“Wis, gue tidur bentar ya? Asli, gue ngantuk banget! Nggak tidur gue di Semarang.”
Permintaan yang nggak membutuhkan jawaban itu dilontarkan oleh Dimas, kawan satu sekolah semasa SD, SMP, dan SMA. Pada akhir Juli 2016, Dimas singgah di Yogyakarta untuk yang kedua kalinya. Ia seakan ingin menggenapi tempat-tempat yang belum tersinggahi sewaktu kunjungan pertama pada bulan Januari 2016 silam.
SILAKAN DIBACA
Persis seperti perjalanannya yang pertama, Dimas bertolak dari Jakarta ke Yogyakarta dengan menunggang sepeda motor. Jalur Pantura dipilihnya karena diyakini memiliki durasi tempuh yang lebih singkat. Apabila berangkat selepas subuh, ia memprediksi bakal tiba di Yogyakarta saat tengah malam. Tapi mbuh ngopo, dirinya malah ketiduran dan baru berangkat selepas zuhur.
Hadeh....
Singkat cerita, Dimas mendarat dengan selamat di kediamanku pada hari Minggu pagi (31/7/2016). Lewat tengah malam ia baru tiba di Semarang dan memutuskan untuk bersitirahat di masjid pinggir jalan. Pantas saja lah kalau sekarang dirinya ngantuk. #hehehe
Alasan ke Yogyakarta Lagi itu ....
Ada banyak alasan yang melatarbelakangi seseorang untuk berulang kali datang ke Yogyakarta. Salah satunya ialah di Yogyakarta mereka seakan menemukan rasa nyaman dan tentram yang tiada terasa di kota besar. Hal itu selaras dengan ucapan Dimas,
“Dari kota-kota yang pernah gue datengin, yang paling gue suka itu Jogja. Ya nyaman aja.”
Akan tetapi, kedatangan Dimas ke Yogyakarta ini rupa-rupanya bukan hanya karena alasan rasa nyaman thok, melainkan juga karena suatu alasan yang buatku terdengar nggak biasa....
“Gue pingin ke tempat-tempat syutingnya film AADC 2! Dah nonton belum loe?”
He?
AADC 2?
Ada Apa Dengan Cinta 2 itu maksudnya?
Yang aktor utamanya Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra itu kan?
Ya jelas belum nonton lah!
Lha, mau nonton sama siapa pula? #hehehe
Film cinta-cintaan kalau nonton sendirian rasanya agak wagu gitu....
Eh, sebetulnya dulu Juragan pernah ngajakin nonton sih.
Tapi... dua bujang di usia 30-an nonton film romantis berdua... NGGGGG... kayaknya ya agak gimanaaaaa gitu. #hehehe
Haisy! Sudahlah! Biarkan AADC 2 berlalu dengan tenang! Hahahaha. #senyum.lebar
Alasan Foto-Foto di Gumuk Pasir Parangkusumo itu ....
Anyway, setelah Dimas selesai bertualang di alam mimpi, kami berdua pun langsung cabut menuju salah satu lokasi syuting AADC 2 di selatan Yogyakarta, yaitu Gumuk Pasir Parangkusumo!
Tapi, di tengah perjalanan kami sempat mampir-mampir dulu, hahaha. #senyum.lebar
Tempat mampir yang pertama adalah Rumah Makan Bu Ageng di Jl. Titrodipuran. Dimas pingin banget makan di sini, jadi ya sekalian mampir saja mumpung jalannya searah. Setelah itu mampir ke bengkel di Jl. Parangtritis untuk jadwal rutin mengganti oli sepeda motor. Jadinya, kami baru sampai di Gumuk Pasir pukul setengah 5 sore deh. #hehehe
Mungkin Pembaca sudah pada tahu ya. Gumuk Pasir Parangkusumo itu merupakan salah satu tempat wisata di Yogyakarta yang saat ini sedang nge-hits di kalangan anak muda. Duluuu, awalnya populer karena sandboarding. Sekarang populernya jadi lokasi foto-foto lucu. #hehehe
Rute ke Gumuk Pasir Parangkusumo dari Kota Jogja juga gampang banget. Tinggal ikuti Jl. Parangtritis sampai ke ujungnya sejauh kira-kira 23 km. Bayar retribusi masuk kawasan pantai Rp10.000 untuk dua orang. Setelah itu gumuk pasirnya sudah kelihatan dari pinggir jalan raya sekitar 2 km dari gerbang retribusi.
Oh iya, ongkos parkir di Gumuk Pasir Parangkusumo Rp3.000 untuk satu sepeda motor. Murah ya? Untung juga nggak ada tarif buat foto-foto. #senyum.lebar
Sepeda motor diparkir di dekat lokasi yang dipakai sandboarding. Dimas aku tawari mencoba sandboarding. Tapi dianya nggak mau. Males katanya. Soalnya mau sandboarding harus bayar lagi. Ya sudah lah.
Jadinya, dari lokasi sandboarding kami menjelajah daerah di sekitaran gumuk pasir. Penasaran saja. Masak wilayah gumuk pasir hanya sebatas lokasi sandboarding thok?
Sekalian juga momen ini aku manfaatkan untuk menguji coba DLSR pinjaman Nikon D5500 yang dibawa oleh Dimas. Sekali-kali, bolehlah D80 "dimadu" untuk beberapa hari ke depan, gyahahaha. #senyum.lebar
Setelah mendaki bukit pasir tinggi yang menjadi area seluncur sandboarding, kami pun dihadapkan dengan padang pasir yang luas. Aku ya bingung. Di padang pasir luas semacam ini obyek foto yang menarik apaan ya?
Untung waktu itu aku fokus meladeni permintaan foto-fotonya Dimas. Jadinya aku nggak perlu mikir panjang deh mau motret apaan, hahaha. #senyum.lebar
Tapi betul deh! Menurutku susah mencari obyek yang menarik di area padang pasir ini. Apa kebanyakan pasir ya? Soalnya, warna pasir kan kusam. Satu-satunya yang bisa bikin cerah ialah rona langit. Itu pun kalau langitnya nggak mendung. Vegetasinya juga mayoritas semak jadi nggak begitu menarik.
Menurutku, salah satu cara agar hasil foto terlihat lebih menarik di padang pasir ini ialah dengan menyertakan obyek manusia. Sebab, busana yang dikenakan obyek manusia dengan warna pasir itu kan bisa dibuat agar kontras. Jadi, obyek manusianya bakal lebih mencuri perhatian.
Walaupun di mataku Gumuk Pasir Parangkusumo ini kurang begitu menarik tetapi sepertinya bagi para cewek hal tersebut tidaklah benar.
Setelah berjalan kaki sekitar 100 meter dari lokasi sandboarding, kami tiba di wilayah lain Gumuk Pasir Parangkusumo. Menariknya, di sini ramai oleh para pengunjung cewek! Boleh dibilang hampir sebagian besar pengunjung di lokasi ini ialah cewek! Mungkin juga karena waktu itu pas hari Minggu ya?
Lha, terus pada ngapain itu cewek-cewek ramai di sini?
Ya pada FOTO-FOTO lah! #hehehe
Dari hasil pengamatan yang hanya sepintas dua pintas, aku tiba pada suatu kesimpulan kenapa cewek-cewek senang berfoto-foto di lokasi Gumuk Pasir Parangkusumo yang sebelah sini. Itu karena,
Di lokasi ini bisa berfoto-foto dengan bermacam obyek "lucu" dengan GRATIS!
Yang aku maksudkan sebagai obyek "lucu" itu ialah obyek yang menarik untuk disertakan sebagai properti foto, misalnya:
- Ayunan
- Hiasan bunga-bungaan yang dibentuk hati (love)
- Papan berbentuk onta (sepertinya #hehehe)
- Tulisan besar GUMUK PASIR
- Gardu pandang
Ya pokoknya ada banyak obyek-obyek lucu lah. Lumayan sebagai obyek penanda pada foto yang diunggah ke Instagram, Path, atau Facebook bahwa kamu sudah pernah berkunjung ke Gumuk Pasir Parangkusumo. #hehehe
Dimas pun aku tawari untuk berfoto dengan latar tulisan besar GUMUK PASIR. Tapinya dia menolak.
"Nanti ini tempat jadi makin rame. Sampahnya (yang dibuang sembarangan) juga jadi makin banyak."
Hmmm, ada benarnya juga ucapan Dimas itu. Tapi, nanti lah kelanjutannya aku renungkan sambil ngendog. #hehehe
Oh, omong-omong yang jadi lokasi shooting filmnya AADC 2 itu Gumuk Pasir Parangkusumo yang sebelah mana ya? #hehehe
Saiki susanane wes berubah. Kaget juga pas hari Minggu lewat situ dadi rame banget.
Hayo AADC sebelah mana?
Ngarep dipotoin kaya Mas Dimas itu, wkwkwkw.
Tapi emang sih kudu ada obyek buat dijepret kalo langit sedang kurang bersahabat...
Tapi tergantung sutradara dan aktornya juga ya ... menarik gak untuk di tonton.
Ternyata kita samaan ya ... belum nonton AADC 2 .. :D
Btw .. foto-foto siluetnya juara deh ... suka..
Matur nuwun pujian fotonya Kang. :D