkan lembaran daftar menu tanpa harga.

 

Untuk perincian harga menunya sendiri bisa disimak di salah satu dinding. Di sana tertempel kertas putih bertuliskan “Aneka Nasi Rp16.000” dan “Aneka Es Rp12.000”.

 

Harganya agak mahal menurutku. Mungkin karena warung makan ini sudah punya nama atau mungkin karena rasanya memang enak. Penasaran jadinya.

 

Awalnya, aku juga tertarik buat sekalian memesan makanan. Tapi, begitu melihat saksama salah satu lembar daftar menu.... hmmm.... mungkin ada baiknya aku pesan minuman es saja. #hehehe

 

 

Setelah menunggu beberapa menit, hadirlah dua pesanan es yang dinanti-nanti. Pesanan yang pertama adalah es buah. Dalam semangkuk es buah berisi potongan kolang-kaling, nanas, pepaya, leci, cincau hitam, dan melon. Kuahnya adalah air sirup berwarna merah. Sepertinya sih bukan sirup cocopandan. Mungkin sirup mawar?

 

Pesanan yang kedua adalah trademark dari Warung Es Cobra, apalagi kalau bukan es cobra itu sendiri #senyum.lebar. Dalam semangkuk es cobra berisi potongan kolang-kaling, nanas, pepaya, leci, cincau hitam, melon, dawet, dan ketan hijau. Kuahnya adalah air santan.

 

 

Aku sendiri memberikan skor 7 dari 10 untuk es buah dan es cobra. Beberapa hal yang menurutku menyenangkan dari minuman es ini adalah

 

  1. Ragam buahnya banyak, jadinya meriah; #senyum.lebar
  2. Esnya dingin menyegarkan; #senyum.lebar
  3. Nggak begitu manis.

 

Sedangkan beberapa hal yang menurutku kurang pas dari minuman es ini adalah:

 

  1. Buahnya buah kalengan. Beberapa keras pas dikunyah. #hehehe
  2. Esnya cacahan es batu, bukan es serut. #hehehe
  3. Harganya agak mahal untuk wujud minuman es yang seperti ini.

 

Kalau disuruh memilih antara es buah atau es cobra aku sih lebih memilih es cobra, karena aku lebih suka minuman es yang pakai santan, hahaha. #senyum.lebar

 

 

Dengan demikian, menurutku minuman es di Warung Es Cobra termasuk golongan kuliner yang “cukup tahu saja” #hehehe. Sedangkan bagi istri, belum ada minuman es yang sanggup mengalahkan pamornya es buah PK (Pakuningratan), bahkan es dawet depan Pasar Kotagede sekalipun.

 

Walaupun begitu, ketika pada suatu saat Kota Salatiga didera hawa panas nan gerah (yang sepertinya sangat langka terjadi #hehehe), melarikan diri untuk mencari kesegaran di Warung Es Cobra boleh juga dijadikan pilihan. #senyum.lebar

 

Eh, atau mungkin menyantap dua makanan di daftar menu makanan Warung Es Cobra di atas yang nggak boleh kami santap itu? #hehehe

NIMBRUNG DI SINI